Walau Indonesia Masuk Resesi, Kemenperin Yakin Industri Bisa Pulih Cepat
Kondisi perekonomian nasional belum membaik. Pada kuartal II tahun ini, pertumbuhan tercatat -5,32 persen. Selanjutnya kuartal III masih minus -3,49 persen. Artinya negara alami resesi, lantaran dua triwulan berturut-turut negatif. Meskipun kondisi seperti itu, Kementerian Perindustrian tetap meyakini kinerja sektor riil terkait bisa pulih dengan cepat.
Untuk gambaran sektor ini. Industri pengolahan, menurut Kemenperin, mampu tumbuh positif pada triwulan III 2020 sebesar 5,69 persen. Itu bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Walau, kalau dicermati secara tahunan (y-on-y) sektor manufaktur terkontraksi 4,02 persen. Namun masih lebih baik jika dibandingkan triwulan II-2020 yang menyusut 5,74 persen.
“Industri pengolahan menunjukkan recovery dan rebound pada triwulan III-2020 dibandingka periode sebelumnya. Kalau dibandingkan per kuartal, hampir seluruh sektor Industri mengalami pertumbuhan positif,” klaim Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangan resmi kepada OTO.com (5/11).
Baca juga: Pandemi Covid-19 Menggerus Pundi-pundi Keuntungan Otomotif Astra Sampai 70 Persen
Menukil data Badan Pusat Statistik (BPS). Sektor yang berhubungan dengan otomotif, tumbuh positif di kuartal III 2020. Antara lain industri alat angkutan 17,48 persen. Serta industri logam dasar sebesar 10,73 persen. Agus menjelaskan, kinerja alat angkutan melaju cepat pada kuartal kedua. Hal ini terlihat dari indikator penjualan mobil dan sepeda motor yang mulai naik. Itu jika dibandingkan kuartal sebelumnya. Penjualan mobil secara wholesales (pabrik ke diler) pada triwulan III mencapai 111.114 unit. Angka ini naik sebesar 362,17 persen (q-to-q).
“Produksi mobil pada triwulan III-2020 mencapai 113.563 unit atau naik sebesar 172,78 persen jika dilihat secara quartalan. Sedangkan, penjualan sepeda motor secara wholesales pada kurun waktu sama, mencapai 911.865 unit atau naik sebesar 190,75 persen (q-to-q). Optimisme recovery yang lebih cepat di sektor industri seiring dengan semakin disiplinnya masyarakat dalam upaya pencegahan virus Covid-19. Yang terlihat juga dari jumlah kasus aktif terus menurun,” imbuh Agus Gumiwang Kartasasmita.
Sorotan kinerja lain dari sektor industri. Yakni realisasi nilai investasi yang naik 37 persen secara tahunan (y-on-y). Sepanjang Januari-September 2020, penanaman modal sektor di Tanah Air mencapai Rp 201,9 triliun. Atau naik dibanding pada periode yang sama 2019 sebesar Rp 147,3 triliun. Di samping itu, nilai ekspor pada Januari-September 2020 menembus US$ 94,36 miliar. Termasuk menghasilkan neraca surplus sebesar US$ 8,8 miliar. Sektor industri logam dasar menyumbang devisa US$ 16,96 miliar.
Guna mendorong manufaktur otomotif. Sebelumnya kementerian mengusulkan pajak 0 persen bagi mobil anyar. Beberapa bulan berselang, gagasan itu ditolak Kementerian Keuangan. Alasannya pemerataan insentif di sektor lain. Rencana Kemenperin harus pudar. Sementara itu kinerja industri otomotif pada semester pertama 2020 terbilang melambat dibandingkan periode sama tahun lalu. Pandemi Covid-19 meluluhlantakkan bisnis sejak Maret 2020. Namun, pada semester kedua tahun ini, mulai ada perkembangan ke arah positif. Walau pertumbuhan tidak begitu kencang. Pameran otomotif untuk mendukung penjualan juga ditiadakan hingga akhir tahun. (Alx/tom)
Baca juga: Pertamina Siap Bangun Pabrik Katalis Green Diesel D100
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Pilihan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice