Tidak Semua Orang Butuh Mobil Listrik, Permintaan Mazda Skyactiv-X Tinggi
Mazda punya kendaraan listrik pertama MX-30 EV. Mobil dirilis akhir bulan lalu di Tokyo Motor Show 2019. Meski memiliki pengembangan teknologi elektrifikasi, bukan lantas mereka menghentikan produksi mesin pembakaran internal sepenuhnya. Paruh tahun lalu, mereka meluncurkan mesin Skyactiv-X. Ia menampilkan teknologi pengapian, spark plug controlled compression ignition (SPCCI). Diklaim lebih banyak permintaan ketimbang jenis EV.
"Sejak meluncurkan mesin baru, kami melihat respons yang sangat menggembirakan. Sebanyak 60 persen pesanan datang dari Mazda3 terbaru, yang dilengkapi dengan mesin Skyactiv-X. Kemudian 45 persen pesanan untuk crossover Mazda CX-30," terang CEO Mazda Eropa, Yasuhiro Aoyama.
Dapur pacu Skyactiv-X terbukti menjadi hit di Eropa. Padahal Benua Biru ini salah satu wilayah yang banyak dihuni kendaraan listrik, hybrid dan plug-in hybrid. Skyactiv-X kini menjadi senjata andalan Mazda di tengah gempuran elektrifikasi. Bagaimana kemampuan mesin pembakaran internal itu?
Teknologi anyar bernama SPCCI ialah kombinasi. Mesin berupa perpaduan percikan api dari mesin bensin, namun dengan kompresi pengapian pada diesel. Mazda mengklaim, engine baru memberikan respons lebih tangkas dari mesin bensin bisa. Lalu daya puntir superior seperti diesel. Imbas positifnya, pengurangan konsumsi bahan bakar dan emisi CO2. Di Mazda3, mesin SPCCI memancarkan CO2 sebanyak 5 persen hingga 10 persen lebih sedikit. Dibanding unit bensin 2.0 liter standar pada mobil yang sama.
Jadi tak ayal bila rasio tekanan sangat padat, 16:1 atau setara mesin diesel. Kompresi Skyactiv-G saja sudah tergolong tinggi. Seperti yang dipakai oleh All New Mazda3, mencapai 13:1. Sudah pasti butuh bahan bakar berkualitas agar mendapat titik efisiensi terbaik. Respons dan torsi mesin Skyactiv-X diklaim naik 10 sampai 30 persen dari Skyactiv-G. Lalu lebih irit 20 sampai 30 persen. Kemudian pada Skyactiv-X 2.0-liter empat silinder, dilengkapi dengan sistem mild hybrid 24-volt. Racikan itu menghasilkan tenaga 180 Hp dan torsi 224 Nm. Emisi gas buang 122 hingga 157 gram per kilometer di bawah standar WLTP Eropa.
Ketertarikan Eropa pada powertrain Skyactiv-X SPCCI baru, lanjut Aoyama, lebih tinggi dari yang diharapkan. Perusahaan memprediksi, CX-30 Skyactiv-X bakal menjadi best-seller di sana. Saat ini, CX-5 masih yang jadi penyokong utama penjualan. Bos Mazda yakin, CX-30 terjual lebih banyak dari MX-30 yang melakukan penetrasi di pasar kendaraan elektrik. Sekarang, mesin Skyactiv-X hanya tersedia di Jepang dan Eropa. Namun Mazda sedang mengevaluasi potensi pasar dan siap menjualnya di lahan yang baru. (Alx/Tom)
Sumber: Autonews
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice