Pertamina Siap Bangun Pabrik Katalis Green Diesel D100
Dalam menjawab tantangan transisi energi ke depan. Pertamina mengembangkan energi baru terbarukan (EBT). Berbagai inovasi dilakukan dengan memanfaatkan sumber berlimpah di Indonesia. Produk macam Green Diesel D100 dan Green Gasoline atau Green Avtur 100 persen diolah dari bahan dasar kelapa sawit. Bahan bakar ini pun direaksikan menggunakan stimulan kimia Merah Putih yang diproduksi Research & Technology Center (RTC). Mereka menyatakan siap bikin pabrik katalis itu.
Fajriyah Usman, Vice President Corporate Communication Pertamina mengungkapnya, “Setelah uji coba produk Green Diesel D100 di kilang Dumai. Berikut Green Fuel atau Green Avtur di Kilang Cilacap. Pertamina bersinergi dengan BUMN lain serta Perguruan Tinggi, guna membangun pabrik katalis. Sehingga dapat mendorong TKDN di industri migas maupun kimia. Dan bakal mengurangi defisit transaksi negara. Termasuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.”
Sebelumnya, pada Juli 2020, Pertamina sukses melakukan uji coba produksi Green Diesel (D100) di Kilang Dumai sebesar 1.000 barel. Lalu pada Maret 2020, juga dilakukan ujicoba co-processing Green Gasoline di Kilang Cilacap. Pengetesan serupa dilakukan di bahan bakar Green Avtur yang ditargetkan rampung akhir tahun ini. Hal ini pun dijalankan pararel dengan proyek pembangunan Standalone Biorefinery di Cilacap maupun di Plaju. “Pertamina tetap berkomitmen. Untuk selalu berinovasi dalam mencipatakan produk lebih berkualitas dan ramah lingkungan,” ucap Fajriyah.
Tak hanya itu, Subholding Power and New & Renewable Energy Pertamina. Yaitu PT Pertamina Power Indonesia (PPI) juga diklaim memiliki portofolio proyek energi bersih beragam. Salah satunya tengah dalam proses konstruksi, Proyek Independent Power Producer (IPP) LNG-to-Power Jawa-1 dengan kapasitas 1760 Mega Watt (MW).
Baca juga: Uji Coba D-100 Minyak Sawit Pakai Toyota Kijang Innova, Suara Mesin Dibilang Halus
PPI juga melakukan pengembangan PLTS di SPBU-SPBU Pertamina sebagai bagian dari optimalisasi bauran energi di wilayah operasi perseroan ini. Untuk 2020 masih ditargetkan sebanyak 50 SPBU dan akan bertambah ke depannya. “Sampai saat ini, PPI telah membuktikan kompetensi serta kapabilitasnya sebagai penyedia energi bersih. Ke depan, perusahaan akan terus memperluas jangkauan. Baik penyokong kebutuhan di luar Pertamina, maupun di internal di lingkungan sendiri," imbuhnya.
Untuk mengantisipasi tren energi masa depan. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendukung penuh Pertamina melakukan transformasi energi bersih. Menurutnya, pengembangan sudah diimplementasikan melalui program B30. Serta percepatan program gasifikasi batu bara menjadi metanol dan dimethyl ether (DME). Sehingga bisa mengurangi impor LPG yang sudah mencapai enam juta metrik.
Erick Thohir juga memacu terwujudnya kerja sama Pertamina dengan beberapa BUMN dalam pengembangan bisnis baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Pemerintah pun berencana membentuk holding PT Indonesia Battery untuk mengoperasikan pabrik baterai. Konsorsium ini terdiri atas: PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) melalui PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Lalu PT Pertamina serta PT PLN (Persero).
Lalu dukungan Kementerian Perindustrian dalam kegiatan manufaktur. Mereka berjanji memberikan dukungan berupa kemudahan perizinan industri. Lalu penyusunan rancangan SNI katalis. Juga fasilitasi insentif perpajakan seperti tax holiday, tax allowance dan super deduction tax. Menperin mengaku terus berpartisipasi aktif dalam penyusunan kebijakan, juga pengembangan teknologi produksi bahan bakar hijau. Termasuk green diesel 100 persen.
Nah, sebagai tambahan. Pertamina menggunakan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) dalam program biodiesel sejak 2006 sampai 2017. Selama 11 tahun, penyerapan pengganti minyak bumi itu mencapai 9,2 juta KL. Pada 2018, Pertamina menjalankan Program B20 dengan penyerapan FAME sebesar 3,2 juta KL yang pencampurannya dilakukan di 69 lokasi. Melalui Program B30, pada 2019 penyerapan metil ester asam lemak meningkat tajam sebesar 5,5 juta KL. Dan pada 2020 dipatok meroket menjadi 8,38 juta KL. (Alx/Tom)
Baca juga: Dirikan Laboratorium Uji Terbuka, Upaya ExxonMobil Mudahkan Pelaku Industri Ciptakan Pelumas Terbaik
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice