Laba Otomotif Astra Tergerus 18 Persen pada Semester Pertama, Ini Sebabnya
Selama periode Januari-Juni 2019 kinerja otomotif Astra amblas. Laba bersih keseluruhan divisi otomotif menurun dua digit. Yakni 18% atau menjadi Rp 3,5 triliun. Jelas ini perkara besar bagi perusahaan. Selain kompetisi yang ketat, penurunan torehan ini terutama disebabkan degradasi volume penjualan mobil. Lalu meningkatnya biaya material pada aktivitas manufaktur.
Khusus hasil jualan mobil Astra, turun 6% menjadi 253.000 unit. Sementara jualan mobil secara nasional jua terjun 13% menjadi 482.000 unit. Namun, pangsa pasar Astra meningkat. Dari 48% menjadi 53% berkat penambahan delapan model baru. Ditambah dua model revamped yang diluncurkan pada semester pertama 2019.
Pada penjualan sepeda motor, Astra Honda Motor alami peningkatan 8% menjadi 2,4 juta unit. Sedangkan penjualan nasional naik 7% menjadi 3,2 juta unit. Mereka telah menelurkan empat model baru dan 15 model revamped. Sedangkan di bisnis komponen otomotif grup, Astra Otoparts Tbk (AOP), mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 19% menjadi Rp 246 miliar. Penyebabnya, kenaikan pendapatan dari segmen pasar suku cadang pengganti (replacement market) dan ekspor.
Infrastruktur dan Logistik
Beralih ke divisi infrastruktur dan logistik grup. Keduanya mencatat laba bersih Rp 83 miliar. Tumbuh signifikan dibandingkan laba bersih pada semester pertama 2018. Hal ini terutama disebabkan peningkatan pendapatan dari jalan tol yang telah beroperasi. Astra mempunyai kepemilikan saham di 339 km ruas jalan tol. Sudah beroperasi di jaringan jalan tol Trans-Jawa dan 11 km ruas jalan tol yang tengah dalam konstruksi.
Hasilnya moncer berkat peningkatan volume lalu lintas 23%. Terjadi lantaran tersambungnya semua jaringan tol pada 2018. Bahkan Mei 2019, Astra Tol Nusantara, mengumumkan akuisisi 44,5% saham Jasa Marga Surabaya Mojokerto. Merekalah pemegang konsesi jalan tol sepanjang 36 km. Kemudian di bisnis logistik. Laba bersih PT Serasi Autoraya (SERA) menurun 20% menjadi Rp 89 miliar. Ada penurunan jumlah kontrak sewa kendaraan leasing 6% menjadi 22.200 unit. Juga penurunan penjualan mobil bekas 5% menjadi 15.200 unit.
“Torehan kinerja Grup Astra pada semester pertama 2019, dipengaruhi oleh lesunya konsumsi domestik. Juga tren penurunan harga komoditas. Tetapi juga diuntungkan akibat peningkatan performa bisnis jasa keuangan dan kontribusi dari tambang emas yang baru diakuisisi. Prospek hingga akhir tahun ini masih menantang. Sebab kondisi itu dapat berlanjut,” papar Prijono Sugiarto, Presiden Direktur Astra International.
Jadi, kalau semua diakumulasikan, laba bersih Grup Astra International menurun. Jumlahnya 6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Paling kentara, diakibatkan berkurangnya kontribusi divisi otomotif dan agribisnis. Sedangkan penghasilan bersih konsolidasi grup meningkat 3% menjadi Rp 116,2 triliun. (Alx/Odi)
Baca Juga: Ini 3 Merek Mobil dengan Layanan Terbaik versi J.D. Power
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice