Strategi Bisnis Hyundai Motor Company di Indonesia
Hyundai siap datang dengan dana segar Rp 21 triliun di Indonesia. Tentu bukan tanpa persiapan dan tangan kosong. Pabrikan otomotif Korsel menerapkan strategi bisnis "diferensiasi inovatif" guna mendapatkan keunggulan kompetitif dibanding produsen lain. Sebab, konsumen Indonesia sekarang mulai kritis terhadap value for money sebuah kendaraan.
Jurus Hyundai diimplementasikan, mulai dari mengembangkan model kendaraan strategis yang dirancang sesuai market kawasan ini. Mereka bahkan membentuk organisasi khusus. Dan kelak, mulai mengoperasikan sistem di kantor pusat dan di Indonesia terintegrasi secara organik. Berlaku di semua aspek pengembangan produk dan proses produksi massal.
Misalnya, mendukung penguatan kemampuan teknologi dari para produsen suku cadang lokal. Hyundai mendorong kemitraan antara pemasok Korea dan perusahaan-perusahaan mitra Indonesia. Dalam hal produksi dan penjualan, perusahaan mengambil pendekatan yang sangat berpusat pada pelanggan.
Kendaraan yang ditawarkan, kata Hyundai, berdasarkan skema build-to-order (BTO). Tujuannya memungkinkan pelanggan memilih spesifikasi produk saat memesannya. Sementara hal ini juga dibilang dapat menekan biaya persediaan. Pada saat produksi mobil dimulai, Hyundai berencana menggunakan saluran ritel online-offline-mobile terintegrasi. Atau model omni-channel, dengan menggandeng beberapa perusahaan e-commerce lokal terbesar. Ini dinilai sanggup mengoptimalkan penjualan dan pengalaman pelanggan di Indonesia.
Juga ada rencana membangun jaringan diler nasional sejak awal operasi. Pada tahap awal, perusahaan memastikan, terdapat 100 diler baru hingga 2021. Dan terus berkembang secara bertahap. Hyundai tahu, pelanggan usia muda sangat potensial. Mereka sudah karib dengan teknologi multiplatform. Makanya, pabrikan bakal secara aktif mengeksplorasi dan mempertimbangkan berbagai pilihan spesifikasi berdasarkan layanan yang terhubung. Seperti perintah suara, kontrol kendaraan, hingga proses pembelian kendaraan.
Sampai sekarang, Hyundai Motor mengoperasikan pabrik di delapan negara, termasuk Amerika Serikat, Cina dan India. Pada 2018, grup perusahaan bersama produsen mobil afiliasinya, Kia Motors, berhasil mecatatkan penjualan global sebanyak 7,4 juta unit. Sehingga didapuk sebagai kelompok otomotif terbesar kelima di dunia. Nah, penambahan pembangunan pabrik di Indonesia, dapat memperluas jaringan produksi global Hyundai. Diharap bisa mengoptimalkan pasokan, untuk dapat menjawab permintaan pelanggan di semua benua.
Bersama Kia, Hyundai bertujuan menjadi penghasil kendaraan listrik (EV) ketiga terbesar di dunia pada 2025. Namun belum ada info detail bagaimana rencana mereka soal elektrifikasi di sini. Pun regulasi mobil listrik di Indonesia masih belum tuntas.
Kendaraan listrik diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan. Namun petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) masih di “awan”. Konon baru bisa dimplementasikan dua tahun mendatang, usai Perpres diundangkan 12 Agustus 2019. (Alx/Tom)
Baca Juga: Bangun Pabrik di Indonesia, Hyundai Motor Canangkan Ekspor 59.000 Mobil
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice