Setelah First Edition, BMW R 18 Varian Classic Masuk Indonesia Februari 2021
Kondisi pandemi Covid-19 memang masih melanda Indonesia, tapi tak menyurutkan pasar otomotif Tanah Air. Animo produk BMW Motorrad tampaknya memiliki respons menarik. Usai sukses dengan R nine T, giliran R 18 First Edition dihadirkan. Produk yang juga mengusung konsep heritage itu diklaim sudah dapat sederet SPK. Sudah? Belum. BMW Motorrad Indonesia bahkan sudah merencana memboyong varian Classic pada awal tahun depan. Harganya lebih mahal Rp 70 juta.
“Buat varian Classic nanti datang sekitar Februari 2021. Harganya lebih mahal Rp 70 juta, berarti sekitar Rp 1.039 Miliar dalam kondisi off the road. Bedanya dia lebih ke touring. Pakai windshield, ada sadel penumpang dan pakai box,” ungkap Joe Frans, CEO BMW Motorrad, saat ditanya di markas besarnya.
Secara teknis R 18 Classic sebetulnya tak punya diferensiasi, hampir semuanya mirip. Namun peruntukannya jelas lebih fungsional ketika dibawa berjalan jauh. Dari depan saja misalnya, ia ketambahan dua lampu bulat di sisi headlight utama. Ukurannya lebih kecil dan disangga pipa krom dari bawah. Mirip styling Softail klasik milik Harley-Davidson.
Baca juga: Cruiser Heritage BMW R 18 Resmi Masuk Indonesia, Banderolnya Tembus Rp 1 Miliar
Bentangan pipa krom juga menjadi bracket bagi windshield super tinggi. Motor ini dibekali mika pengempas angin yang tentunya berguna ketika berjelajah jarak jauh. Dari dua ornamen itu saja, gaya R 18 terlihat sangat berbeda dari yang biasa. Jika First Edition sangatlah memberi pesan galak dan brutal, ia terlihat lebih dewasa.
Pebedaan lain juga terlihat dari jok. Sadel penumpang sudah jadi bawaan standar. Otomatis beserta footstep belakang, dipasang persis di atas drive shaft. Sangat beda dengan jok tunggal milik First Edition. Terakhir, untuk mengakomodir barang sisi kanan kiri belakang dipasang saddle bags. Tenang, bentuknya tetap klasik. Meski hardcase namun permukaan dilapis tekstur kulit hitam dan pengunci sabuk. Berselera.
Sisanya kurang lebih sama. Ia tetap dijejali mesin boxer BMW paling besar yang pernah dibuat, 1.802 cc. Komposisi bore dan stroke hampir sama besar, karena itu keluaran output diraih begitu cepat. Daya 91 Hp keluar mulai 4.750 rpm, sementara tendangan torsi 157 Nm mulai bisa dirasakan pada rentang 2.000 rpm sampai 4.000 rpm.
Klaim kecepatan puncak sekitar 178 kpj, yang sebetulnya tak memukau buat besaran kubikasi segitu. Tapi memang bukan seberapa cepat ia berlari yang jadi fokus. Sensasi torsi brutal dan karakter mesin tidur adalah hal tak terbayar dari motor ini.
Untuk informasi saja, pengembangan mesin sebetulnya berkaca penuh pada produk tradisional mereka. Makanya mengusung mesin boxer dan tak memakai radiator sebagai penjaga suhu, melainkan oil cooler. Tapi soal pendukung performa, tak ada yang bisa dikatakan konservatif. Injeksinya sudah elektronik, bahkan memakai sistem throttle-by-wire. Makanya bisa memiliki tiga mode mengendara dan kontrol traksi.
Pun begitu ketika melihat proses transfer tenaga. Girboks enam percepatan berpadu dengan drive shaft yang diekspos untuk menggerakkan roda belakang. Klasik. Tapi transmisi dilengkapi pula sistem semacam slipper clutch. Berfungsi sebagai pengendali efek engine brake waktu menurunkan gigi dari kecepatan tinggi, dioperasikan lewat sistem elektronik. Dan paling menarik, ada reverse assist untuk membantu pengendara memundurkan motor nan berat itu.
Baca juga: Kabel Ajaib Maxxwire Bikin Power Motor Meningkat
Opsi trim untuk touring mestinya bisa mendapat respons tak kalah bagus. Berkaca pada R 18 First Edition saja, Joe mengaku sudah ada 20 konsumen melakukan SPK, meski harganya Rp 969 juta off the road. Mungkin disebabkan pemesanan impor unit edisi ini memiliki jangka waktu pendek, yakni sampai awal tahun 2021.
“Untuk First Edition SPK ada sekitar 20 unit. Cuma sampai akhir tahun ini kami cuma mampu memasuki lima unit. Untuk First Edition ini bisa dibilang edisi terbatas, karena hanya bisa dipesan sampai Februari dan Maret tahun depan. Dan mungkin terakhir bisa didatangkan pada April sampai Mei 2021. Dia dapat beberapa hal berbeda. Seperti ornamen krom dan double pinstripe, serta paket box khusus tadi,” tambahnya.
Selain motornya unik, BMW memang memberikan box berisi barang-barang khusus pada tiap pembelian R 18 First Edition. Dalam kotak mewah berisi buku sejarah dan segala tentang BMW yang sangat tebal. Ditambah lagi, ada gloves serta obeng dan baut dengan laburan bronze, serta finishing karat yang kita sering sebut patina. Lantas tiga emblem cadangan bertema klasik juga disiapkan jika sewaktu-waktu konsumen ingin berpenampilan berbeda.
Untuk pasar Indonesia, tidak ada target khusus soal penjualan R 18. Joe menyadari bahwa segmentasinya super mewah, jadi mengikuti order konsumen saja. Ia merasa tak perlu “gila” menargetkan angka yang tidak masuk akal. Selain itu, ia mengungkapkan para konsumen cruiser klasik ini nantinya juga bakal mendapat paket garansi tiga tahun. Serta jaminan servis gratis selama 12 bulan.
Terlepas itu, BMW Motorrad Indonesia mengaku pandemi cukup berpengaruh terhadap penjualan unit. Terutama di segmen entry level. Untungnya, yang menjadi tulang punggung mereka justru ada di kelas kakap. Yakni R 1250 GS si petualang jumbo, serta R nine T dari keluarga BMW Heritage.
“Secara volume tak bisa balik seperti tahun lalu. Tapi prinsip dasarnya selama masih ada penjualan ya kami masih bisa berjalan. Dan untungnya tak ada pengurangan karyawan dan lain-lain. Meskipun tetap saja terdampak akibat pandemi ini. Terutama demand produk yang entry level. Lantas untuk corenya tidak seberpengaruh itu, dari mulai R 1250 GS dan R nine T,” kata Joe menutup pembicaraan. (Hlm/Raju)
Foto: bmw
Baca juga: Bantu Kembangkan Ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik, Grab Siapkan KBL dan SPBKLU di Bali
Model Motor BMW
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor BMW Terbaru di Oto
Artikel Motor BMW dari Zigwheels
- Motovaganza
- Artikel Feature