Toyota Prius PHEV Siap Dijual, Harganya Tak Sampai Rp 1 Miliar
PT Toyota Astra Motor (TAM) tak mau ketinggalan merespons tren mobil listrik. Prius PHEV disiapkan meluncur tahun ini. Menariknya lagi, banderol diset kurang dari Rp 1 miliar. Bahkan bisa lebih rendah lagi.
"Fokus kami tidak lagi Prius Hybrid seperti beberapa tahun lalu, melainkan PHEV. Karena itu, ingin sesegera mungkin dikenalkan ke masyarakat Indonesia. Kalau bisa tahun ini," pungkas Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director PT TAM, beberapa waktu lalu.
Meski TAM menginginkan Prius PHEV dijual tahun ini, nyatanya prinsipal masih memroses permohonan mereka. Proses ini belum final. Menurut Anton, hanya hal itu saja yang belum terpenuhi. Sisanya sudah dinilai rampung.
Bagi yang belum tahu, Toyota Prius PHEV memiliki jantung pacu 1,8 liter atkinson cycle dengan dua motor listrik. Atas itu, tenaga 122 PS dan torsi puncak 249Nm sanggup diproduksi. Seluruhnya dikirim oleh transmisi CVT. Urusan akselerasi, juga cukup singkat, 0-100kpj diselesaikan dalam 11,8 detik saja. Sementara kecepatan maksimal di angka 162kpj. Tentunya semua ini memiliki output karbon minim dan efisiensi bahan bakar yang impresif.
Menariknya, harga jual Prius tak sampai menyentuh angka Rp 1 miliar. Artinya, ia bisa menyandang predikat PHEV termurah. "Dari hitung-hitungan kami, harga jualnya tidak sampai Rp 1 miliar. Targetnya begitu. Kalkulasi tadi juga belum disatukan dengan kebijakan baru mengenai mobil listrik. Kalau sudah final, sangat memungkinkan harganya turun lagi," ujar Anton.
Ya, seperti yang sudah diberitakan sebelumnya. Kebijakan pajak baru tak lagi mendiskriminasi bentuk dan penggerak mobil. Paradigmanya bergeser pada emisi karbon yang dihasilkan. Semakin besar CO2 yang diproduksi, semakin besar pula pajaknya. Hal ini jelas jadi angin segar bagi produk mobil ramah lingkungan.
Selain aturan pemerintah yang makin berpihak, animo masyarakat juga dinilai baik terhadap kendaraan semacam ini. "Berkaca dari GIIAS 2019, animo masyarakat cukup besar. Bahkan demand pun sebetulnya sudah ada. Mulai dari retail, diler, fleet, menanyakan mobil ini. Potensial buyernya ada sekali. Tapi angkanya belum bisa kami sebutkan, karena itu masih calon pembeli. Unit yang beredar di sini juga bukan pesanan orang. Semuanya dikirim ke sini perihal studi dan riset pasar," tambahnya.
Kultur pabrikan otomotif pun bisa berubah. Menurutnya, yang digarisbawahi biasanya hasil daya, torsi, mesin dan lain sebagainya. Di kemudian hari bisa jadi bergeser. Yang dicantumkan pada brosur dan iklan, adalah emisi gas karbon, efisiensi bbm dan hal-hal terkait ramah lingkungan. (Hlm/Van)
Baca Juga: Menunggu Skema Pajak Baru Mobil Listrik
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Pilihan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice