Ini Keunggulan Yamaha XSR 155 Dibanding Lawannya

PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), baru saja merilis naked bike anyar, XSR 155. Ia siap melawan pemain lama, yang lebih dulu mengaspal di Tanah Air. Ada Honda CB150R Streetfire dan Suzuki GSX-150 Bandit. Dari kedua pesaing XSR 155 VVA, paling lama muncul ada Honda CB150R Streetfire. Hadir sejak 2012, sudah mengalami beberapa kali ubahan di sektor tampilan. Kemudian, Suzuki GSX-150 Bandit yang baru dikenalkan di 2018. Namun sebagai ‘anak’ baru di kelas naked bike 150 cc, XSR155 VVA punya fitur yang lebih unggul.

Performa

Motor baru Yamaha menggunakan basis mesin dari MT-15. Kapasitas mesinnya jauh lebih besar dibanding kedua lawannya, 155 cc. Dibekali jantung pacu SOHC, silinder tunggal, berpendingin cairan. Terapan mesin injeksi berikut teknologi VVA (variable valve actuation), jelas jadi keunggulannya. Punya tenaga maksimal 19 hp / 10.000 rpm, dan torsi 14,6 Nm / 8.500 rpm. Dayanya disalurkan dari transmisi manual 6 percepatan. Disandingkan dengan fitur Assist dan Slipper Clutch.

Lawan pertamanya dari Honda CB150R Streetfire yang mengusung mesin 149,16 cc. Outputnya hanya 16,8 hp di 9.000 rpm, dan torsi puncak 13,8 Nm di 7.000 rpm. Tenaga disalurkan lewat transmisi 6-speed. Streetfire disetel dengan bore x stroke: 57,3 x 57,8 mm.

Kubikasi mesin GSX-150 Bandit paling kecil, cuma 147,3 cc. Tenaga maksimumnya 18,9 hp / 10.500 rpm dan torsi 14 Nm / 9.000 rpm. Konfigurasi bore x stroke: 62.0 × 48.8 mm (overbore). Memiliki ciri khas lebih halus di putaran bawah, baru keluar tenaganya di putaran atas.

Fitur

Selain teknologi VVA dan Assist & Slipper Clutch, nampak terlihat di sektor pencahayaan yang sudah berteknologi LED. Ia lebih unggul karena sudah disematkan lampu Daytime Running Light atau DRL. Namun seinnya masih bohlam. Panel instrumen sudah full digital berbentuk bulat. Menggunakan jok model tandem bernuansa klasik. Ban lebar tipe tubeless dual purpose, serta suspensi depan upside down.

Rivalnya dari Honda juga menggunakan lampu berteknologi LED. Dipasangkan cakram tipe wavy disk, depan maupun belakang. Panel meternya sudah full digital, tanpa ada unsur analog. Bandit punya fitur minim. Pencahayaan utama berteknologi dioda, digital speedometer dengan tambahan gear shift indicator, dan easy start system yang disandingkan dengan shuttered key system.

Rancang Bangun

Meski berwujud klasik, rancang bangun XSR155 sudah modern. Rangka delta box jadi andalannya. Punya dimensi paling bongsor di antara para kompetitornya. 2.000x805x1.080 mm (PxLxT). Peleknya lebar, depan 2.75 inci dan belakang 4 inci. Urusan kulit bundar, ia paling besar. 110/70 di depan dan 140/70 di belakang. Tapi, bobotnya lebih ringan dibanding lawannya, cuma 134 kg. Untuk menunjang kestabilan motor, menggunakan swing arm model banana dengan single shock.

Honda dan Suzuki harus mengalah di sektor ini. Naked bike Honda pakai rangka Diamond (Truss) Frame dengan model teralis berbahan alumunium. Masih pakai suspensi teleskopik biasa di bagian depan. Belakangnya mengenakan suspensi bersistem Pro-Link dengan lengan ayun suspensi tunggal (monoshock). Peleknya juga kalah lebar dari Yamaha. Hanya 2,5 inci depan, dan 3,5 inci belakang. Ukuran bannya juga lebih kecil, 100/80 depan, dan 130/70 belakang. Bobotnya mencapai 136 kg. Sementara, naked bike Suzuki mengusung rangka tipe cradle. Suspensi masih teleskopik di depan, monoshock di belakang. Bobotnya 135 kg.

Simpulan

Punya banyak keunggulan dibanding musuhnya, membuat harga XSR155 VVA membengkak. Banderolnya Rp 36,265 juta. Sementara CB150R Streetfire cuma dilabeli Rp 27,4 juta untuk tipe termurah, termahalnya Rp 28,5 juta. Sedang Suzuki GSX-150 Bandit hanya Rp 26,7 juta. Semua harga berstatus on the road DKI Jakarta. (Bgx/Hlm)

Baca Juga: Begini Detil Spesifikasi Yamaha Nmax 2020, Bikin Ciut Honda ADV150?