Menerka Peluang Masuknya Hyundai Palisade, Rival Mazda CX-9 di Indonesia
Jajaran produk Hyundai di Indonesia belum lengkap di segmen SUV. Khususnya level atas. Sementara itu, sebagai produk global, mereka memiliki Palisade. Ia menyasar lahan pasar yang dihuni Honda Pilot, Ford Explorer, Toyota Highlander. Kalau di Tanah Air, mobil bertemu rival sepadan Mazda CX-9. Kans masuk sini tergolong tinggi. Walau ceruknya tak seluas medium SUV, namun kedatangannya bisa turut mendongkrak citra merek.
Tatkala perilisan Kona EV dan Ioniq secara daring. Salah satu petinggi perusahaan turut menyebut bakal menambah lini produk. "Jadi memang, kalau kita lihat kondisi pandemi tidak melunturkan semangat kami. Juga demi meningkatkan perekonomian di Indonesia. Pemerintah sangat mendukung percepatan mobil listrik. Dan kami merasa tidak perlu menunggu lagi untuk meluncurkan mobil tahun depan. Kami banyak menyiapkan produk teknologi tinggi, bagi MPV dan SUV. Selain itu, Indonesia juga memiliki banyak sumber yang bisa dimanfaatkan sebagai basis ekspor," jelas Makmur, Managing Director Hyundai Motors Indonesia, dalam konferensi pers secara virtual pekan kemarin.
Bisa jadi sang SUV mengacu pada Palisade. Kemudian bukti lainnya ialah daftar unit di Samsat DKI Jakarta. Tertulis PALISADE22LX2CRDIWA dengan nilai jual dasar (prepajak dan marjin) Rp 528 juta. Kona EV saja punya nilai jual Rp 403 juta, sekarang di pasar menjadi Rp 674,8 juta. Anda betul mobil bongsor itu didagang, kemungkinan tembus Rp 700 jutaan OTR. Mari berkenalan lebih dekat dengannya.
Baca juga: Hyundai Kona Electric Resmi Dipasarkan dengan Banderol Rp 674,8 juta, Begini Spesifikasinya
Spesifikasi Palisade
Ia mendebut global saat pembukaan Los Angeles Auto Show 2018. Tak hanya menjadi SUV termahal pabrikan. Mobil juga menawarkan kenyamanan melalui kapasitas kabin terbesar dan fleksibilitas kursi. Palisade memiliki konfigurasi penumpang hingga delapan orang dewasa. Bahkan masih menyisakan ruang kargo lapang. Tersedia opsi jok baris kedua model captain seat. Kepraktisannya didapat dari fleksibilitas pengaturan tempat duduk.
Melipat serta menggeser baris kedua, hanya melalui metode One-Touch. Seketika tersedia akses menuju baris ketiga. Tampah praktis lagi, jok baris ketiga mampu dilipat secara elektrik. Data luas kabinnya menunjukkan kapasitas bagasi terbesar dibandingkan lawan-lawan selevel. Mobil ini sangat ideal untuk perjalanan jauh bersama keluarga. Ditambah lagi sarana hiburan lengkap mulai dari monitor layar sentuh 10-inci, wireless charging, 7 USB slot, jok baris kedua dengan ventilasi udara dan masih banyak lainnya. Kabin dirancang untuk menciptakan relaksasi bagi seluruh penumpang. Semua kusi terlapisi material kulit premium Nappa. Semoga versi Indonesia jua begini.
Ada yang menarik dalam rangkaian sistem infotainment. Palisade menawarkan sistem intercom agar pengemudi dapat lebih mudah berkomunikasi dengan penumpang baris kedua maupun ketiga. Caranya dengan mengaktifkan mode conversation di perangkat audio. Terdapat juga Rear Sleep Mode. Ini memungkinkan pengemudi atau penumpang depan punya frekuensi suara audio sendiri. Ya, tidak mengganggu penumpang belakang.
Enjin
Sebagai sumber tenaga, Palisade menggunakan mesin V6 3,8-liter dengan siklus Atkinson, direct injection dual CVVT. Tenaga sebesar 295 PS, kemudian torsi 355 Nm. Pasangan transmisinya adalah otomatis 8-speed. Pengoperasiannya berupa tombol, bukan bentuk tuas lagi. Pilihan konfigurasi penggerak ada roda depan (FWD) dan empat roda (AWD). Sistem AWD digawangi HTRAC dengan mode pengaturan torsi secara elektrik. Namun, agaknya bukan itu yang tersedia bagi pasar Indonesia kelak. Kemungkinan besar pakai enjin penenggak solar 2,2 liter empat silinder direct injection. Dorongan induksi turbo membuncah 202 PS di 3.800 rpm. Momen puntir maksimal tersedia 441 Nm sejak 1.750 rpm. Alasannya, selain pajak lebih murah, mesin diesel dinilai relatif irit bahan bakar.
Visual Tubuh
Ukurannya yang gambot, memang sulit dipadukan desain bodi streamline. Kebanyakan berbentuk boxy seperti pola dasar desain Palisade ini. Namun bahasa rancang bangun Fluidic Sculpture 2.0 mengalir deras. Kemiripan dengan Hyundai Santa Fe dan Kona dapat dikenali dari kisi-kisi heksagonal baru. Kemudian model lampu berderet vertikal. Garis- garis di samping pun mirip, seolah Santa Fe disuntik steroid. Masa otot begitu menonjol di tubuh.
Rancangan garis mengalir khas Fluidic Sculpture ternyata berdampak positif. Coefficient of drag (Cd) dihasilkan hanya sekecil 0,33. Itu berkat sudut pilar-A yang landai, garnish di sisi spoiler belakang. Lalu optimalisasi ventilasi udara di bumer depan dengan tambahan saluran di bagian dalam, panel aerodinamika di kolong. Plus deflektor di area roda belakang.
Safety
Fitur di Palisade terbilang premium, termasuk juga sektor keselamatan. Semua varian dilengkapi teknologi Hyundai SmartSense. Yaitu peranti asistensi yang bekerja aktif maupun pasif untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Isinya antara lain: Blind-Spot Collision-Avoidance Assist, Lane Keeping Assist, High Beam Assist, Forward Collision-Avoidance Assist, Rear Cross-Traffic Collision dan Smart Cruise Control. Tak ketinggalan batalan udara sembilan titik.
Kalaupun Palisade masuk sini, kemungkinan buat tahun depan. Harapannya pandemi Covid-19 segera mereda. Putaran industri khususnya otomotif bisa kembali bergerak pulih. Produk-produk anyar bisa merangsang tumbuhnya market serta penjualan. Kedatangannya begitu dinanti. Simak pembaruan informasi selanjutnya di OTO.com. (Alx/Tom)
Baca juga: Perbedaan Antara Hyundai Ioniq Listrik untuk Fleet Market dengan Versi Retail
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice