Benelli TRK251

TRK251 memiliki kelengkapan fitur menunjang. Seperti pada pencahayaan, ia hadir dengan komponen-komponen modern. Cahaya bukan lagi dipancarkan lewat reflektor, melainkan bertipe proyektor LED, atau Benelli menyebutnya BI Lens. Kualitas penerangan ala diode tak perlu diragukan lagi, ditambah titik sorot cahaya bakal lebih fokus.

DRL di atas lampu utama juga menghias tampang motor, sekaligus berfungsi sebagai penanda di siang hari. Dan bukan hanya di depan, cahaya sein, sampai tail light sepenuhnya sudah LED. Tak seperti kompetitor yang masih memadukan halogen, atau bahkan tak punya dioda sama sekali.

Panel instrument juga sudah full digital. Display layar negatif menunjukkan data-data dengan jelas. Dan tentunya lengkap. Posisi gigi, suhu mesin, dua trip meter, odometer, putaran mesin, waktu, fuel meter, serta sensor penting lain tertera. Kecepatan dan jarak tempuh pun dapat diganti jadi kph atau mph, khas motor pasar Eropa. Sayang, tak nampak penghitung konsumsi bahan bakar.

Sisanya standar. Area saklar hanya untuk mengoperasikan hal fundamental. Belum ada perangkat elektronik canggih seperti riding mode, cruise control, kontrol traksi, atau hal-hal sejenis. Tapi bukan berarti payah, sebab rivalnya pun tak sanggup menyajikan fasilitas semacam ini.

Mengenai penunjang jalan jauh TRK sudah disiapkan matang. Windshield tinggi menjadi komponen bawaan standar. Bahkan disangga pipa besi nan kokoh, terpasang pada area fork. Kuat. Sayang posisinya paten, tak bisa diatur ulang. Sementara di belakang, behel panjang dengan tulang tebal siap dijadikan bracket box hardcase.

ahasa desain TRK251 begitu senada dengan sang kakak, TRK502X. Paling terlihat adalah bagian moncong, atau biasa disebut paruh burung. Fairing oversize ini memang seakan jadi identitas motor tualang. Posisinya tepat di bawah lampu utama, menyambung dengan panel samping. Sekilas, ia pun jadi tampak sedikit mirip dengan Ducati Multistrada.

Area tangka, samping belakang, serta buritan lebih banyak dipahat mengotak. Pas dengan karakter tangguh TRK. Apalagi ada tambahan besi di buntut belakang, rangka teralis yang dipertontonkan, serta upside down kekar menambah aura jantan motor Cina berdarah Italia ini.

Dimensinya tergolong besar. Panjang motor sampai 2070 mm, lebar 840 mm, serta tinggi 1.300 mm. Sementara jarak sumbu rodanya 1.390 mm dan berat terisi 176 kg. Tampaknya perlu sedikit usaha kala mengendalikannya di area sempit, atau kemacetan.

Untung saja jarak jok ke tanah terbilang dapat ditoleransi. Tingginya 800 mm, dengan lebar sadel tak berlebihan. Harusnya postur standar Indonesia masih bisa menapak, meski sedikit jinjit. Secara bersamaan ground clearance-nya tinggi, 170 mm. Menghadang medan dinamis bukan masalah besar bagi si bongsor ini. Dan juga, kapasitas muat bensin sampai 18 liter. Cukup buat diajak berjalan jauh.

Struktur utama TRK berbentuk rangka teralis. Mirip-mirip dengan milik rival pabrikan Jepang. Tapi yang membuatnya spesial, penopang depan diprakarsai fork upside down 41 mm, dengan panjang 135 mm. Seharusnya pengendalian dan peredaman depan cukup optimal berkat inverted fork nan kekar.

Lantas di belakang sebuah shock menopang dari tengah. Suspensi tunggal itu memiliki stroke 60 mm, serta dapat diatur tingkat preload-nya. Semua varian warna mengenakan spring merah di bagian ini, menjadi aksen sporty.

Posisi duduk tegak dan jok tebal jelas menjadi unsur pasti, sesuai karakter adventure. Didukung pula dengan stang lebar berposisi tinggi, seharusnya nyaman diajak berkelana. Sementara area sadel penumpang dibuat dengan model terpisah, dengan busa jok sedikit lebih tipis.

Tak seperti adventurer lain, Benelli memilih komposisi ban diameter rata (17 inci), hanya sedikit lebih lebar belakang. Peleknya juga bukan jari-jari, melainkan memakai model palang. Menariknya, piringan cakram gelombang 280 mm dioptimalkan dengan kaliper empat piston, serta 240 mm satu piston di belakang. Masing-masing telah terkoneksi sensor ABS, tersedia sebagai standar.

Bukan yang paling hebat dan cenderung di bawah rival. Mesin satu silinder 250 cc berpendingin cairan nyatanya tak sanggup melontar daya melimpah. Tercatat tenaga 25,5 Hp/9.250 rpm, alias terpaut banyak dengan power yang dapat dihasilkan Kawasaki maupun Honda. Beruntung torsi masih terjaga pada 21,1 Nm/8.000 rpm, sepantar teman-temannya. Seluruh daya diterjemahkan lewat girboks enam percepatan ke roda belakang.

TRK mengandalkan sistem injeksi elektronik dengan ukuran throttle body 37 mm. Atas mekanisme suplai bensin modern, ia diklaim bisa berjalan 40 km dengan satu liter bensin. Lumayan irit buat kuran 250 cc.