Ulik Kemungkinan-Kemungkinan Hadirnya Toyota Innova Hybrid
Isu produksi kendaraan listrik pertama Toyota di Indonesia ramai diperbincangkan belakangan ini. Kabar ini menyeruak setelah Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengungkapkan Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) akan memulai produksi Kijang Innova Hybrid tahun ini. Sampai saat ini bocoran informasi memang masih dari sisi pemerintah, belum ada informasi bocoran dari pihak produsen alias Toyota sebagai pembuatnya.
KEY TAKEAWAYS
Jika dibangun, apa platform yang digunanakan?
Bisa jadi platform TNGA-C yang bisa disematkan teknologi series paralley hybridBagaimana dengan varian diesel?
Kemungkinan akan dipertahanankan melihat pasar dan hargaPihak Toyota lewat Anton Jimmi Suwandy, Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM), tidak mau berkomentar mengenai informasi dari pemerintah tersebut. Pihak Toyota tidak membenarkan atau mengungkapkan informasi tersebut salah, sesuatu yang cukup membuat bingung masyarakat. Pasalnya isu mengenai Kijang Innova sendiri bukan kali ini saja tersebar, beberapa bahkan sudah mengklaim spesifikasi lengkap produk masa depan Toyota tersebut.
Meski demikian, cukup menarik membahas kemungkinan-kemungkinan yang akan dibawa Toyota untuk membuat Kijang Innova berteknologi hybrid. Mari kita kulik kemungkinan tersebut satu per satu.
Pertama dari segi platform. Perubahan terbesar jika ingin menggunakan teknologi hybrid kemungkinan akan mengubah platform yang digunakan. Ini karena platform Innova saat ini menggunakan ladder frame Innovative International multi purpose (IMV) yang memang digunakan untuk produk pekerja keras seperti Fortuner dan Hilux. Belum ada produk Toyota Hybrid yang menggunakan platfom ini bahkan di skala global.
Jika melihat kemungkinan paling dekat, pilihan platform ada pada produk Voxy Noah yang hadir di Jepang. Produk MPV tersebut sudah menggunakan platform TNGA-C yang biasa digunakan untuk produk MPV medium. Terlebih platform tersebut sudah bisa disematkan teknologi series paralley hybrid dengan menggunakan kombinasi mesin 1.8L empat silinder DOHC berkode 2ZR-FXE yang lebih modern dengan penggerak AWD. Soal penggerak ini sepertinya di Indonesia akan lebih memilih penggerak depan dengan transmisi CVT yang diklaim lebih hemat bahan bakar. Soal transmisi ini juga menjadi perhatian sebab dengan transmisi otomatik konvensional di Innova saat ini tidak optimal bila dipasangkan dengan sistem hybrid.
Namun soal platform ini pihak TAM sudah berkomentar. Menurut mereka, tidak semua kendaraan harus menggunakan platform ini sebab banyak pertimbangan dalam melihat satu segmen seperti durabilitas, ground clearence serta faktor lainya. Platorm akan menjadi penilaian pertama untuk mengembangkan produk terbaru.
Jika melihat komentar ini maka timbul kemungkinan kedua. Kemungkinan tersebut adalah Kijang Innova Hybrid tidak menggunakan teknologi yang terlalu canggih alias bisa jadi menggunakan teknologi mild hybrid. Dalam pengertiannya, mild hybrid diterangkan Toyota sebagai teknologi dimana motor elektrik atau baterainya hanya sebagai support system mesin konvensional. Motor ini tidak bisa menggerakkan kendaraan dan hanya membantu mesin konvensional saat akselerasi atau bahkan hanya menjadi tambahan daya listrik untuk mengoperasikan beragam fitur di kendaraan. Sistem ini kemungkinan bisa dilakukan dengan menambahkan baterai berukuran kecil karena kembali lagi terkait sasis ladder frame yang cukup sempit.
Pertanyaan selanjutnya, apakah teknologi platform TNGA ini sudah diproduksi di Indonesia? Nyatanya saat ini produk TNGA yang diproduksi di Indonesia masih kendaraan berukuran kecil seperti Raize, serta Avanza dan Veloz terbaru. Ini menghadirkan kemungkinan lain terkait produk terbaru Toyota. Bisa jadi, sebutan Kijang Hybrid merujuk pada produk MPV apapun itu untuk mendapatkan teknologi hybrid. Jika demikian paling mungkin adalah produk Avanza dan Veloz yang sudah menggunakan platform DNGA milik Daihatsu. Kemungkinan ini cukup besar karena saat ini produk MPV tersebut memiliki ruang rata untuk peletakan baterai meski kembali soal teknologi, ini memerlukan penyesuaian baru karena belum ada produk hybrid secara global yang menggunakan hybrid pada platform kedua model.
Terakhir soal varian diesel. Toyota sepertinya tidak akan mematikan model dengan mesin diesel karena penjualannya cukup besar. Ada kemungkinan, opsi diesel ini tetap ada dan ditawarkan dengan spesifikasi Innova saat ini sembari menawarkan teknologi baru pada Innova hybrid bermesin bensin. Ini seperti memberikan kesempatan pada konsumen untuk memilih dua produk dengan keunggulan masing-masing. Opsi ini jelas masuk akal melihat dari sisi penjualan serta peralihan teknologi bagi konsumen.
Apapun produk yang keluar nantinya, Toyota jelas mengambil langkah revolusioner untuk industri otomotif dalam negeri. Kehadiran teknologi hybrid produksi dalam negeri dari merek otomotif terbesar tetap akan memberikan dampak tersendiri khususnya untuk pasar. Sebagai perbandingan, saat ini harga Innova ditawarkan mulai Rp 355 juta sampai Rp 450 jutaan dengan pilihan mesin bensin 2.0L dan 2.4L diesel.
Jika harga produk Hyrid ini ada di kisaran Rp 400 juta, tentu ini jadi penawaran menarik bagi konsumen penggemar MPV legendaris tersebut. Saat ini produk hyrid Toyota yang ditawarkan mulai dari Rp 506 jutaan sampai Rp 787 jutaan, kehadiran produk hybrid di bawah Rp 500 juta jelas sesuatu yang dinanti banyak orang. Kita tunggu saja. (Sta/Raju)
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice