TMMIN Mulai Produksi Toyota Hybrid pada 2022, Akan Ada Model Apa Saja?
Bermacam strategi dilakukan pelaku industri otomotif untuk menyambut dukungan pemerintah terkait elektrifikasi. Seperti Toyota, langkah tampak nyata lewat bertambahnya seleksi produk hybrid dan listrik murni. Pun lebih dari itu, sang pemimpin pasar tunjukkan keseriusan lewat rencana produksi kendaraan hybrid di dalam negeri.
Soal line up bertenaga listrik – murni atau hibrida – disebutkan sudah menjadi komitmen Toyota. Seperti dinyatakan President Director PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Warih Andang Tjahjono dalam sambutannya pada acara media gathering virtual (16/12). "Ini sudah menjadi komitmen Toyota untuk berkontribusi terhadap segala regulasi yang berhubungan dengan elektrifikasi. Toyota Indonesia akan meng-introduce seluruh full line up baik BEV, PHEV, maupun HEV," paparnya. Ia kemudian lanjut menegaskan bahwa akan mengeksekusi investasi yang telah dijanjikan.
Melansir informasi dari Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (27/6/2019), Presiden Toyota, Akio Toyoda menjanjikan peningkatan investasi hingga Rp 28,3 triliun dalam kurun waktu 2019-2023. Sekaligus juga menyatakan kesiapannya berinvestasi dalam pengembangan kendaraan listrik. Secara bertahap, dimulai lewat hybrid sesuai roadmap mereka.
Selaras dengan hal itu, diketahui TMMIN berencana melahirkan kendaraan hybrid pada 2022. Pun bukan sebatas untuk memenuhi kebutuhan domestik. "Bukan hanya nanti produk-produk itu untuk domestik, tapi electrified vehicle yang kami produksi nanti juga akan kami arahkan untuk kegiatan ekspor. Electrified vehicle ini melalui HEV (Hybrid Electric Vehicle) local production ini bisa juga memenuhi atau meningkatkan aktivitas ekspor kami," jelas Warih.
Baca juga: Tak Mau Kalah dari Pabrikan Lain, Toyota Indonesia Siapkan Mobil Listrik Baru
Jadi pertanyaan adalah model HEV apa saja yang bakal diproduksi lokal? Untuk saat ini belum dapat diketahui pasti jenisnya. Namun, Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal TMMIN, Bob Azam memaparkan bahwa ada dua pilihan. "Ada dua alternatif, kami membuat model baru sama sekali atau kita meng-hybridkan model yang sudah ada," tuturnya.
Opsi di Alternatif Pertama
Toyota sendiri bukan pemain baru untuk urusan mobil hybrid. Satu nama menjadi identik dengan kendaraan hybrid, siapa lagi kalau bukan Prius, eksis sejak 1990-an akhir. Dari situ satu per satu pengembangan produk bermunculan sehingga kini seleksinya cukup beragam. Berdasarkan pemaparan alternatif tadi, kira-kira siapa saja calonnya?
Mengacu opsi pertama, boleh jadi TMMIN menambah line up baru di luar produk yang sudah mereka buat saat ini. Berdasarkan nama populer di sini dan di luar, keluarga Corolla berpotensi masuk daftar baik itu Corolla Cross atau Corolla Altis Hybrid. Keduanya saat ini didatangkan utuh dari Thailand. Masih sekadar prediksi. Tapi melihat eksistensinya, duo Corolla lebih mudah dijangkau bila bertujuan memaksimalkan kuantitas.
Di samping itu, nama Camry dan Alphard tidak asing di telinga. Keduanya pun sudah mendunia. Tidak menutup kemungkinan diproduksi lokal mengingat banyaknya faktor pertimbangan lain di balik layar. Sebagai informasi, Camry Hybrid saat ini berstatus CBU Thailand sementara Alphard dikapalkan dari Jepang.
Oke, kontestan hybrid Toyota di pasar global tidak sebatas di keempat model tadi saja. Ada Rav4, Highlander, Sienna, Yaris, Yaris Cross, hingga Prius. Entah berapa besar probabilitasnya dari seluruh produk hybrid global tadi untuk lahir di Indonesia tapi jika dinilai strategis pasti diboyong.
Opsi “Meng-hybrid-kan” yang Sudah Ada
Yang menarik justru opsi kedua yakni membuat model eksis bertenaga hybrid. Lebih potensial pula sebab pertimbangan TMMIN sendiri tampak condong ke arah ini. "Kalau kami mempertimbangkan industri otomotif yang sudah ada, lebih baik kami meng-hybridkan model yang sudah ada sehingga kami bisa menjaga supply chain tetap ada dan teknologi baru bisa kami adopsi," kata Bob Azam.
Kalau benar akan menjalankan strategi “meng-hybrid-kan”, seleksinya semakin mengerucut. Untuk saat ini TMMIN memproduksi lima model meliputi Innova, Fortuner, Yaris, Vios, dan Sienta. Bisa satu, dua, atau bahkan kelimanya dibikin hybrid. Melihat kondisinya, Sienta seolah paling mudah untuk diadaptasi jadi bermesin campur. Lantaran sudah ada model produksi, tidak perlu repot lagi mengembangkan produk dari nol. Sederhananya tinggal menyesuaikan fasilitas produksi meski fakta lapangan tidak semudah itu juga.
Di samping itu, besar harapan Kijang Innova ikut diboyong ke zaman setrum. Statusnya bukan lagi mobil keluarga murah berikut sang keturunan Kijang sekarang sudah mulai mendunia. Dari Karawang saja ia diterbangkan ke banyak negara di Asia sampai Timur Tengah. Belum lagi eksis di fasilitas perakitan negara lain. Ya, Innova berumur tujuh tahun di 2022 tapi berkaca pada generasi sebelum, boleh jadi belum saatnya regenerasi. Masuk imajinasi, facelift terakhir dijadikan momen pengenalan Innova hybrid atau bahkan di 2022 malah sekalian berganti generasi. Hingga saat ini memang belum ada kepastian selain keyakinan TMMIN untuk memproduksi model hybrid di dalam negeri. Di luar itu baru sebatas prediksi, kita tunggu saja nanti. (Krm/Tom)
Sumber: Maritim.go.id
Baca juga: Auto2000 ICON, Mobile Dealer Setara Layanan Outlet Resmi Toyota
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice