Mengintip Operasional Pabrik Skala Global Hankook di Indonesia
Jejak ban merek Hankook di Indonesia mulai terukir sejak 2010. Investasi besar digelontorkan untuk mendirikan pabrik di kawasan Cikarang, Jawa Barat. Seremoni ground breaking berlangsung 2011 dan diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudhoyono, pada 2013. Berdiri di lahan seluas 60 hektar, pabrik Hankook Tire Indonesia (HTI) merupakan basis produksi ketujuh setelah Korea Selatan, Cina dan Hungaria.
Pabrik yang sudah beroperasi baru masuk fase 2 dari rencana sampai fase 5. Total investasi dikeluarkan sebesar US$ 650 juta sampai tahap ini. Daya serap sumber daya manusianya tergolong tinggi, jumlah tenaga kerja khusus di pabrik saja mencapai 1.852 orang. Proses produksi berlangsung 24 jam dan dibagi 3 shift. Makanya mampu menghasilkan 32.000 ban perhari atau sekitar 12 juta ban pertahun.
Ban produksi HTI diekspor menuju Timur Tengah, Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Asia Tenggara dan tentunya untuk memenuhi pasar domestik Indonesia. Dengan kata lain, pabrik ini berskala global yang mengutamakan pasar ekspor. Persentasenya 92% ekspor dan 8% domestik. Bahan baku 100% menggunakan karet lokal Indonesia. Kebanyakan diambil dari wilayah Sumatra dan Kalimantan, bahkan produksi untuk pasar Eropa juga memakai bahan baku dari Indonesia.
Pabrik HTI mempunyai visi menjadi pabrik yang hijau dan cerdas. Perhatian terhadap lingkungan hidup dilakukan melalui penggunaan Bahan Bakar Gas (PNG) sebagai bahan bakar utama. Terdapat juga Dust Collector dan Waste Water Treatment Plant agar tidak mencemari air dan udara di lingkungan sekitar.
Dari luar, pabrik HTI tampak besar dan megah. Panjangnya saja lebih dari satu kilometer. Area yang dilewati dalam tur pabrik kali ini amatlah luas. Tahap awal dalam proses produksi ban adalah proses mixing atau pencampuran bahan baku mentah. Setelah menjadi lembaran karet, memasuki proses pencetakan tapak dan dinding ban. Selanjutnya, pemotongan dan assembling atau penggabungan semua bagian ban. Kemudian masuk tahap vulkanisasi atau pematangan dengan memanaskan ban dalam suhu 160 derajat selama 12 menit.
Setelah ban terbentuk utuh, inspeksi pun dilakukan. Bagian ini sangat krusial untuk menjaga kualitas terbaik produk keluaran Hankook. Bahkan ada mesin xray yang memeriksa secara detil tiap sudut ban. Lolos itu semua, ban disimpan dan dipaking untuk pengiriman. Sebelum masuk kontainer untuk diekspor, dilakukan penyortiran lagi secara manual.
“Kualitas produk adalah hal yang menjadi fokus utama Hankook, sehingga kami melakukan banyak pemeriksaan dan penyortiran dalam proses produksi kami, agar konsumen mendapatkan ban dengan kualitas terbaik”, terang Hyon Young Seop, Senior Manager Corporate Management Team Hankook Tire Indonesia.
Jenis ban yang dibuat pabrik HTI di Cikarang, diperuntukkan untuk kendaraan penumpang. Ada empat brand sudah dikenal di pasaran: Hankook Ventus untuk sedan, Kinergy untuk minibus, Dynapro untuk SUV dan Vantra cocok untuk kendaraan niaga.
Pasar OEM (Original Equipment Manufacturer) dan replacement turut dirambah. Kerjasama strategis yang sudah berlangsung, menjadi supplier ban ke Toyota Manufacturing Motor Indonesia (TMMIN), Hyundai India dan Indonesia, Honda Thailand, Perodua (Daihatsu Malaysia) dan Astra Daihatsu Motor. Dalam lingkup global, lebih banyak lagi brand ternama menjadi partner Hankook. (Odi)
Baca Juga: Musim Akuisisi, Hankook Kuasai Saham Distributor Ban di Jerman
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice