Opini: (Masih) Menanti Pelita Stasiun Pengisian Mobil Listrik
Tahun 2022 sudah berjalan hampir enam bulan. Artinya sudah memasuki tahun ketiga sejak mobil listrik pertama yang dijual massal di Indonesia, Hyundai Ioniq melenggang pada 2020. Setelah itu hadir Nissan Leaf, Hyundai Kona EV dan kini, Hyundai Ioniq 5. Terakhir, bahkan sudah dirakit di Indonesia.
KEY TAKEAWAYS
Mobil listrik apa saja yang sudah dijual di Indonesia?
Hyundai Ioniq, Hyundai Kona EV, Nissan leaf dan Hyundai Ioniq 5Tak jarang Anda bisa melihat mobil-mobil dengan pita biru pada pelat nomornya melenggang, yang mengartikan bahwa itu adalah kendaraan niremisi yang bergantung pada listrik sebagai sumber dayanya. Namun, pemerintah nampak bergerak lebih lambat dari perkembangan ini.
Data yang kami sarikan dari Liputan6 menyebut bahwa PLN per 23 Februari 2022 lalu baru mengoperasikan 104 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Angka ini meleset dari target awal di tahun sebelumnya yang sempat disebut bakal mencapai 168 di akhir 2021. Perkembangan yang lambat ini tentu perlu dikritisi, pasalnya popularitas kendaraan listrik sangat bergantung pada mudah dijangkaunya portal pengisian daya ini.
Langkah ini kami nilai lambat karena dikhawatirkan akan membuat persepsi calon pengguna kendaraan listrik kian meragukan keandalan mobil niremisi ini. Bagaimana tidak, tanpa persepsi ini saja, mengubah perspektif pengguna kendaraan listrik dari habit pengguna bahan bakar minyak, sudah sangat sulit.
Begini analoginya, pengguna kendaraan konvensional berbahan bakar minyak, bisa dengan santai menggunakan kendaraan mereka, kapanpun, kemanapun, tanpa perlu melakukan perhitungan rinci akan rute maupun manajemen perjalanannya. Pasalnya, kehabisan bensin bukan soal karena banyaknya stasiun pengisian bahan bakar umum. Tapi, ketika mereka pakai mobil jenis ini, maka mereka berkolaborasi menyumbang emisi ke udara. Di lain sisi, pakai kendaraan jenis ini, praktis!
Mengubah perspektif kepraktisan pakai tersebut ke arah kepedulian akan lingkungan bagi generasi penerusnya, merupakan pekerjaan utama. Pasalnya, kendaraan listrik sama sekali tak mengeluarkan emisi. Dan sejatinya, penggunaannya juga lebih praktis karena sumber energinya bisa dipasang di rumah sendiri.
Menanamkan perubahan perspektif ini akan jadi sangat sulit selama infrastruktur pengecasan jumlahnya minim. Sebagai perbandingan, China di paruh 2022 sudah melipatgandakan jumlah pengecasan kendaraannya dari 1,04 juta stasiun menjadi 2,22 juta di berbagai sudut negara. Angka tersebut merupakan akumulasi dari stasiun umum dan portal rumahan milik pribadi. Jumlah pengecasan umumnya sendiri, kini tak kurang dari 65 ribu.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dalam pidatonya beberapa waktu lalu sempat juga mendorong hal ini. "Kita tunjukkan kepada dunia bahwa ekosistem kendaraan listrik di Indonesia tengah tumbuh dan berkembang cepat,” ucapnya saat meresmikan fasilitas pengisian daya ultra cepat dalam rangka persiapan KTT G20, Maret lalu di Bali.
Ia menegaskan bahwa kendaraan listrik merupakan bagian dari desain besar transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan. Ketergantungan Indonesia pada bahan bakar minyak energi fosil yang semakin tinggi menurutnya harus dihentikan agar kemandirian energi dapat diwujudkan.
“Ketergantungan kita pada BBM pada energi fosil semakin tinggi dan sampai saat ini pemenuhan kebutuhan BBM kita, kita tahu semuanya masih impor, membebani defisit, membebani APBN kita, membebani defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan. Oleh sebab itu kondisi ini tidak boleh kita biarkan kita harus mencari cara agar bisa mewujudkan kemandirian energi,” imbuhnya.
Keterbukaan pintu investasi pengusaha swasta, merupakan salah satu kunci popularitas menjamurnya peranti pengecasan mobil listrik. Selain pintu investasi yang dipermudah, subsidi juga tentu bakal menarik para pengusaha ini jika pemerintah menyediakannya demi meningkatkan pengurangan emisi di kota-kota besar. Bahkan lebih mulia lagi, jika ada subsidi dan keringanan pajak bagi pengusaha yang menyediakan daya listrik bagi umum dari sumber energi terbarukan atau niremisi seperti solar, air, dan lainnya. (VAN/RS)
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice