Sebelum Beli Mobil, Kenali Perbedaan Jenis Mesin SOHC dan DOHC
Di pasar otomotif Indonesia lazim dijual kendaraan berenjin SOHC atau DOHC. Biasanya kerap Anda jumpai pada brosur atau terpampang pada blok mesin mobil. Terlepas dari berapa silinder terpasang, kedua sistem itu punya jumlah camshaft atau noken as berbeda. Posisinya tepat berada di silinder head. Dengan konfigurasi berlainan, bagus yang mana? Mari kita kupas satu-persatu.
SOHC
Baik SOHC maupun DOHC amat berperan dalam pembakaran internal. Ujung-ujungnya pada efisiensi jumlah asupan bahan bakar. SOHC merupakan kependekan dari Single Over Head Camshaft. Artinya hanya ada satu noken as yang digunakan pada mesin. Secara umum enjin segaris kerap memiliki satu noken as. Sedangkan mesin datar dan berkonfigurasi V dibekali dua noken as tiap silindernya.
Nah, untuk lebih detail. Noken as terletak di tengah cylinder head. Sehingga SOHC memiliki dua katup. Satu berfungsi guna mengatur bahan bakar masuk. Sedangkan lainnya mengatur keluar semburan gas buang. Pengaturan buka-tutup klep digerakkan oleh rocker arm yang terhubung langsung dengan noken as.
Tapi seiring perkembangan sofistikasi teknologi, sekarang ada juga mesin SOHC dengan empat katup. Contohnya jajaran produk Honda: Mobilio, BR-V, Jazz, HR-V dan Brio. Semua mengantongi 16 valve beserta tingkat keiritan BBM yang diklaim tinggi. Lantas bagaimana dengan jenis dua noken as?
Baca juga: GIIAS 2020 The Series Tetap Digelar, Catat Jadwalnya!
DOHC
Mesin DOHC merupakan singkatan dari Dual Over Head Camshaft. Sesuai dengan namanya, tertanam dua noken as pada mekanikal pacu. Dalam satu piston ada dua camshaft yang masing-masing menggerakkan dua katup sekaligus. Satu buah difungsikan guna mengatur dua katup sebagai pintu masuk campuran bensin dan udara ke ruang bakar. Sementara lainnya menata bukaan dua katup untuk jalur keluarnya gas buang.
Dengan dua katup artinya membuat kapasitas campuran bensin dan udara ke ruang bakar lebih banyak. Selain itu, adanya dual katup juga menjadikan mesin lebih dingin lewat distribusi operasi yang sama. Beberapa pabrikan mengklaim, enjin DOHC memberi rasa berkendara lebih mulus tanpa adanya gangguan suara bising dari jantung mekanis. Akselerasi pun dikatakan lebih tangkas.
Empat katup pada mesin DOHC, sayangnya membutuhkan lebih banyak daya untuk mengatur kedua klep. Makin banyak tenaga yang dipakai, membuat konsumsi bahan bakar lebih besar. Bisa dibilang mesin SOHC cukup efisien dari sisi bahan bakar. Tapi bukan berarti mesin DOHC tak bisa hemat dari sisi bahan bakar. Lini produk Wuling juga menggunakan sistem ini. Misal Confero S, Cortez dan Almaz.
Untuk memperoleh lecutan tenaga, torsi dan efisiensi maksimal. Baik enjin DOHC maupun SOHC banyak dipengaruhi bermacam faktor. Misalnya besaran diameter katup, posisi atau sudut payung klep, diameter dan panjang langkah piston serta peranti lain. Perlu diingat pula, yang paling berimplikasi pada kehematan BBM ialah cara berkendara. Bagaimana si pengemudi bisa menjaga putaran mesin tetap stabil. Direkomendasikan tak melebihi 3.000 rpm kemudian pergerakannya senantiasa konstan. (Alx/Tom)
Sumber: Wuling
Baca juga: Xiaomi Mulai Invasi Kecanggihan Teknologi Internet di Kendaraan Penumpang
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice