Kenapa Harus Pilih Kawasaki KLX150? Ini Alasannya
Melihat peta persaingan trail 150 cc sekarang ini, Kawasaki KLX150 seperti ketinggalan zaman. Tengok saja penawaran para lawan: Honda CRF150L atau Yamaha WR155R. Keduanya lebih modern lantaran mengusung teknologi injeksi. Sementara motor geng hijau, tetap setia dengaan sistem pengabutan bahan bakar karburator. Namun faktor tersebut tak lantas membuat penggemarnya pindah ke lain hati.
Secara penyebaran, sudah pasti KLX150 masih lebih banyak ketimbang rival. Betul, dia memang lebih dulu hadir. Tapi, sampai sekarang rasanya peminat trail tanggung ini masih cukup banyak. Salah satu bukti, jadi model menyumbang 45 persen penjualan trail Kawasaki Motor Indonesia (KMI) pada 2019. Lantas apa yang membuatnya masih diminati?
Harga
Faktor utama pastilah tertuju pada banderolnya. Ya, harga KLX 150 cukup bersahabat mulai dari Rp 30,7 juta. Bandingkan dengan CRF150L yang dipatok Rp 34,450 juta, itupun hanya satu varian. Sama pula WR155R, pihak Yamaha Indonesia menetapkan harga jual trail anyarnya sebesar Rp 36,9 juta.
Tentu relatif bila berkaca dari selisih harga. Toh, Honda dan Yamaha pasti menawarkan nilai lebih dari produk dagangannya itu. Sebut saja penyajian berupa panel meter digital atau pendingin udara, yang absen di Kawasaki KLX150. Namun sebagian orang mungkin saja lebih memilih KLX paling standar karena diferensiasi harga tadi bisa dimanfaatkannya untuk biaya modifikasi.
Varian
Walau harga termurah bisa didapat dari tipe paling bawah, bukan berarti Kawasaki Indonesia tak punya opsi. Model ini juga hadir dengan beberapa pilihan. Mulai dari KLX150L. dipatok Rp 32,5 juta (OTR Jakarta) dengan perbedaan mencolok pada lingkar rim. KLX150L memakai pelek ukuran 21 inci di depan dan 18 inci pada roda belakang. Sementara KLX150 standar 19-16 inci.
Ada juga varian Kawasaki KLX150BF. Khusus satu ini ditawarkan dalam tiga versi, KLX150BF, KLX150BF SE dan KLX150BF SE X-Treme. Kalau Anda pilih tipe BF paling bawah, tampak tak ada perbedaan dengan dua varian tadi. Tapi, coba dulu selisik suspensi depannya. Model ini memakai peredam kejut jenis upside down (USD), lengkap dengan kondom. Tidak seperti model di atas yang masih teleskopik dan juga tanpa pelindung. Selebihnya sama dengan KLX150L, termasuk pemakaian pelek 21-18 inci. Dia dijual Rp 34,6 juta.
Lalu Kawasaki KLX150BF SE yang dibanderol Rp 36,8 juta dan KLX150BF SE X-Treme Rp 37,3 juta. Sama pula dengan tipe BF biasa, model SE ini pun mengaplikasi fork USD. Hanya saja, KMI melaburnya dengan kelir emas sebagai pembeda. Karena menjadi versi teratas, mereka turut ketambahan skid plate. Buat pembeli yang gemar blusukan, adanya item ini jelas penting untuk melindungi mesin terbentur bebatuan atau tanah keras. Sama juga dengan hand guard untuk menjaga jemari serta cover pelindung sasis, ketika motor terjatuh.
Soal tampilan sudah pasti paling gagah. Aura garuk tanah makin kental dengan penempelan decal mentereng serta setang fatbar - sematan ini pula yang tak ditemui pada varian KLX lainnya. Kami sepakat harga lebih mahal dari CRF150L dan WR155R. Tapi bila dilihat lagi, lebih modis KLX150BF SE maupun KLX150BF SE X-Treme bukan?
Versi Kompetisi
Berkaitan dengan pilihan, KMI menyediakan opsi KLX versi off-road. Jangan harap ada kelengkapan seperti lampu, spion bahkan spidometer lantaran dia memang khusus kompetisi. Kapasitas mesinnya sama, tapi dipastikan tingkahnya gesit kala melahap trek tanah. Karena ada beberapa perbedaan. Mulai dari dimensi, KLX off-road lebih ringkas dan kecil. Tentu juga diikuti penguatan pada bagian sasis, dan ditunjang lagi dengan aplikasi swingarm aluminium. Kemudian kaki-kaki. Selain pakai fork USD, suspensi belakangnya paling lengkap. Tak cuma punya tabung piggyback reservoir, melainkan sudah memiliki tiga pola penyetelan: preload, compression dan rebound.
Selain tubuh ramping, daya tampung bahan bakarnya pun hanya 5,8 liter. Berkat beberapa ubahan dari versi on-road, berat tubuh hanya 99 kg. Makanya ground clearance KLX150 off-road menjulang jadi 315 mm. Harga masih terbilang ramah di kantong sekitar Rp 36-37 jutaan.
Performa
Agak jauh kalau membandingkan performa KLX150 dengan WR155R. Selisih kubikasi pastilah menguntungkan trail lansiran Yamaha Indonesia. Tapi, kalau membandingkannya dengan CRF150L, kuda besi Kawasaki boleh sedikit diadu. KLX150L sanggup mengeluarkan tenaga 12 Hp/8.000 rpm dan torsi maksimal 11,3 Nm di 6.500 rpm. Sedangkan daya kail CRF150L adalah 12,9 Hp/8.000 rpm, lalu torsi teratas 12,43 Nm diraih saat 6.500 rpm. Tak terlalu signifikan, terlebih KLX150 unggul dalam hal bobot. Berat tubuhnya cuma 118 kg. Sedangkan bobot total CRF150L adalah 122 kg.
Bagaimana dengan penyetelan? Ya, sudah pasti perlakuannya tidak sama. Yang satu (KLX) karburator, sementara lainnya injeksi. Kebanyakan mekanik jelas lebih fasih dengan pengabutan jadul. Tapi, bukan berarti untuk mendapatkan set up pada motor injeksi menjadi sulit. Toh, kini peralatan untuk motor injeksi juga mudah karena mendapatkan bantuan dari ECU. Terlepas soal injeksi atau karbu, beberapa faktor di atas itulah alasan mengapa KLX layak untuk dipilih. (Ano/Odi)
Baca Juga: Kawasaki Indonesia Rilis W175 Cafe MY 2020, Harga Tetap Rp 33,8 juta
Model Motor Kawasaki
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Kawasaki KLX 150L Terbaru di Oto
Tren Off Road
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor Kawasaki KLX 150L dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature