Mau Beli Kawasaki W175? Catat Empat Kekurangan Ini! (GALERI FOTO)
Kawasaki W175, memang menggiurkan bagi pecinta motor retro. Tampangnya klasik, tak terbantahkan lewat kemunculan lampu depan dan spion bulat. Tangki bensin tanpa sudut, pelek jari-jari serta knalpot menggembung di tengah (peashooter).
Harga kuda besi ini juga cukup terjangkau untuk kelas 175 cc. PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) membanderolnya mulai Rp 29,8 juta (OTR Jakarta) untuk varian standar dan Rp 30,8 juta (OTR Jakarta) varian Special Edition.
Adakah kekurangan Kawasaki W175? Melalui hasil uji coba singkat, kami menyimpulkan ada empat poin. Simak bahasan berikut:
1. Tanpa Indikator Bahan Bakar
Panel instrumennya memang sangat sederhana, tunggal berbentuk bulat. Cuma mampu memberi informasi: kecepatan, odometer, trip meter, indikator sein, lampu jauh dan posisi gigi transmisi netral.
Kawasaki melupakan indikator esensial, penunjuk bahan bakar. Bila Anda ingin tahu jumlah bahan bakar yang ada di tangki, harus membuka tutupnya dulu, kemudian goyang-goyangkan. Jika bahan bakar habis di tengah jalan, Kawasaki masih menyiapkan bahan bakar cadangan. Anda bisa menyalurkannya lewat keran reservoir di sisi kiri mesin. Sungguh merepotkan memang, tapi apakah gaya retro harus disertai cara guna yang kuno juga?
2. Tanpa Kick Starter
Motor retro biasanya selalu punya kick starter untuk mengaktifkan mesin. Sayangnya W175 tidak punya itu. Padahal penting, khususnya bila aki soak atau kekurangan daya. Kuda besi ini hanya mengandalkan tombol electric starter di sisi kanan stang. Mungkin Kawasaki ingin memberikan kesempatan pemilik motor untuk berolah raga sambil mendorong motornya ketika electric starter enggan menyala.
3. Posisi Berkendara Kurang Rileks
Saat kami mencoba dalam sesi test ride singkat, yang dirasa cukup mengganggu, posisi stang kurang tinggi. Efeknya berkendara dengan W175 jadi sedikit menunduk. Apalagi untuk pengendara dengan tinggi 170 cm ke atas, jadi cepat lelah bila memakainya untuk berkendara jauh.
Di samping itu, adik kandung W250 atau Estrella tidak ada masalah. Bobotnya ringan hanya 126 kg dan kaki mudah menapak ke aspal menjadi kelebihan tersendiri yang membuat siapa saja begitu percaya diri saat menungganginya. Stang motor juga mudah dikendalikan, mengikuti keinginan pengendara.
4. Mesin Kurang Berkarakter
Tampilannya sudah klasik, tapi saat mesin 177 cc SOHC satu silinder miliknya digeber, terasa kurang berkarakter. Getaran khas motor jadul sungguh minim, W175 terlalu lembut, padahal bagi sebagian konsumen itulah yang dirindukan.
Ketika pedal gas diputar, mesinnya sangat responsif. Hampir di setiap putaran mesin terasa padat tenaganya, terutama di putaran bawah. Kemampuan ini menjadikan W175 sangat lincah melewati jalan berbukit. Saat pengujian di jalan lurus, kami bahkan dapat menyentuh kecepatan 100 kpj dengan gampang.
Benar-benar seperti mesin motor modern. Perpindahan gigi transmisi sangat mulus, menaikkan, menurunkan dan mencari posisi netral tidak ada masalah. kopling pun lumayan ringan. Sekali lagi ini membuktikan, karakter jadulnya kurang terasa. Padahal basisnya, jantung mekanis lawas milik Kawasaki Eliminator dipadu sistem distribusi bahan bakar karburator. Performa superior ini benar-benar tidak kami duga. (Lod/Van)
Baca Juga : Begini Cara Kawasaki Tanggapi Motor Listrik di Indonesia
-
Jelajahi Kawasaki W175
Model Motor Kawasaki
Jangan lewatkan
Promo Kawasaki W175, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Kawasaki W175 Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Kapasitas
177
|
250
|
197
|
197
|
177
|
Tenaga Maksimal
12.82
|
17
|
12.7
|
12.7
|
12.82
|
Kategori
Cafe Racer
|
Cruiser
|
Cruiser
|
Cruiser
|
Cafe Racer
|
Opsi start
Electric
|
Electric
|
Kick & Electric
|
Kick & Electric
|
Electric
|
Rem Depan
Disc
|
Disc
|
Disc
|
Disc
|
Disc
|
|
Tren Cruiser
- Terbaru
- Populer
Artikel Motor Kawasaki W175 dari Zigwheels
- Motovaganza