Mulai Dari Kijang Super Hingga Nantinya Kijang Hybrid, Ini Sejarah Ekspor Toyota Capai 2 Juta Unit
Toyota baru saja merayakan pencapaian ekspor kendaraan mereka yang ke 2 juta unit pada Selasa (15/2/2022). PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mendapat kehormatan dengan kehadiran Presiden Jokowi dalam acara tersebut di pabrik Karawang, Jawa Barat. Acara ini juga sekaligus sebagai pelepasan perdana ekspor Toyota Fortuner ke Australia.
KEY TAKEAWAYS
Ekspor perdana Toyota
Dimulai di 1987 dengan pengapalan perdana Kijang generasi ketiga atau Kijang Super ke Brunei DarussalamModel ekspor Toyota dari Indonesia
Kijang Innova, Fortuner, Vios, Sienta, Veloz, Avanza, Rush, Lite Ace/Town Ace, Agya, dan Raize serta kendaraan terurai (CKD)Negara tujuan ekspor produk-produk Toyota
Diekspor ke lebih dari 80 negara di kawasan Asia, Pasifik, Afrika, Amerika Latin, dan Timur TengahPencapaian ekspor kendaraan utuh Toyota dari Indonesia sebesar 2 juta unit ini dicapai melalui konsistensi serta proses yang panjang untuk terus meningkatkan daya saing dan meraih kepercayaan dari pasar global. Selain itu, kegiatan ekspor Toyota Indonesia juga dimungkinkan oleh perkembangan industri otomotif nasional yang bergerak dari impor hingga di awal 1970-an diikuti dengan produksi komponen lokal dan menjadi basis produksi dan ekspor. Kini tahapan pengembangan ekspor yang mencapai jumlah akumulatif 1 juta unit di 2018 lalu.
Presiden Direktur PT TMMIN Warih Andang Tjahjono mengungkapkan pencapaian dua juta unit ekspor dan ekspor perdana ke Australia merupakan bagian dari kontribusi pada perkembangan industri otomotif nasional Indonesia termasuk dalam menjaga neraca perdagangan yang positif. Pihak Toyota selalu berupaya keras untuk meningkatkan daya saing dan meraih kepercayaan dari pasar global dalam aktivitas ekspor.
“Pencapaian ini tidak dapat terjadi tanpa dukungan dari semua pihak kepada industri otomotif. Kami mengucapkan terimakasih kepada pemerintah Indonesia yang telah memberikan dukungan, termasuk dalam kerjasama bilateral dan multilateral seperti kerjasama dengan Australia melalui IA-CEPA, sehingga capaian ini bisa terwujud dengan baik. Kami memaknai capaian ini sebagai pemicu semangat untuk bisa terus meningkatkan performa ekspor,” ujar Warih dalam keterangannya.
Sejarah Ekspor Toyota
Eksport Toyota dimulai di 1987 dengan pengapalan perdana Kijang generasi ketiga atau Kijang Super ke Brunei Darussalam. Volume ekspor perdana masih dalam jumlah yang terbilang kecil yakni 50 unit per bulannya.
Sejalan dengan peningkatan daya saing, momentum terbaik ekgiatan ekspor Toyota dimulai dengan dipercayanya Toyota Indonesia dalam proyek IMV di 2004. Posisi strategis sebagai basis produksi Kijang Innova memberikan peluang besar bagi Toyota Indonesia untuk memperluas penetrasi ke pasar global selain memenuhi kebutuhan pasar domestik. Ini sekaligus menjadi tantangan untuk membuktikan kapabilitas Indonesia dalam menjadi negara produsen kendaraan. Sejak saat itu ekspor kendaraan Toyota Indonesia meningkat sekitar 7.000 unit per tahun.
Upaya Toyota untuk meraih kepercayaan pasar ekspor bergerak bersama tumbuhnya industri otomotif Indonesia sehingga aktivitas ekspor Toyota semakin berkembang baik untuk volume dan negara tujuannya. Dimulai dari pengembangan pasar ke beberapa negara di Timur Tengah dan Amerika Latin, saat ini Kijang Innova, Fortuner, Vios, Sienta, Veloz, Avanza, Rush, Lite Ace/Town Ace, Agya, dan Raize serta kendaraan terurai (CKD), mesin bensin, komponen, dan alat bantu produksi.
Baca juga: Toyota Luncurkan All New Voxy pada 17 Februari, Apa Saja yang Kemungkinan Baru?
Produk-produk ini telah diekspor ke lebih dari 80 negara di kawasan Asia, Pasifik, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah. Sementara itu, volume ekspor tahunan meningkat tajam menjadi lebih dari 100.000 unit per tahun sejak tahun 2012 silam dan bahkan sempat menembus angka 200.000 unit per tahun di tahun 2018 dan 2019 sebelum pandemi COVID-19 menghantam ekonomi global.
Setelah sempat terkoreksi hingga 30 persen di 2020 akibat pandemi, ekspor kendaraan utuh bermerek Toyota dari Indonesia di tahun 2021 mencatatkan angka sebesar 188 ribu unit. Pencapaian ini memperlihatkan kinerja ekspor T-Brand sudah pulih hingga ke level 90 persen dibandingkan dengan situasi sebelum pandemi.
Tahun ini Toyota Indonesia juga berencana untuk melakukan produksi lokal model Hybrid Electric Vehicle (HEV) yang juga ditujukan untuk pasar ekspor selain pasar domestik. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengungkapkan model ini adalah Kijang Innova Hybrid.
Baca juga: Terkonfirmasi, Toyota Akan Segera Produksi Kijang Innova Hybrid Tahun Ini
Produk Nasional Berstandar Global
Agus mengungkapkan, sama halnya dengan ekspor ke Jepang, ekspor produk mobil ke Australia terkenal memiliki spesifikasi yang ketat, misal terkait bahan bakar, emisi, dan keamanan. Ini artinya industri otomotif Indonesia telah memiliki daya saing yang tinggi sehingga produknya diminati pasar mancanegara. Agus menyebutkan produk Indonesia sudah diekspor ke empat benua yakni Amerika, Afrika, Asia dan Australia.
Industri otomotif nasional memiliki nilai forward linkage sebesar Rp 35 triliun dan nilai backward linkage sebesar Rp 43 triliun pada 2021 lalu. Toyota sendiri memiliki nilai forward linkage senilai Rp 19,7 triliun dan nilai backward linkage senilai Rp 16,1 triliun. Ini artinya Toyota menyumbang 40 persen dari total akumulatif industri manufaktur.
Terkait nilai investasi, industri otomotif tercatat merelasisasikan sebesar Rp 22,5 triliun pada 2021 lalu dimana catatan ini naik 220 persen dibanding capaian penanaman modal 2020. Sementara Toyota Group telah berkomitmen untuk menambah investasi sebesar Rp 28,3 triliun hingga 2024.
Baca juga: Presiden Jokowi Apresiasi Ekspor 2 Juta Unit Toyota dan Kirim Perdana ke Australia
"Kami juga tengah mengakselerasi pendalaman struktur industri otomotif sehingga nilai TKDN kendaraan semakin meningkat. Saat ini local purchase kendaraan roda empat atau lebih yang diproduksi di Indonesia rata-rata 20 sampai 80 persen. Toyota sendiri sudah memiliki local purchase sebesar 75 persen. Jadi merek boleh Toyota tapi sebetulnya produk dalam negeri," ucap Agus.
Oleh karena itu, pemerintah memberikan perhatian besar terhadap pengembangan industri otomotif melalui beragam stimulus. Karenanya, Menperin menyampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas segenap dukungan serta arahan yang ditujukan untuk membangkitkan pelaku industri otomotif di tengah pandemi, terutama melalui pemberian insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP). ”Hasil kebijakan PPnBM DTP terbukti mampu menopang pertumbuhan dan peningkatan produksi kendaraan dan mampu menghindarkan terjadinya PHK pada sektor industri otomotif, khususnya sektor IKM,” ucap Agus.
Presiden pun memberikan apresiasi kepada upaya Menteri Perindustrian dalam terus mendorong ekspor mobil hingga mencapai 80-an negara di empat benua. ”Yang saya senang juga bahwa kandungan lokalnya, TKDN sudah lebih dari 75 persen. Artinya, banyak komponen atau spare part, dan juga aksesoris-aksesoris yang ada di dalam mobil itu disuplai dari industri-industri UKM kita. Ini juga sangat baik untuk menghidupkan usaha-usaha kecil, yang ada di negara kita,” tutup Presiden Jokowi. (Sta/Raju)
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Pilihan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice