Presiden Jokowi Ungkap Alasan Pemberian Insentif Kendaraan Listrik
KEY TAKEAWAYS
Pemberian insentif hal lumrah dilakukan di banyak negara
Menurut Jokowi, akan berdampak positif tak hanya industri, tapi banyak aspek lainPresiden Joko Widodo buka suara mengenai rencana pemerintah terkait insentif kendaraan listrik. Ia mengungkapkan strategi ini diambil karena melihat dampak positif dari berbagai sisi, termasuk soal pertumbuhan industri.
"Kita harapkan dengan insentif itu, industri mobil listrik, motor listrik di negara kita bisa berkembang. Kalau berkembang, pajak pasti meningkat, PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) pasti bertambah dan yang paling penting akan membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya karena ini akan mendorong industri pendukung lainnya," ucap Jokowi di Istana Negara saat konferensi rencana penghentian ekspor bijih bauksit, dikutip dari Antara, Rabu (21/12).
Jokowi juga mengungkapkan langkah pemberian insentif kendaraan listrik saat ini jamak dilakukan berbagai negara di dunia. Pemberian kemudahan sudah dilakukan dengan kalkulasi dan kajian. Termasuk mempelajari negara-negara lain terutama di Eropa yang lebih dahulu melakukan kebijakan ini.
Presiden juga menyinggung, pemerintah berencana untuk memberikan insentif kepada angkutan umum. Syaratnya produksinya juga dilakukan di dalam negeri dan akan berbeda jumlahnya. "Nanti kalau sudah ada hitung-hitungannya final keputusan ini, final betul baru akan kita sampaikan," ucap Jokowi.
Senada dengan Presiden, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan rencana insentif kendaraan listrik dilakukan semua negara di dunia. Ia ungkapkan kuncinya adalah keinginan untuk transisi energi dan terbesar dari sektor otomotif.
Baca Juga: Ini 4 Manfaat Pemberian Subsidi Kendaraan Listrik Menurut Menperin
"Energi transisi pengguna yang terbesar adalah sektor otomotif dan sektor otomotif ini di negara Eropa semua memberikan insentif dan insentif itu didesain ada caping price kendaraan," ucap Airlangga.
Pemerintah memutuskan memberikan insentif kepada kendaraan listrik karena sadar harga kendaraan listrik bisa 30 persen lebih tinggi dibanding kendaraan konvensional. Selain itu mencontoh negara tetangga Thailand, Airlangga berharap keputusan insentif ini bisa memperluas pasar.
"Negara kompetitor kita paling dekat, Thailand pun memberikan subsidi yang sama. Kita juga butuh market pengembangan pasar supaya jumlah mobil listrik bisa mencapai minimal 20 persen di 2025 atau sekitar 400.000 unit," ucap Airlangga.
Menanggapi pihak-pihak yang mempertanyakan apakan insentif ini sama seperti subsidi di bahan bakar minyak, Airlangga coba menjelaskan. "Ini bukan subsidi tapi insentif. Kita berikan dalam rupiah tertentu dan ini sedang bicara dengan Ibu Menteri Keuangan nilainya Rp5 triliun. Nanti dibagi motor berapa, mobil berapa, bus kita akan pertimbangkan juga," katanya.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita membuka rencana insentif untuk kendaraan listrik sedang dalam tahap finalisasi. Besarannya untuk mobil listrik murni sekitar Rp80 juta, mobil listrik berbasis hibrida mendapat insentif sebesar Rp40 juta dan motor listrik mendapat Rp8 juta jika pembelian baru. Sepeda motor konversi juga mendapatkan insentif yakni sekitar Rp5 juta. Syaratnya, insentif akan diberikan pada produk yang dibuat di Indonesia alias memiliki fasilitas produksi di Tanah Air. (STA/ODI)
Baca Juga: Perubahan Harga Mobil Listrik dan Hybrid Jika Dapat Subsidi Pemerintah
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice