Lima Fakta Menarik Honda PCX Electric
Kalimat "Selamat Datang”, rasanya pas untuk menyambut Honda PCX Electric. Skuter listrik Honda itu, jadi salah satu pionir dari sedikit roda dua yang berpenggerak elektrik. Masa depan elektrifikasi kendaraan kian dekat. Sambil merayakan kelahiran PCX Electric di sini, kita intip lima fakta menarik yang menempel pada skuter elegan dengan dapur pacu baterai itu.
1. Harga
Meski sudah diluncurkan, belum ada harga PCX Electric. Itu karena Honda memang tidak atau belum menjualnya secara bebas. Hal yang sama juga sudah diberlakukan di Jepang, dan target berikutnya memang Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Pihak manufaktur global, berencana mengumpulkan data permintaan dan kegunaan PCX electric untuk bisnis maupun dipakai personal. Caranya, dengan menyewakan motor ke perusahaan yang berminat.
Di Jepang, PCX Electric juga disewakan, sebagai solusi layanan bike-sharing dan kendaraan sewaan untuk turis di Tokyo. Di Indonesia, rencananya disewakan sebagai kendaraan operasional untuk perusahaan yang berminat. Tarifnya sekitar Rp 2 juta per bulan dengan masa pinjam minimal 2 tahun. Dibebaskan juga jumlah unitnya, mau sewa cuma satu pun tak masalah.
2. Performa
Dibanding PCX dengan mesin konvensional maupun hybrid, versi elektrik punya daya jauh lebih kecil. Tenaga hanya 5,7 PS pada 5.500 rpm. Tapi torsinya sangat besar, 18 Nm dan sudah tersedia pada 500 rpm. Artinya, PCX Electric tak bisa diajak kebut-kebutan, tapi punya tarikan awal dan akselerasi yang sangat responsif. Wajar, karena yang dikejar Honda memang efisiensi, bukan kecepatan.
3. Baterai
Sebagai jantung, Honda PCX Electric dibekali dua baterai li-ion yang bisa dilepas, disebut Mobile Power Packs. Spesifikasi baterai, 50,4 Volt / 20,8 Ah. Daya baterai dikirim ke motor penggerak di roda belakang. Ketika diisi on board, atau mencolok langsung dari motor ke power outlet standar rumahan, butuh 6 jam sampai kedua baterai terisi penuh. Jika dilepas dan diisi dengan off board charger, baterai terisi penuh setelah 4 jam. Klaim Honda, PCX Electric bisa menjelajah sampai 69 km, dengan hitungan kecepatan rata-rata 40 km/jam.
Menariknya, off board charger tidak diberikan ke konsumen. Honda menggunakan sistem swap atau ganti baterai. Jadi kalau kosong dan belum sempat diisi on board, bisa ditukar dengan baterai lain yang sudah terisi pada stasiun yang sudah ditentukan. Seperti mengisi bahan bakar minyak, cepat dan praktis. Selain itu, metode swap baterai juga membebaskan konsumen dari pemeliharaan baterai, sebagai komponen termahal dari kendaraan listrik.
4. Desain dan Dimensi
Dari tampilan, sangat mirip dengan PCX bermesin konvensional. Aksen biru jadi pembeda dari segi estetika. Selain itu, bagian yang biasa diisi box CVT berganti dengan penutup untuk motor elektrik di roda belakang. Knalpot, sudah pasti dihilangkan. Uniknya, sepatbor belakang yang menyerupai ekor pada kebanyakan motor, absen pada PCX Electric. Gantinya pelindung mud guard dekat dengan ban bernama hugger.
Dimensi keseluruhan tak berbeda, hanya jarak antar-poros roda lebih panjang. Shock belakang ganda juga sedikit mundur, menjamin pengendaraan lebih halus minim getaran. Bagian bagasi lapang PCX dikorbankan untuk ruang penyimpanan baterai. Alhasil, cuma tersisa ruang dengan daya muat 6 liter, dari 23,3 liter pada model hybrid.
5. Fitur
Sebagai representasi produk masa depan, PCX Electric dibekali fitur terkini. Panel meter sudah digital sepenuhnya, semua lampu memakai LED dan ada socket pengisi daya smartphone pada kompartemen depan. Menjamin keamanan, ada Honda Smart Key System. Selain canggih, sistem keyless itu juga praktis. Sedang jaminan keselamatan, pengereman depan memakai cakram dan didukung teknologi ABS. (Tom/Van)
Baca Juga: Spesifikasi Lengkap Honda PCX Electric
Model Motor Honda
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Honda PCX Electric Terbaru di Oto
Tren Scooter
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor Honda PCX Electric dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature