Ayo, Tumbuhkan Gesits-Gesits Lainnya!
Masa depan berkendara sudah di depan mata. Era memimpikan kendaraan yang tak lagi mengonsumsi bahan bakar, sudah tiba. Gesits hadir menawarkan sepeda motor jenis skutik bertenaga listrik dengan harga Rp 20 juta. Padahal, inisiasi proyek ini baru seumur jagung jika dibanding merek Jepang yang sudah berjaya selama puluhan tahun di Indonesia.
Pemerintah pun sangat mengapresiasi langkah yang diambil PT Gesits Technologies Indo. Perusahaan baru ini, mampu melangkah jauh lebih maju tanpa perlu menunggu kondisi pasar terbentuk. Kontradiktif dengan perusahaan Jepang yang malah menunggu infrastruktur rampung, insentif dan regulasi dari pemerintah, hingga terbentuknya pasar.
Teringat diskusi kami dengan pabrikan Jepang, PT Astra Honda Motor (AHM) dan Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM). Kala itu pihak YIMM menjelaskan alasannya belum berani main di jenis motor ini; “Kalau Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) sudah ada di mana-mana, infrastruktur sudah siap, sesuai jarak tempuh, bukan cuma jawa saja, baru kami berani,” jelas GM After Sales & Public Relation YIMM, M. Abidin.
Perusahaan lain dari negeri Sakura, Honda, menuturkan hal senada. “Tentu saja banyak peraturan yg perlu disiapkan pemerintah. Pembangunan infrastrukturnya juga, fasilitas charging seperti apa, regulasi seperti apa. Contohnya, apakah motor listrik itu perlu STNK yang sama, kan belum ada regulasinya,” tutur Marketing Director AHM, Thomas Wijaya.
Garansindo Group, yang sebelumnya sudah menjual motor listrik impor bermerek Zero, berhasil menerapkan teknologi serupa pada motor ciptaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Menggandeng PT Wika Industri dan Konstruksi untuk fasilitas manufakturnya, konsorsium ini sukses mencanangkan proyek skutik elektrik.
Upaya para pabrikan Jepang nampaknya memulai langkah motor listrik via jalur impor terlebih dahulu. Selain untuk membaca pasar, strategi yang lebih taktis ini, juga untuk menjaga puluhan juta konsumen mereka yang masih menggunakan motor bermesin konvensional. Sayangnya, hal ini justru tak diapresiasi pemerintah.
Pemerintah lewat Kementerian Perindustrian pun, memastikan bahwa tak ada insentif pajak impor komponen bagi pabrikan yang membawa motornya dari luar negeri. Mereka nampak sangat nasionalis dengan memprioritaskan pertumbuhan industri dalam negeri ketimbang volume semata.
“Jangan sampai kita memindahkan bensin ke motor listrik, yang dapat kerjaan bukan anak bangsa kita. Lagi pula volume motor kan sudah besar, 5-6 juta setiap tahun. Sementara kita harus menurunkan gas rumah kaca. Kita harapkan industri sepeda motor bisa pindah ke motor listrik,” jelas I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian Republik Indonesia saat ditemui OTO.com, Sabtu (19/8).
“Nah yang harus ditumbuhkan, ada Gesits-Gesits lain. Kalau mau lokalisasi di sini, mencontoh ke gesits. Itu contoh yang baik, ada research and development oleh ITS, ada manufaktur oleh WIKA, ada pula distribusi oleh Garansindo,” tutup Putu. (Van)
Baca Juga : Review Viar Q1, Skutik Listrik Pertama di Indonesia
-
Jelajahi Gesits Electric
Model Motor Gesits
Jangan lewatkan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Populer
Video Motor Gesits Electric Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Indikator Lampu
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Kapasitas
-
|
109.5
|
124.8
|
109.7
|
124.5
|
Diameter x langkah
-
|
47 mm x 63.1 mm
|
52.4 mm x 57.9 mm
|
53.5 mm x 48.8 mm
|
57 mm x 48.8 mm
|
Jenis Mesin
-
|
Single Cylinder, 4-Stroke, Air-Cooled, SOHC
|
4-Step, SOHC, eSP, Liquid Cooling Engine
|
4-Stroke, SOHC
|
4 Stroke, SOHC, Air Cooled
|
|
Tren Scooter
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor Gesits Electric dari Zigwheels
- Motovaganza