VW Beetle Edisi Terakhir Lahir di Amerika Serikat
Volkswagen Amerika mengumumkan produksi Beetle harus diakhiri. Sebagai bentuk penghormatan, diciptakan edisi spesial Final Edition SE dan Final Edition SEL, model paling akhir dari mobil yang akrab disapa VW 'kodok' di Indonesia.
Menurut Hinrich J. Woebcken selaku President & CEO Volkswagen Group of America, Inc, berhentinya produksi Beetle setelah tiga generasi dan hampir 70 tahun memunculkan beragam emosi dari banyak penggemarnya. Karena visi manufaktur yang berubah, tidak ada rencana melanjutkan generasi Beetle di masa depan. "Seiring pergerakan kami menjadi manufaktur yang berdedikasi pada kebutuhan keluarga di Amerika Serikat dan meningkatkan strategi elektrifikasi dengan platform MEB, tidak ada rencana untuk menggantinya (generasi Beetle)," ujar Hinrich.
Meski begitu, masih menurut Hinrich, seperti yang bisa dilihat dari VW I.D. Buzz yang merupakan interpretasi dari VW Combi modern, bukan tak mungkin Beetle bisa dilahirkan kembali dengan skema yang sama. Misalnya dengan elektrifikasi sepenuhnya.
VW Beetle Final Edition tersedia dalam bentuk coupe dan convertible, serta mendapat peningkatan kelengkapan dari segi desain yang menjadikannya penuh gaya. Katanya, inspirasi juga diambil dari generasi pertama Beetle yang terakhir diproduksi di Meksiko, yakni 2003 Última Edición (edisi terakhir). Kalau pada Última Edición cuma ada dua warna bodi ikonik, beige dan biru muda, pada Final Edition menawarkan dua warna unik, Safari Uni (polesan dari warna Harvest Moon Beige) dan Stonewashed Blue (adopsi dari Jeans Bug pada 1970 dan Beetle Denim pada 2016. Selain itu, Final Edition juga punya warna Pure White, Deep Black Pearl dan Platinum Grey. Sedang model convertible mendapat warna atap coklat, kecuali untuk pilihan Safari Uni. Ornamen krom juga bisa dijumpai di beberapa bagian bodi.
Pada Final Edition SEL dilengkapi lampu depan Bi-Xenon dan lampu siang hari LED, lampu belakang LED, lampu kabut dan pelek alloy 18 inci. Sedang varian SE memakai ukuran pelek 17 inci. Semua varian tak lagi memakai lencana bertuliskan Turbo pada tailgate, diganti dengan tulisan Beetle.
Di bagian kabin, fitur standarnya ada keyless entry dengan tombol start, pedal dengan cover stainless steel, AC otomatis climate control, konsol tengah berwarna hitam glossy dan lampu suasana tiga warna. Detail pada pembungkus kulit di kabin dibedakan untuk varian SE dan SEL yang lebih mewah. Selain itu, layar sentuh pusat infotainment berukuran 6,3 inci sebagai standar bawaan yang didukung banyak konektivitas maupun fungsi perintah suara. Sementara varian SEL lebih komplet dengan sistem navigasi dan sistem audio premium lansiran Fender.
Jantung mekanis masih sama dengan Beetle 2019 standar. Mesin 2,0 liter TSI (turbo) menyemburkan daya 174 hp dan torsi 250 Nm yang dipadankan dengan transmisi otomatis 6-speed. Klaim efisiensi bahan bakarnya mencapai 11 km/liter di perkotaan, 14 km/liter jalan bebas hambatan dan 12,3 km/liter kombinasi.
Untuk memenuhi permintaan pasar Amerika Serikat, Beetle Final Edition menawarkan teknologi bantuan pengemudian. Varian model SE punya blind spot monitor rear traffic alert, sedang SEL lebih lengkap dengan tambahan Park Distance Control di depan dan belakang.
VW Beetle Final Edition ditawarkan di harga $27.295 - 29.995 atau kalau dikonversi ke IDR sekitar Rp 340 - Rp 444 jutaan. (Tom/Van)
Sumber: Volkswagen
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice