TMS 2019: Kenapa Tidak Ada Produk Massal di Booth Toyota?
Bukan kekurangan produk, tapi ada pesan lebih dalam yang ingin disampaikan. Kalau dilihat ke belakang, awal mula Toyota adalah pembuat mesin tenun. Tapi di era 1930-an, ganti haluan menjadi perusahaan mobil, dengan produk pertama Toyota AA Sedan. Hampir 100 tahun kemudian, mereka melihat perkembangan zaman membuat kebutuhan baru di bidang transportasi.
Tidak hanya kebutuhan untuk mobil, tapi lebih detail lagi, mobilitas. Yang dimaksud mobilitas (mobility) bukan cuma kebutuhan untuk bergerak dari satu tempat ke lainnya dengan mobil atau transportasi umum, tapi bagaimana seseorang bisa berpindah tempat dengan mudah, apapun kondisinya.
Itulah kenapa mereka mempresentasikan sederet kendaraan (ingat, bukan hanya mobil) canggih yang awalnya sulit dimengerti. Tapi beberapa penjelasan dari pejabat Toyota Motor Company memberikan pencerahan yang membuat jadi masuk akal.
Dengan mengedepankan elektrifikasi dan teknologi kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence) Toyota coba memberikan solusi untuk pergerakan manusia. Bentuknya beragam. Kendaraan roda empat ada LQ Concept yang diklaim bisa mengerti kebutuhan keluarga pemiliknya. Lalu ada e-Pallete, konsep kendaraan multifungsi otonom. Lebih kecil ada Ultra Compact BEV berkapasitas dua orang yang meluncur pada 2020. Ada juga Ultra Compact BEV for business (konsep), yang memungkinkan pemiliknya bekerja di dalam mobil. Dan jangan lupa iRoad Concept, yang sudah dikenalkan sejak 2016.
Lebih kecil lagi, untuk mobilitas personal ada Walking Type BEV (bayangkan Segway) dengan berbagai kegunaan. Bahkan ada yang bisa dipasangkan pada kursi roda. Kegunaannya? Macam-macam. Mulai dari Anda tidak perlu jalan kaki lagi, mengantar barang pesanan, patroli keamanan di kompleks perumahan atau terminal bandara, hingga memudahkan pengguna kursi roda bergerak. Jangan lupa, semuanya bertenaga baterai.
Inilah jenis produk yang keluar dari pabrik Toyota di masa yang mendatang. Melalui Tokyo Motor Show 2019, pesan ini yang coba disampaikan. Tokyo Olympic 2020 jadi palagan pembuktian kemampuan mereka dengan mengeluarkan 20 unit e-Pallete untuk mendukung mobilitas di kampung atlet olimpiade, bersama dengan beberapa sarana transportasi elektrik swagerak lainnya.
Toyota Indonesia Bersiap
Lalu, pertanyaan 'klasiknya' adalah, bagaimana Toyota di Indonesia? Sebagai bagian Toyota global, mereka juga mengikuti arahan dari pusatnya. Tapi karena Indonesia masih dalam tahap awal elektrifikasi kendaraan, sepertinya Toyota Astra Motor bisa lebih selektif. Dimulai dari teknologi yang ramah lingkungan dulu.
"Toyota terus mengembangkan teknologi yang terkait dengan kendaraan yang lebih ramah lingkungan, apakah itu Hybrid, plug-in hybrid, BEV, FCEV. Pilihan-pilihan ini disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, regulasi pemerintah dan kondisi Indonesia. Kami akan terus berdiskusi dengan pemerintah mengenai hal ini," tegas Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager Toyota Astra Motor saat ditemui di sela-sela Tokyo Motor Show 2019.
Soerjo juga menyinggung strategi TAM, "Masih ada 1 tahun (diatur PP55/2019) untuk menentukan apa yang dilakukan Toyota terkait 2025 (berlakunya ketentuan 20 persen mobil yang dijual di Indonesia adalah EV). Waktu ini kami pakai untuk terus memasyarakatkan EV terutama Hybrid."
Untuk informasi, TAM sudah menjual Prius Hybrid sejak 2009 lalu. Kini, pilihan produk mobil berpenggerak hibrida termasuk Camry, Alphard, C-HR, Corolla Altis. "Yang jelas kami ingin bekerja sama memenuhi target pemerintah di Indonesia. Mudah2an kami bisa menghadirkan yang terbaik untuk Indonesia," tutupnya. (Ddn/Odi)
Baca Juga: Cara Toyota Indonesia Mempertahankan Pasar Ekspor dari Kemelut Ekonomi Global
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice