Toyota Yakin dengan Pengembangan Baterai Solid State, Target 4 Tahun Rampung
Hasil pengembangan disebut siap untuk komersialisasi dalam 4 sampai 5 tahun mendatang
Toyota Motor Corporation (Toyota) tengah mengembangkan teknologi baterai terbaru. Disebut agar bisa menghasilkan baterai lebih efisien secara ongkos produksi serta tahan lama dan cepat dicas. Salah satu jenis yang mereka kembangkan, baterai solid state. Toyota sangat percaya diri hingga berani mematok target tinggi. Dalam kurun 4 sampai 5 tahun, baterai mereka siap digunakan pada produk EV.
KEY TAKEAWAYS
Kapan Toyota bakal melakukan komersialisasi teknologi baterai terbaru?
Mulai 2026 Toyota perlahan akan mengumumkan produk pengembangan baterai generasi terbaru mereka. Termasuk untuk lithium dan solid stateDisampaikan langsung oleh President & Executive Chief Engineer Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing Co.,LTD, Yoshiki Konishi. Solid State yang Toyota kembangkan ditarget meluncur 2027 - 2028.
"Di masa mendatang, sekitar 2027-2028 menjadi target kami untuk komersialisasi solid state. Dibandingkan dengan teknologi baterai sekarang, sangat jauh perbedaan peningkatannya. Misal, waktu pengisian lebih ringkas, kurang dari 10 menit bisa sampai penuh. Dari sisi pelanggan, pasti lebih pilih yang cepat. Juga, jangkauan jaraknya lebih jauh," ungkap Konishi saat jumpa media sebelum gelaran Japan Mobility Show 2023, di Tokyo, Jepang (24/10).
Baca juga: Toyota Kasih Kejutan! Century SUV dan Crown Sport PHEV Debut Publik di JMS 2023
Konishi bilang, rencana Toyota, baterai solid state akan digunakan di rentang produk elektrifikasi. Tak cuma BEV saja. Tapi produk hybrid mereka, termasuk HEV dan PHEV juga bakal kebagian memakai baterai solid state. "Awal pengenalan nanti untuk baterai solid state, tadi saya sebut pada 2027 - 2028 tidak cuma BEV, tapi juga PHEV dan HEV."
Meski sudah memberi target untuk produk baterai mereka, Toyota tetap belum menjelaskan seberapa berbeda dan signifikan perkembangan yang mereka lakukan. Dibandingkan dengan hasil yang sudah ada sekarang, hanya disebut bakal lebih baik secara umum. Bagian-bagian pun masih dirahasiakan. Contohnya, metode untuk recycle baterai solid state yang habis masa pakainya. Sebagai catatan, proses daur ulang baterai solid state saat ini masih jadi salah satu yang diriset oleh banyak pihak.
Pihak Toyota juga menilai baterai solid state saat ini belum optimal. Secara ongkos keseluruhan dinilai masih terlalu mahal. Sehingga belum digunakan pada kendaraan listrik. "Saya pikir baterai solid state adalah game changer untuk masa depan. Tapi saat ini memang masih sangat mahal terkait biayanya," imbuh Konishi.
Makanya, selain solid state, Toyota juga mengembangkan baterai lain. Disebut baterai next generation yang juga akan terpasang di generasi baru kendaraan elektrik mereka mulai 2026. Salah satunya adalah bipolar lithium-ion dengan fokus lebih pada performa tinggi. Menggabungkan struktur bipolar dengan nikel katoda tinggi. Disebut bakal mencapai performa tinggi dari baterai kotak besutan Toyota nanti, dengan 10 persen peningkatan jarak tempuh, 10 persen pengurangan ongkos dan pengisian cepat 20 menit atau kurang. Baterai ini akan dipakai pada 2027-2028.
"Ini adalah salah satu solusi penting. Struktur bipolar lebih baik dari monopolar. Jarak tempuh, waktu pengisian lebih baik dan secara biaya jauh lebih murah dari solid state. Saat ini kami masih pakai monopolar dan ke depannya, target kami 2026 - 2027 untuk menggunakan bipolar. Jadi bipolar dulu, setahun kemudian solid state. " tutup Konishi.
Kolaborasi dengan Idemitsu
Salah satu langkah Toyota untuk mengembangkan baterai solid state adalah kolaborasi dengan Idemitsu Kosan Co., Ltd. (Idemitsu). Idemitsu dan Toyota telah menandatangani perjanjian awal Oktober lalu. Mereka bekerja sama mengembangkan teknologi produksi massal elektrolit padat, meningkatkan produktivitas dan membangun rantai pasokan, untuk mencapai produksi massal baterai solid state untuk BEV. Melalui kolaborasi ini, kedua perusahaan berupaya memastikan keberhasilan komersialisasi pada 2027-2028.
Dengan pendekatan multi-pathway Toyota dan implementasi sosial Idemitsu di bidang energi dan material. Kombinasi keduanya mendorong pengembangan BEV, sebagai opsi dalam gerakan menuju netralitas karbon. Idemitsu telah melakukan penelitian & pengembangan teknologi elemen untuk baterai solid state sejak 2001, sementara Toyota memulainya pada 2006.
Kolaborasi ini berfokus pada elektrolit padat sulfida, yang dipandang sebagai bahan yang menjanjikan untuk mencapai kapasitas dan keluaran tinggi untuk BEV. Elektrolit padat sulfida memiliki ciri kelembutan dan daya rekat terhadap bahan lain, sehingga cocok untuk produksi massal baterai.
(TOM/TOM)
Baca juga: Tantang Tradisi, BYD Raih Perhatian di Pameran Otomotif Jepang
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Pilihan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice