Optimisme Pasar Otomotif Indonesia pada 2023, Positif Tapi Penuh Tantangan
KEY TAKEAWAYS
Data Gaikindo Desember 2022 belum keluar, tapi sangat mungkin angka penjualan sesuai target
Tahun 2023 diproyeksikan semakin positif, walau akan banyak tantanganPasca pandemi COVID-19, pasar mobil nasional terus positif. Jika dibandingkan 2021, penjualan mobil 2022 sudah hampir mendekati target. Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), gara-gara pandemi, penjualan wholesales mobil sempat melorot ke 532.027 unit tahun 2020. Atau anjlok lebih dari 40 persen dari 1.030.126 unit pada 2019.
Kala itu, penjualan mobil nasional sampai mencapai titik terendah pada Mei 2020. Angkanya 3.551 unit saja. Bahkan industri otomotif hanya mampu mengirim 7.868 unit mobil baru per bulan, padahal sebelumnya bisa sampai 80 – 90 ribu unit per bulan.
Tahun berikutnya, 2021, kondisi sedikit membaik. Pasar otomotif nasional mulai recovery. Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil wholesales (distribusi dari pabrik ke diler) tumbuh 66% year-on-year (yoy) menjadi 887.202 unit. Sementara itu, penjualan mobil ritel atau penjualan dari diler ke konsumen pada tahun 2021 melesat 49,3% menjadi 864.348 unit.
Sampai berita ini diturunkan, memang belum ada data final dari Gaikindo tentang angka penjualan mobil sepanjang 2022. Tapi berdasarkan angka yang dirilis lembaga itu, penjualan wholesale mobil sampai November 2022 sebanyak 942.499 unit. Artinya sudah mendekati target tahunan 960.000 unit, tinggal 20.000 unit lagi dan kemungkinan besaran itu bisa tercapai. Sekaligus mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Perkembangan memperlihatkan prospek pasar mobil nasional mengarah pada tren positif setelah mengalami tamparan keras efek Covid-19.
Bagaimana 2023?
Secara umum, kondisi pasar akan relatif lebih stabil meskipun berada di bawah ancaman resesi. Diprediksi akan terjadi gangguan terhadap perekonomian, pasar otomotif diproyeksi akan tetap tumbuh lebih dinamis dibandingkan tiga tahun terakhir. Kenaikan dalam angka yang menggembirakan itu akan dapat mengubah bentuk pasar mobil baru.
Gaikindo sendiri memproyeksi penjualan mobil baru di Indonesia tahun 2023 sebanyak 975.000 unit. Hal itu didukung oleh prediksi iklim pembelanjaan di sektor otomotif yang relatif tinggi. Namun sejumlah kalangan menilai bahwa angka proyeksi tersebut terbilang kecil jika mengingat angka pertumbuhan tahun 2022.
Proyeksi pertumbuhan itu disampaikan oleh Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiarto beberapa waktu lalu dan dikutip oleh sejumlah media nasional. Pihak Gaikindo beralasan bahwa kecilnya angka pertumbuhan disebabkan pihaknya harus berhati-hati dalam menetapkan penjualan mobil tahun depan di tengah ancaman resesi dan inflasi.
Segmen MPV diprediksi akan tetap menjadi model terfavorit tahun 2023, terutama pasar low MPV. Disusul oleh segmen SUV tujuh penumpang, yang pada 2022 tumbuh cukup menggembirakan. Selanjutnya, diikuti hatchback, city car, sedan dan mobil niaga.
Baca Juga: Berburu Diskon Low MPV Awal Tahun, Paling Besar Rp33 Juta!
Mobil Listrik Indonesia 2023
Satu hal yang bakal paling kentara di dalam pertumbuhan pasar mobil tahun yang baru adalah pasar mobil elektrifikasi dan listrik murni (BEV). Seperti diketahui, peluncuran mobil listrik tahun 2022 mencatat rekor di dalam sejarah otomotif nasional. Tercatat delapan mobil listrik anyar yaitu Hyundai Ioniq 5, Toyota bZ4X, Wuling Air ev, Mini Electric, BMW i4 eDrive 40, BMW iX, KIA EV6 GT-Line dan Mercedes-Benz EQ Series. Ditambah dengan pabrikan MG memperkenalkan mobil listrik ZS EV.
Ketum Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan bahwa pertumbuhan menarik datang dari penjualan roda 4 listrik. Mengalami lonjakan drastis dibandingkan tahun 2021. Menurutnya, sampai dengan bulan Oktober 2022 saja, angka penjualan mobil listrik murni mencapai 6.000 unit. Didominasi oleh model Wuling Air ev dan Hyundai IONIQ 5. "Itu untuk mobil listriknya saja, pure listrik. Belum kita hitung dengan mobil jenis hybrid atau yang lainnya," ujar Nangoi.
Jumlah kenaikan yang sangat signifikan itu perlu diiringi dengan pengembangan fasilitas infrastruktur EV. Terutama dalam hal penyediaan charging stations sehingga mempermudah akses pengguna di dalam bepergian.
Dari data yang dikumpulkan tim OTO, sampai Agustus lalu jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) baru 346 unit. Tersebar di 295 lokasi di seluruh Indonesia. Sementara, populasi mobil listrik murni di Indonesia hingga 2022 sebanyak 22.671 unit, terdiri dari 19.689 unit motor listrik, 2.654 unit mobil listrik, 270 unit kendaraan roda tiga listrik, 19.698 unit bus listrik dan 6 unit pengangkut kecil listrik.
Progress ini menjadi penting bagi skala keekonomisan. Rencananya akan digencarkan 3 skema, yaitu dengan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Sistem Home Charging dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).Pemerintah sendiri telah menargetkan bahwa jumlah SPKLU ditargetkan sebanyak 24.720 unit pada 2030 mendatang. Diperkirakan tumbuh 3.000-an unit charging stations per tahun dalam delapan tahun ke depan.
Kalau dilihat dari angka perkembangan mobil listrik dan perencanaan infrastrukturnya, jumlah penjualan mobil listrik murni tahun 2023 diramalkan meningkat dua kali lipat. Apalagi jika regulasi insentif kendaraan listrik baik mobil dan motor telah disahkan oleh pemerintah.
Regulasi Insentif Kendaraan Listrik
Berdasarkan siaran pers yang disebarkan oleh Kementerian Perindustrian dan dimuat di dalam webnya pada 15 Desember kemarin, Kemenperin pada saat ini sedang melakukan tahap finalisasi aturan insentif bagi pembelian mobil atau motor listrik.
Insentif tersebut akan diberikan kepada pembelian kendaraan listrik, baik mobil maupun motor, yang diproduksi oleh perusahaan yang memiliki pabrik di Indonesia. Sehingga insentif diharapkan memberikan berbagai manfaat bagi pengembangan industri kendaraan listrik.
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan gambaran. Insentif yang akan diberikan untuk pembelian mobil listrik besarnya sekitar Rp80 juta, dan untuk mobil listrik berbasis hybrid sekitar Rp40 juta. Sedangkan untuk jenis kendaraan roda dua, pembelian motor listrik memperoleh insentif sekitar Rp8 juta. “Sementara, motor konversi menjadi motor listrik mendapat insentif sekitar Rp5 juta,” jelas Agus. (EKA/ODI)
Baca Juga: Daftar Mobil Baru yang Siap Meluncur Sepanjang 2023
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice