Yamaha Aerox vs Honda PCX, Pilih Sporty atau Elegan?

Selain NMax, Yamaha juga punya Aerox untuk melawan Honda PCX. Desainnya memang sedikit berbeda, Aerox lebih mengarah ke sporty. Namun secara mesin dan segmen masih sama, skutik maxi. Lantas, seperti apa jika Aerox dikomparasi dengan PCX?

Harga

Kita buka perbandingan harga. Aerox punya banderol lebih murah dari Nmax. Artinya juga, Aerox lebih murah dari PCX. Bahkan varian paling bawah PCX, masih lebih mahal dari varian tertinggi Aerox. Harga Aerox mulai dari Rp 23,55 juta untuk varian standar, RP 24,85 varian R dan Rp 27,45 untuk Aerox S yang dilengkapi ABS. Sementara PCX termurah ditawarkan Rp 27,8 juta dan tambah Rp 3 juta untuk melengkapinya dengan ABS. Ada juga PCX Hybrid dengan banderol Rp 40,3 juta.

Desain dan Dimensi

Seperti yang terlihat, PCX punya nilai desain elegan. Aerox kuat karakter desain sporty-nya. Kalau PCX punya posisi riding yang santai dan nyaman, Aerox seperti skutik kebanyakan namun dengan posisi lebih tinggi. Posisi riding pada Aerox, mendekati posisi berkendara motor sport. Keduanya sama baik, sesuai kebutuhan dan preferensi pengguna.

Aerox punya dimensi 1.990 X 700 X 1.125 mm (PxLxT) dengan jarak sumbu roda 1.350 mm dan 142 mm dari permukaan jalan. PCX berukuran 1.923 x 745 x 1.107 mm, dengan 1.313 mm jarak antar-poros roda dan 137 mm ground clearance. Ternyata Aerox lebih panjang. Efek bodi yang gambot, Aerox memang terlihat tak sepanjang PCX. Aerox juga punya ketinggian jok 790 mm. Lebih tinggi dari PCX di angka 764 mm. Jadi kalau postur tubuh tidak terlalu tinggi, kaki lebih sulit menapak ketimbang naik PCX.

Performa

Mesin Aerox basisnya sama dengan Nmax, 155 cc VVA (Variable Valve Actuation). Mesin dengan pendingin cairan itu memuntahkan daya 14,95 PS pada 8.000 rpm dan torsi maksimal 13,8 Nm pada 6.200 Nm. Aerox juga punya smart motor generator (SMG) untuk mesin lebih halus dan mendukung start stop system. Bobot Aerox sendiri, 118 kg.

PCX memakai mesin dari Vario 150. Berkapasitas 149,3 cc PGM-Fi dengan daya 14,7 PS pada 8.000 rpm dan torsi 13,2 Nm pada 6.500 rpm. Ia dilengkapi ACG starter untuk menghaluskan nyala mesin, yang kemudian mendukung pemasangan fitur idling stop system. PCX punya bobot 131 kg.

Aerox unggul soal performa output mesin. Apalagi Aerox sudah punya teknologi katup variabel. PCX belum punya teknologi itu. Namun soal daya tampung bahan bakar, PCX unggul jauh dengan kapasitas 8 liter berbanding 4,6 liter pada Aerox. Sedang deselerasi, PCX juga unggul karena punya rem cakram di tiap roda dan fitur combi brake system. Baik Aerox dan PCX punya pilihan varian dengan teknologi pengereman ABS.

Fitur

Yamaha membekali Aerox dengan banyak fitur. Ada lampu LED, panel meter digital, kompartemen dengan electric power socket dan bagasi 25 liter pada Aerox standar. Varian R ditambah suspensi dengan tabung. Sedang varian S ditambah lagi smart key system, ABS dan start stop system. Aerox menggunakan roda 14 inci dengan balutan ban tubeless ukuran 110/80 di depan dan 140/70 ban belakang.

PCX juga cukup berlimpah fitur. Lampu sudah LED semua, ada fungsi hazard, panel meter digital, smart key system (keyless), console box dengan electric power charging, idling stop system dan bagasi lapang 28,8 liter. PCX memakai pelek 14 inci dengan ban tubeless 100/80 di depan dan 120/70 di belakang.

Kesimpulan

Mengesampingkan preferensi desain dan merek, kami memilih Yamaha Aerox. Fitur Aerox, khususnya varian termahal, sudah menyamai yang ditawarkan PCX termurah. Jadi Aerox punya nilai fitur berbanding harga lebih baik dari PCX. Tapi tentu tak sesimpel itu kala memilih motor. Merek dan desain masih punya andil besar dalam pemilihan setiap kendaraan. Desain PCX yang lebih elegan dan mirip skutik moge, memang sangat menggiurkan bagi sebagian besar masyarakat kita. (Tom/Van)

Baca Juga: Menanti Yamaha MT-25 Terbaru