Serangan Siber Sempat Hentikan Produksi Toyota di Jepang
Serangan siber kembali dirasakan industri otomotif global. Terbaru, Toyota melaporkan bahwa pihaknya terpaksa menghentikan produksi setelah penyuplai utama mereka mendapatkan serangan siber, Senin (28/2/2022).
KEY TAKEAWAYS
Jumlah pabrik yang terpengaruh
Toyota harus menghentikan produksi di 14 pabrik mereka di Jepang yang memang memproduksi produk untuk pasar domestikToyota harus menghentikan produksi di 14 pabrik mereka di Jepang yang memang memproduksi produk untuk pasar domestik. Masalah ini pertama kali muncul pada komputer penyuplai utama Toyota yakni Kojima Industries. Perusahaan ini memasok komponen otomotif seperti interior, eksterior, pendingin udara serta komponen lainnya.
Langkah yang dilakukan perusahaan adalah dengan mematikan seluruh sistem jaringan komputer yang dikhawatirkan menyebar ke konsumen. Pihak Kojima hanya mengungkapkan mereka menemukan pesan yang mengancam dari virus yang ada di dalam file komputer.
Penghentian produksi kendaraan Toyota ini berpengaruh pada 28 lini produksi. Perkiraan ada sekitar 13.000 unit kendaraan tertunda penyelesaiannya akibat masalah ini.
Hino Motors yang termasuk dalam grup Toyota untuk produksi kendaraan niaga juga terganggu. Dua pabriknya termasuk yang terpengaruh masalah ini. Daihatsu juga melaporkan menghentikan produksinya untuk produk kendaraan kecil atau kei car dengan alasan yang sama.
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida tengah menyelidiki masalah ini. Pihak Jepang juga tidak mau berspekulasi apakah serangan siber ini berkaitan dengan konflik Rusia dengan Ukraina yang terjadi baru-baru ini.
Serangan siber ini memperlihatkan betapa rentannya sistem produksi Toyota yang melibatkan komponen untuk produksi yang baru tiba tanpa adanya cadangan komponen untuk menangani situasi darurat semacam ini.
Jepang sendiri dikabarkan baru saja memberikan bantuan dana kepada Ukraina sebesar 100 juta dollar AS sebagai bentuk solidaritas. Jepang juga bergabung bersama Eropa dan Amerika Serikat untuk membekukan bank Rusia dari sistem pembayaran global SWIFT. Jepang juga akan memberikan sanksi pada bank central Rusia terkait keputusan invasi yang mereka lakukan pada Ukraina.
Kabar terbaru , Toyota telah mengumumkan akan mulai proses produksi di 14 pabrik mereka di Jepang pada Rabu (2/3). Meski demikian baik Toyota dan Kojima terus mencari alternatif untuk melakukan proses manufaktur karena masalah pada server sampai saat ini belum terpecahkan.
Serangan siber menjadi perhatian di Jepang yang tumbuh sebagai negara industri modern dengan banyaknya pusat produksi untuk beragam produk. Sementara keamanan siber di level perusahaan besar seperti Toyota terjamin, pemerintah mengkhawatirkan serangan ke perusahaan level medium dan kecil yang lebih rentan. Padahal perusahaan tersebut terhubung secara lini produksi dan mensuplai beragam kebutuhan perusahaan besar.
Berdasarkan laporan pemerintah Jepang, penggunaan malware bernama Emotet tercatat meningkat pada awal Februari lalu. Emotet digunakan untuk memperoleh akses di komputer milik korban yang kemudian mengunduh tambahan software berbahaya seperti mencuri password akun bank, atau ransomware yang akan mengunci akses komputer sampai korban membayarkan dana untuk kembali mengakses komputer mereka.
Serangan siber juga bukan kali ini terjadi di industri otomotif Jepang. Honda Motor menunda produksi mobil dan motornya secara global pada Juni 2020 setelah serangkaian serangan siber. Industri lain juga terpengaruh. November 2020, perusahaan video game Capcom melaporkan ransomware berhasil memperoleh 350.000 data personal para pemainnya dan mencuri data finansial perusahaan tersebut. (STA/RS)
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice