Keuntungan Grup Otomotif Astra Turun 4 Persen, Menjadi Rp 8,5 Triliun pada 2018
Tahun kemarin, laba bersih bisnis otomotif Astra turun. Baru saja grup ini melaporkan hasil tahunan. Capaian kinerja mereka lebih rendah 4% menjadi Rp 8,5 triliun. Ini disebabkan penurunan margin operasi. Walaupun terdapat kenaikan unit penjualan produk otomotif.
“Grup mencapai kinerja yang baik sepanjang 2018. Tetapi situasi bisnis pada 2019 tampaknya lebih menantang. Karena adanya ketidakpastian kondisi makro ekonomi, pasar mobil yang sangat kompetitif dan harga komoditas yang turun,” jelas Priono Sugiarto, Presiden Direktur Astra International, dalam laporan keuangan tahunan.
Padahal, penjualan mobil secara nasional meningkat 7% selama 2018, menjadi 1,15 juta unit dari tahun sebelumnya. Penjualan mobil Astra lebih tinggi 1% atau 582.000 unit. Namun karena meningkatnya kompetisi, pangsa pasar Astra menurun dari 54% menjadi 51%. Grup raksasa ini meluncurkan 18 model baru dan tujuh model revamped (penyegaran) pada 2018.
Lalu di sektor kendaraan roda dua, penjualan sepeda motor secara nasional meningkat 8% menjadi 6,4 juta unit. Sedangkan hasil yang diperoleh PT Astra Honda Motor (AHM) di pasar domestik meningkat 9%. Angka torehannya 4,8 juta unit. Lantaran kerja keras perusahaan, pangsa pasar yang stabil tetap dipertahankan sebesar 75%. Grup sudah meluncurkan enam model baru dan 19 model revamped sepanjang tahun lalu.
Bisnis komponen otomotif Astra juga baik. PT Astra Otoparts Tbk (AOP), melaporkan peningkatan laba bersih 11% menjadi Rp 611 miliar. Ini karena kenaikan pendapatan dari kinerja penjualan pasar pabrikan otomotif (OEM/original equipment manufacturer). Lalu disokong jua oleh pasar suku cadang pengganti (REM/replacement market).
Masih di bidang otomotif. Laba bersih PT Serasi Autoraya (SERA) melambung sebesar 50% menjadi Rp 302 miliar. Tren bisnis Astra tetap posotif. Sebab terjadi peningkatan marjin bisnis leasing dan rental mobil. Jumlah kontrak sewa kendaraan SERA alami kenaikan 2% menjadi 23.000 unit.
Secara umum, laba bersih grup meningkat pada tahun lalu. Angkanya mencapai Rp 21,7 triliun, atau naik 15% dibandingkan tahun sebelumnya. Ada peningkatan kontribusi dari segmen bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, serta segmen bisnis jasa keuangan. Nah, semua kenaikan itu, jumlahnya melebihi dari penurunan kontribusi segmen agribisnis dan bisnis otomotif.
Pelemahan mata uang rupiah sepanjang tahun, juga turut menekan margin bisnis manufaktur grup. Namun dikatakan, hal itu dapat diimbangi oleh dampak positif dari kontraktor penambangan dan aktivitas ekspor otomotif. Dari seluruh sektor bisnis Astra International, produk otomotif tetap jadi sumber penghasilan utama. (Alx/Van)
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice