Yamaha Indonesia Bicara Dampak Resesi, Bisa Bikin Minat Beli Motor Berkurang
KEY TAKEAWAYS
Di tengah kenaikan kembali sektor otomotif Indonesia, ada kekhawatiran dari isu resesi global
Yamaha juga dibayangi persoalan ini, namun sudah menyiapkan strategi jituTahun 2023 dihantui isu resesi yang dipercaya dapat memperlambat laju ekonomi di segala bidang, termasuk industri otomotif. Yamaha Indonesia sudah ambil ancang-ancang terkait hal tersebut dengan menyiapkan strategi jitu.
President Director & CEO PT YIMM Dyonisius Beti mengungkapkan kepercayaan dirinya menghadapi resesi yang mungkin terjadi di 2023. Namun tak bisa dipungkiri bila dirinya khawatir resesi bisa mempengaruhi penjualan motor dan minat beli konsumen.
"Resesi mungkin masih bisa tertahan tapi pasti paling banyak impak yang dirasakan adalah golongan menengah ke bawah di mana biaya hidup itu tidak tertahan. Biaya hidup naik dengan uang pas-pasan kebutuhan untuk membeli motor itu bisa tertunda," kata Dyonisius saat ditemui OTO.com, di sela-sela peluncuran Grand Filano belum lama ini.
Strategi yang akan dilakukan Yamaha adalah memperkuat kepercayaan diri dari sisi internal. Di lain hal juga merancang serta menciptakan terobosan untuk mengadaptasi kemungkinan yang tak terduga dari dampak resesi.
"Menghadapi kondisi global resesi ini, kita harus punya terobosan atau daya pegas. Untuk daya pegas yang baik adalah harus mengadaptasi segala perubahan yang tidak terduga. Karena banyak orang bilang Indonesia tidak adalah masalah soal resesi ini. Tapi jujur bicara, kita agak khawatir utang luar negeri besar dan bunga bisa tertahan, jika bunga naik inflasi pasti naik," pungkasnya.
Lebih lanjut, masih terkait strategi, pihaknya akan memperkuat fundamental dan mengokohkan pondasi untuk menghadapi resesi baik secara global dan apabila terjadi di Indonesia nantinya.
"Untuk itu kita harus memperkuat fundamentalnya, kita pikirkan paling penting adalah bagaimana diler itu bisa solid dan kuat. Strategi ini kita ingin memperkuat pondasi, semangatnya harus diperkuat siapapun juga ingin menang. Kita lebih mementingkan internal, pondasi, dan memperbaiki efisiensi untuk biaya man power dan sebagainya. Sehingga saat kita keluar dari kondisi yang tidak pasti ini, kita siap tancap gas," jelasnya.
Baca Juga: Beda Kelas, Yamaha Yakin Grand Filano dan Fazzio Tak Saling Caplok Pasar
Industri Otomotif ‘Dipukul’ Bertubi-tubi
Sebelum bersiap menghadapi kemungkinan terjadinya resesi, industri otomotif khususnya roda 2 yang melibatkan banyak bisnis di belakangnya sudah terhantam oleh pandemi Covid-19.
Tahun 2020 sebagai contoh. Saat awal-awal pandemi COVID-19 melanda, penjualan motor baru secara nasional hanya bisa meraih 3,6 juta unit. Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) atau turun hampir 40 persen dari torehan tahun 2019 di angka total 6,4 jutaan unit.
Pada 2021 saat penanganan kasus COVID-19, mulai teratasi penjualan nasional sepeda motor naik hingga 5 juta. Dan pada 2022 kemarin meski terhambat oleh pasokan cip angka penjualan motor secara nasional bisa terkatrol ke 5,2 jutaan unit. (KIT/ODI)
Baca Juga: Strategi Yamaha Bikin Harga Grand Filano Lebih Murah Dibanding Negara Asalnya Thailand
Model Motor Yamaha
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Motor Unggulan Yamaha
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Yamaha Terbaru di Oto
Artikel Motor Yamaha dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature