Pertamina Sukses Bikin Green Diesel dari Minyak Sawit 100 Persen, Tapi Ini Tantangannya
Dalam meracik formula green diesel (D-100), Pertamina patut diapresiasi. Sebab bahan bakar nabati (BBN) itu tercipta melalui pengolahan minyak sawit 100 persen. Ke depan, perseroan mengaku siap memproduksi green energy lainnya. Seperti green gasoline dan green avtur dari kilang dalam negeri pada tahun mendatang. Tantangannya ialah bagaimana mereka bisa menyodorkan harga kompetitif jika kelak dijual ke khalayak.
Wakil Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Budi Santoso Syarif juga menjabarkan tantangan ke depan selain harga. Tidak hanya mengembangkan green energy dari CPO atau sawit. Tetapi juga dari sumber daya lainnya seperti algae, gandum, sorgum. Itu semua demi mendukung kemandirian dan kedaulatan energi nasional.
Sekarang ini, lanjut Budi, Pertamina terus berusaha untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada di Indonesia. Mengoptimalkan market yang ada dalam negeri, karena cukup besar. Mengolah kelapa sawit menjadi bahan bakar memiliki TKDN amat tinggi. Bahkan berpotensi mengurangi defisit transaksi negara. Sebab sawit merupakan bahan baku domestik yang transaksinya dilakukan dengan mata uang rupiah. Diklaim bisa berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional.
"Untuk Green Gasoline, Pertamina sudah melakukan uji coba sejak 2018, 2019, 2020 di Kilang Plaju dan Cilacap. Namun uji coba itu baru mampu mengolah minyak sawit RBDPO sebesar 20 persen. Sedangkan ujicoba mengolah minyak sawit menjadi Green Avtur segera dilakukan pada akhir 2020 di Kilang Cilacap," ungkapnya.
Mengolah minyak sawit menjadi green diesel sudah dilakukan juga oleh beberapa perusahaan lain di dunia. Namun mengolah minyak sawit menjadi green gasoline belum pernah dilakukan di dunia. Pertamina, kata dia, merupakan yang pertama. Karena selama ini hal itu masih sebatas skala laboratorium untuk riset.
Standalone Biorefinery
Nah, selain Dumai, Pertamina juga siap membangun Standalone Biorefinery di Cilacap dengan kapasitas 6.000 barel per hari. Lalu fasilitas serupa di Plaju berkapasitas 20.000 barel per hari. Kedua standalone biorefinery ini kelak mampu memproduksi green diesel maupun green avtur berbahan baku 100 persen minyak nabati.
Info tambahan. Pertamina telah menggunakan FAME untuk program biodiesel sejak 2006 sampai 2017. Selama 11 tahun, penyerapan FAME mencapai 9,2 juta KL. Pada 2018, Pertamina menjalankan Program B20 dengan penyerapan FAME sebesar 3,2 juta KL yang pencampurannya dilakukan di 69 lokasi. Melalui Program B30, pada 2019 penyerapan FAME meningkat tajam sebesar 5,5 juta KL dan pada 2020 ditargetkan meningkat menjadi 8,38 juta KL.
Hasil dari implementasi program B20 dan B30 selama 2019 telah menghemat devisa negara sebesar Rp 43,8 triliun. Tahun ini Pertamina menargetkan penghematan devisa sebesar Rp 63,4 triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 1,2 juta orang. "Seiring berjalannya waktu terdapat trend shifting pada penggunaan bahan bakar. Yaitu semula bahan bakar fosil perlahan bergeser ke bahan bakar terbarukan. Pola pemenuhan energi nasional pun mengalami ubahan. Dari sebelumnya mengandalkan foreign supply menjadi domestik supply. Untuk itu kita semua harus terus berupaya memaksimalkan pemberdayaan dan pengelolaan sumber daya lokal," pungkas Budi.
Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian mengemukakan. Usai produksi green diesel dari RBD Palm Oil, ke depannya ada potensi bahan baku alternatif berupa Industrial Vegetable Oil/Industrial Lauric Oil (IVO/ILO). Menurut dia, spesifikasi memenuhi technical requirement katalis merah putih dengan biaya produksi lebih ekonomis.
"Pada tahun 2019, Kemenperin melalui Ditjen Industri Agro telah menyelesaikan penyusunan SNI. Khususnya untuk produk IVO/ILO sebagai bahan baku industri greenfuel dengan kode SNI 8875:2020 minyak nabati untuk produksi biohidrokarbon. Kami sangat mengapresiasi hasil kerja keras, ketekunan dan kepiawaian tim dari ITB. Di bawah pimpinan Prof. Dr. Soebagjo beserta tim peneliti PT Pertamina yang telah berhasil mewujudkan teknologi produksi green diesel secara stand alone," pungkas AGK. (Alx/Tom)
Baca juga: Gegara COVID-19, Sejumlah IKM Logam Otomotif Turun Omzet Sampai 90 Persen
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice