MotoGP: 2021 Rossi Pindah ke Tim Satelit Petronas Yamaha SRT?
Gosip kepindahan Valentino Rossi ke Petronas Yamaha SRT mencuat beberapa hari ini. Bagaimana tidak, di tengah wawancara dengan Cycle World, ia menjawab bahwa dirinya tak menutup kemungkinan mengalami pemutasian ke tim satelit itu.
Begini kutipan wawancaranya;
Cycle World: Anda pernah berujar bahwa Yamaha harus mempromosikan Fabio Quartararo ke tim pabrikan. Dengan masih adanya Vinales, maka ada tiga pembalap untuk dua kursi di atas M1.
Rossi: Itu masalah.
Cycle World: Vinales dengan tegas pernah mengatakan tak akan pindah ke Petronas SRT, dan Quartararo juga tak akan mau lama-lama di sana.
Rossi: Saya tak lihat ada perbedaan untuk pindah ke Petronas.
Cycle World: Apakah Anda mau pindah?
Rossi: Saya lebih suka posisi di mana saya berada sekarang. Seperti saya katakan, ada tiga orang untuk dua kursi yang ada, dan kita harus mempertimbangkan posisi ketiga. Bagi saya, walaupun di Petronas, tak ada yang salah. Tapi bisa saja Vinales yang pindah, atau Quartararo pindah, siapa yang tahu?
Baca juga: Intip Spesifikasi Yamaha R1M, Turunan Yamaha R1M
Silahkan artikan sendiri kalimat Rossi dari publikasi tanggal 3 ini. Namun, dapat kami simpulkan bahwa peluang Rossi pindah ke Petronas memang ada, tapi itu sangatlah kecil.
Tentu kami tak melihat hasil wawancara ini saja. Banyak fakta yang bisa lebih menggambarkan potensi karir Rossi setelah 2020 nanti. Ya, seperti diketahui, kontrak Rossi dan tim berlambang garputala memang tuntas di musim ini. Nasibnya di 2021 tentu hanya ia yang tahu.
Fakta pertama, Rossi sudah memasuki umur yang tidak produktif. Masa kejayaannya sudah berakhir lebih dari satu dekade lalu. Ya, catatan kami, ia mencapai puncak performanya pada 2009. Pada musim itu, Rossi sukses memenangkan 9 balapan dan naik podium hingga 16 kali. Total poin yang dibukukannya mencapai 273 poin.
Sayang, dari situ, karirnya tak pernah lebih baik lagi. Dua musim berikutnya ia hanya menyelesaikan kiprah di peringkat tiga. Begitu ia pindah ke Ducati, karirnya memburuk. Selesai musim di posisi enam, tentu bukan catatan yang bisa dibanggakan.
Kembalinya Rossi ke Yamaha pada 2013 memang berimplikasi positif. Bisa jadi runner up di tiga musim (2014, 2015, 2016) adalah jawaban bahwa dirinya memang cocok dengan tim ini. Apalagi saat itu ia sudah berumur 35 tahun. Sementara, ia harus mengekor rider-rider yang umurnya 20 tahunan.
Kini, The Doctor sudah masuk di usia 41 tahun. Bukan situasi yang paling menguntungkan untuk berkompetisi mengendalikan motor besar di kecepatan lebih dari 300 kpj. Lorenzo, Pedrosa dan Casey Stoner yang lebih muda dari dirinya saja sudah memutuskan pensiun dari balapan.
Memutuskan untuk tidak ke Petronas dan pensiun, mungkin adalah pilihan yang kami anggap menarik. Toh, peluangnya untuk mencatat hasil yang lebih baik bersama tim satelit, tentu lebih kecil.
Apalagi menilik bahwa lini bisnis Rossi sudah sangat luas. Dari apparel hingga tim Moto3 sudah mengalirkannya pundi-pundi uang. Namun kacamata kami tentu bisa saja berbeda dengan sang legenda hidup. Jika minatnya adalah gairah membetot gas dan berkompetisi, tentu prediksi ini jadi sia-sia. Mari kita lihat perkembangannya. (Van/Ano)
Sumber: Cycle World
Baca juga: Seberapa Menarik Yamaha R1M 2020?
Model Motor Yamaha
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Yamaha Terbaru di Oto
Artikel Motor Yamaha dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature