Kymco GP125 Menjadi Pesaing Berat Yamaha FreeGo, Seberapa Menarik Spesifikasinya?
Lama tak bersuara, Kymco datang dengan amunisi baru. Bukan lagi meramaikan segmen skutik ekstra besar atau bergaya klasik. Mereka mencoba peruntungan di kelas pemula, dengan membawa GP125. Posisinya jelas menantang Yamaha FreeGo, atas spesifikasi dan harga bersinggungan. Lantas seberapa menarik tunggangan baru dari Taiwan ini melawan FreeGo?
Performa
Kymco menyebut GP125 menjadi penerus Jetmatic Trend era 2000an awal. Sebab memang baru sekarang, mereka kembali memasukkan dapur pacu 125 cc sejak sang legenda setop produksi. Bahkan jenisnya masih SOHC, hanya saja suplai bensin kini sudah injeksi. Seharusnya distribusi bahan bakar lebih akurat, sekaligus efisien.
Ukuran bore dan stroke (52,4 mm x 57,8 mm). Komposisi ini sungguh mencirikan skutik dalam kota. Sebab rancangan overstroke yang galak di putaran bawah ke tengah, relevan dengan kondisi berkendara stop and go. Catatan output menorah 8,7 Hp pada 8.500 rpm, serta torsi 9,1 Nm memuncak di 6.500 rpm. Cukup buat motor seberat 106 kg.
Yamaha FreeGo tak jauh-jauh dari situ. Ia dibekali mesin 125 cc SOHC, dengan diameter piston 52,4 mm dan langkahnya 57,9 mm. Plus dilengkapi sistem injeksi. Tapi memang, hasil akhirnya sedikit lebih optimal. Daya 9,3 Hp bisa keluar di 8.000 rpm sementara torsi 9,5 Nm memuncak pada 5.500 rpm. Dan, hanya memangku bobot 102 kg.
Data membuktikan FreeGo unggul di atas kertas. Namun selisih segitu mestinya tak terlampau signifikan. Besar kemungkinan, impresi tenaga di realita tak jauh beda. Sama-sama menunjang untuk kebutuhan harian.
Fitur
Karena GP125 dibanderol Rp 21,5 juta, artinya FreeGo S paling layak dijadikan kompetitor. Lantaran Yamaha menjualnya di angka Rp 20,815 juta OTR Jakarta. Alias selisih Rp 700 ribuan dengan jagoan Kymco. Tipis.
Dan dari sudut pandang kelengkapan fitur, agaknya Kymco tak bisa banyak cakap. Pasalnya FreeGo S punya sistem smart key. Berfungsi sebagai answer back system, sekaligus memancarkan sensor hingga menyalakan mesin cukup dengan memutar kenop. Praktis. Tak ketinggalan immobilizer untuk menjaga motor dari risiko pencurian.
Baca juga: Pilihan Skutik dengan Bagasi Muat Dua Helm dan Power Outlet
Mengenai pencahayaan, mereka berdua terbalik. Kymco memasang LED di dalam mika belakang. Stoplamp-nya menyala terang nan hemat daya. Lantas FreeGo, menyematkan LED di lampu utama saja. Bagaimanapun, pencahayaan depan rasanya lebih penting mendapat dioda ketimbang di belakang.
Lanjut ke fasilitas masa kini, alias soket pengisi daya. Khusus hal ini, Kymco menang telak. Mereka menyediakan USB soket, artinya tak perlu repot beli konektor lagi saat hendak mengisi baterai gawai. Ditambah lagi ada rak besar untuk menyimpannya, meski belum ada penutup. Paling tidak proses isi baterai bisa sambil berjalan.
Beda jauh dengan FreeGo. Selain power outlet memerlukan konektor lagi, posisinya kurang praktis. Terletak persis di atas kenop putar sebelah kanan, tanpa rak atau laci penyimpanan. Bagian kiri laci pun difungsikan sebagai mulut tangki. Mau tak mau, isi daya handphone harus sembari diam. Atau jika memaksakan perlu membeli perekat gawai supaya menempel di panel meter. Kurang aman.
Soal instrumen, kurang lebih sama. Menampilkan informasi fundamental saja. Meliputi kecepatan, odometer, serta sensor-sensor penting. Standar entry level. Tapi kalau tampilan, Kymco menyajikan hal terkait dengan ekspresif. Modelnya perpaduan analog digital, disertai bingkai silver yang tampak sporty dan mahal. Sementara milik FreeGo agak membosankan, terlalu konvensional walaupun full digital.
Dimensi dan Ruang Akomodasi
Kymco dikemas ringkas, harusnya di dalam kota penggunaannya lebih tangkas. Panjangnya cuma 1.790 mm, lebar 690 mm, tinggi 1.100 mm, serta wheelbase 1.225 mm. Secara bersamaan, ruang duduk pengendara penumpang tetap luas. Malah area dek terasa lega, ditambah adanya sandaran kaki ala Maxi Yamaha. Persis rancang bangun Trend di masa lalu.
Jika dibandingkan, dimensi FreeGo agak besar. Panjang total 1.905 mm, lebar dan tinggi sama persis dengan GP125, sementara jarak sumbu roda di angka 1.275 mm. Duduk di atasnya jelas terasa leluasa. Namun area lantai, justru tak seoptimal milik Kymco.
Mengenai kapasitas tampung bensin, GP125 sejauh ini memimpin. Sekali penuh bisa sampai 4,5-liter. FreeGo sedikit di bawahnya, 4,2-liter. Tapi hal ini perlu dibuktikan lagi dengan menghitung konsumsi bahan bakar rata-rata supaya adil. Sayang kedua merek tak memberikan klaim angka terkait ini.
Baru-lah soal ruang penyimpanan Yamaha unggul. Tak tanggung, peletakan tangki bensin di bawah dek membuat bagasinya bisa menampung sampai 25 liter. Sepantar Nmax. GP125 jauh di bawah itu. Sebab posisi tangki konvensional (dalam bagasi), untuk menyimpan helm half face pun sulit. Kurang akomodatif.
Kaki-kaki
Sektor ini hampir sepantar. Mereka memakai fork teleskopik untuk menopang bagian depan, serta shock tunggal di belakang. Peranti deselerasi pun kombinasi cakram dan tromol. Namun Kymco tampil lebih sporty. Model piringan cakram wavy, berikut kaliper dicat merah, juga spring suspensi belakangnya.
Yang kentara, diameter ban Kymco begitu mungil. Ala skutik Taiwan yang memiliki preferensi styling Eropa. Baik di depan dan belakang pelek tiga palang dibungkus ban 10 inci, lebar 3.50 inci. FreeGo sebetulnya terhitung mungil untuk skutik Jepang. Namun tetap saja lebih besar ketimbang GP125, yakni 12 inci 100/90 depan dan 110/90 belakang.
Desain
Bagi yang mengikuti norma kemungkinan besar komposisi desain FreeGo mudah diterima. Kymco secara gamblang menyebutkan, desain GP125 memang sengaja dibuat untuk mereka yang rebel. Ingin tampil berbeda dari arus utama.
Memang betul. Padanan tebeng semacam paruh jarang ditemukan, khususnya pasar skutik Tanah Air. Bagian ini benar-benar meruncing, bahkan sekaligus difungsikan sebagai fender depan. Unik. Rancangan dari samping pun mengkurva, serta kontras mengotak di belakang. Agak brutal.
Simpulan
Mereka yang gila fitur pasti agak sulit tergugah dengan GP125. Apalagi harganya masih kalah murah dengan FreeGo S, yang notabene punya keunggulan soal perangkat canggih (Smart Key). Belum lagi ruang akomodasinya tak sebaik milik Yamaha.
Tapi selebihnya tak banyak berbeda. Performa serta komponen pendukung motor hampir sama. Aspek yang wajib dimiliki skutik pemula sudah dipenuhi Kymco. Dan bakal lebih menarik, jika Anda adalah seorang yang tak suka mengikuti arus utama. Styling GP125 cukup eksklusif, rasanya tak bakal banyak bertemu kembaran di jalan. (Hlm/Tom)
Baca juga: Skutik Besar Harga Rp 60 jutaan, Pilih Kymco X-Town 250i atau Yamaha XMax?
Komparasi Kymco GP 125 vs Yamaha FreeGo
Model Motor Kymco
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Kymco GP 125 Terbaru di Oto
Tren Scooter
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor Kymco GP 125 dari Zigwheels
- Motovaganza
Bandingkan
You can add 3 variants maximum*- Merek
- Model
- Varian