Kondisi pasar otomotif di akhir 2021 mengalami perbaikan dibandingkan dengan kondisi saat awal 2020 atau pandemi. Ini juga tergambarkan di kondisi penjualan roda dua yang menjadi tumpuan sebagian besar masyarakat Indonesia yang menginginkan mobilitas mudah dan murah.

Lantas bagaimana dengan kondisi di 2022 mendatang? Yamaha sebagai salah satu produsen roda dua terbesar melihat tantangan di tahun depan masih sama dengan apa yang dihadapi di 2021 namun dengan tambahan tantangan di masa depan.

"Sekarang kita mau berhadapan dengan varian baru Omicron. Jadi ekonomi masih berhati-hati kondisinya," ucap Presiden Direktur dan CEO PT Yamaha Indonesia Motor Manufacfuering (YIMM), Minoru Morimoto saat ditemui di Sentul, Kamis (16/12/2021).

Morimoto mengungkapkan saat ini kondisi pasar 2021 sudah kembali di angka 30 persen dari penurunan yang terjadi sebesar 40 persen di 2020. Menurutnya saat ini kondisinya tidak bisa diperkirakan secara pasti untuk tahun depan.

"Selain itu kita juga ada masalah baru, yaitu kelangkaan chip. Semua produsen otomotif besar, tidak hanya Yamaha, merasakan kesulitan ini. Jadi untuk tahun depan masih sulit diprediksi," ucap Morimoto.

"Namun kami tetap optimis pasar tetap akan tumbuh kuat. Kami percaya diri," tambah Morimoto. Hal senada juga diungkapkan oleh Executive Vice President Director PT YIMM Dionysius Beti yang mengungkapkan masalah chip saat ini belum bisa diatasi secara global. Sayangnya petinggi Yamaha tersebut enggan mengungkapkan model apa saja yang terdampak.

"Masalah chip ini membuat kami tidak bisa gaspol untuk melakukan produksi karena ada part yang kurang. Masalah ini memang dirasakan di seluruh dunia," ucap Dionysius.

Meski demikian, menambah kepercayaan diri yang diungkapkan rekannya, Dionysius optimis pasar roda dua tahun depan akan mencapai angka 5,1 sampai 5,4 juta unit. Ini berkat upaya pemerintah untuk menekan laju penyebaran Covid-19.

Baca juga: Semua Bisa Jadi Pembalap Melalui Program Yamaha bLu cRu

Angka ini naik sekitar dua sampai delapan persen dari kondisi pasar saat ini. Perkiraan ini juga senada dengan angka yang diprediksi oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).

Angka pencapaian penjualan di atas sayangnya belum menyentuh capaian industri roda dua pada 2019 yang bisa mencapai 6,4 juta unit. Tapi hal ini tidak dirisaukan Dionysius karena menurutnya kondisi saat ini lebih baik dibandingkan saat pandemi baru dimulai.

"Karena saat ini angka Covid relatif rendah , vaksinasi cukup tinggi dan akan ada booster vaksin ketiga. Kita salah satu negara terbaik di dunia dalam penanganan pandemi," ucap Dion.

"Jangan lupa angka komoditas belakangan semakin membaik. Ini meningkatkan permintaan konsumen untuk roda dua. Jadi semua orang memerlukan motor. Bank Dunia sudah memprediksi ekonomi kita akan tumbuh 5,2 sampai 5,9 persen," ucap Dion.

Model Baru

Yamaha juga berjanji akan semakin inovatif dengan beragam produk baru di tahun depan. Meski masih menyembunyikan rapat informasi terkait produk anyar, Yamaha menyebut inovasi merupakan DNA mereka untuk tetap memberikan perasaan Rev Your Heart sesuai tagline mereka.

Apakah akan bermain di pasar yang baru saja kedapatan model baru yakni Honda CB150X? Ini karena belakangan pasar motor adventure makin dilirik penggemar roda dua.

Morimoto hanya mengungkapkan produk rival mereka sebagai produk yang bagus. Ia tidak berkomentar mengenai apakah Yamaha akan menghadirkan produk yang sama. "Nice bike," ucap Morimoto singkat.

Antonius Widiantoro, Manager Public Relation YIMM di kesempatan yang sama mengungkapkan apa yang dilakukan rival sah-sah saja sebab masing-masing memiliki strategi tersendiri. Apakah kemudian Yamaha akan mengikuti, Anton menjawab bahwa Yamaha selalu dikenal dengan produk yang inovatif.

"Mungkin kompetitor melihat ada peluang di (segmen) itu, ya tidak masalah. Yamaha sendiri sudah punya beragam model mulai dari skutik hingga sport yang sesuai dengan permintaan konsumen kami," ucap Anton. (Sta/Raju)

Baca juga: Soal Nasib Yamaha R15 Lawas Masih Dijual ke Konsumen, YIMM Bilang Begini