Kenapa Toyota Calya 2017 Layak Dimiliki?

Saat Calya dan Sigra diperkenalkan tahun lalu, banyak yang memperkirakan inilah mesin pencetak uang bagi Toyota dan Daihatsu. Namun perkiraan itu meleset, karena kedua mobil ini tidak bisa melengserkan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia dari singgasana raja jalanan di Indonesia.

Meski demikian, baik Calya maupun Sigra membukakan mata, MPV yang ada di kelas LCGC, bisa memiliki fitur berlimpah yang tidak malu-maluin. LCGC berbentuk MPV, sebelumnya dikuasai Datsun Go+ Panca, dengan fiturnya yang terbilang minimalis. Calya-Sigra membuat sebuah standar baru untuk segmen ini, dengan fitur dan kenyamanan yang jauh lebih baik.

Nah, menurut data GAIKINDO, Toyota Calya mencetak penjualan wholesales lebih banyak dibanding Daihatsu Sigra (46.167 unit vs 22.820 unit) hingga Juli 2017 lalu. Toyota Calya hadir dalam lima varian. Tiga varian E, dan dua varian tinggi G.

Tentunya, Calya G yang lebih tinggi, memiliki fitur paling lengkap. Namun yang menarik, Calya G bertransmisi manual, justru yang paling banyak dipilih konsumen, bukan Calya G matic. Karena itu, mari kita lihat apa yang membuat LCGC ini lebih dipilih?

1. Fitur Eksterior

Dari luar, Anda bisa menemukan fog lamp yang dikelilingi ornamen krom di bemper depan. Lapisan krom, juga menghiasi grille atas dan sedikit di bagian bawah grille radiator. Di bagian belakang, baik Calya maupun Sigra memiliki lampu belakang dengan tatanan yang sama. Pada Calya, terdapat garnish chrome yang tebal di pintu bagasi.

Sementara itu, di bagian roda, terlihat menggunakan pelek 14 inci berbahan alloy, dengan baluran dwi warna (two tone). Desainnya memang bukan yang paling menarik menurut kami, tapi lumayan mendongkrak penampilan sang Calya.

2. Fitur Interior

Yang menarik dari Toyota Calya, meratanya fitur di setiap varian. Artinya, fitur dasar yang disodorkan sudah cukup lengkap sejak tipe E yang paling basic. Pertama, MID yang memuat informasi cukup lengkap. Kedua, fitur bantu kenyamanan yang lumayan membantu seperti kaca spion elektrik, power window, hingga soket listrik untuk mengisi ulang baterai alat komunikasi atau gadget lainnya.

Semua Calya memiliki tiga baris kursi. Karena itu, kemudahan akses ke baris ketiga selalu menjadi sorotan. Untungnya, mobil ini dibekali sistem pelipatan yang mudah, dengan menarik satu tuas, jok bisa terlipat untuk memberikan akses ke ruang ketiga.

Ruang lutut di baris paling belakang, harus tunduk pada penumpang di baris kedua. Jok di baris tengah bisa dimaju- mundurkan untuk kenyamanan bersama. Meski pada akhirnya kelegaan baris ketiga tidak bisa dibanggakan, sekalipun jok tengah di posisi paling maju, tapi ini sebuah nilai lebih dari Calya (dan Sigra). Sesuatu yang tidak ada pada pesaingnya seperti Datsun Go+ Panca.

3. Mesin

Oke, mungkin mesin LCGC bukanlah sesuatu yang istimewa. Namun pada Calya, mesin ini bisa jadi sebuah kebanggaan. Inilah keluarga mesin terbaru dari Toyota, yang diberi kode NR. Mesin NR terpasang di berbagai mobil. Mulai dari C-HR di belahan dunia lain, hingga Yaris, Vios, Avanza di tanah air. Dengan konfigurasi empat silinder, mesin Calya juga unggul dari Datsun Go+ yang bermesin tiga silinder. Kapasitasnya juga lebih besar, 1,2 liter dengan tenaga 88 ps. Cukup untuk menghela Calya, dan masih menjanjikan efisiensi BBM.

Kami pernah menguji Calya dari Semarang hingga Solo di Jawa Tengah. Hasilnya cukup memuaskan. Untuk ukuran sebuah LCGC, Calya memang bisa diandalkan berkat mesin, kenyamanan dan kepraktisan kabinnya.

Nah, kalau budget Anda memang untuk MPV di segmen LCGC, Calya cukup layak untuk dimiliki. Mobil ini bisa memberikan efisiensi konsumsi BBM yang cukup baik. Soal apakah memang mobil ini kandas saat diisi penuh, sudahlah, kalau tidak ada suspensi canggih, mobil mana yang tidak akan kandas saat diisi hingga kapasitas maksimal?

Baca Juga: Pilih Agya atau Karimun?