Kenapa Suzuki Pilih Transmisi Otomatis AGS Dibanding CVT Untuk Ignis?
Mobil kompak dengan rentang harga terjangkau (Rp 100-150 juta) kian padat. Buktinya, kemarin Suzuki Ignis diluncurkan dengan harga yang sepadan. Berbagai fitur unik dan jarang ditemukan di kelasnya pun dibenamkan, tapi ada satu yang membuatnya lebih menarik, transmisi AGS (Auto Gear Shift).
AGS memang hanya bahasa marketing Suzuki, toh pada umumnya kita mengenal girboks otomatis jenis ini dengan nama Automated Manual Transmission (AMT). Ya, distributor tenaga ini berbeda dengan otomatis konvensional (AT) ataupun CVT (Continous Variable Transmission).
Sejatinya, ia adalah girboks manual tanpa pedal kopling. Kerja injakan kopling, digantikan aktuator hidraulis yang bekerja menurut putaran mesin. Sedang perpindahan gigi secara otomatis dilakukan Transmission Control Module (TCM).
Di antara transmisi otomatis, AMT adalah yang paling tak nyaman digunakan. Saat terjadi perpindahan gigi, ada jeda yang terasa. Seolah ada ‘kaki bayangan’ yang sedang menginjak kopling dan ‘tangan bayangan’ memindahkan tuas persneling manual.
Jeda itulah yang membuat pengaliran tenaganya kurang responsif, tak cekatan dan cenderung kurang nyaman bila dibanding otomatis konvensional. Apalagi jika dikomparasi dengan CVT yang notabene tak pernah terjadi perpindahan gigi.
PT Suzuki Indomobil Sales lewat Donny Saputra, 4W Marketing Director, kemarin (17/4) menjelaskan alasan pihaknya masih mempercayakan skema distribusi tenaga seperti ini. “Kenapa AGS, bukan CVT atau AT biasa. Ini adalah strategi fitur dari suzuki,” tegas Donny.
Menurutnya, dengan menyematkan AGS, pihaknya bisa memberikan pilihan transmisi otomatis yang juga memiliki kapabilitas perpindahan secara manual. Pilihan ini menjadi lebih sulit diterapkan jika moda transmisi yang dipilih adalah AT atau CVT. Maklum saja, secara teknologi kedua transmisi itu lebih advance dan bernilai ekonomis lebih mahal.
Bandingkan saja dengan Honda Brio yang mesinnya juga 1.2 liter. lantaran menggunakan CVT, harga model non LCGC-nya mencapai Rp 178 juta. Dirinya mencontohkan nasib girboks ini pada mobil LCGC, Karimun Wagon R.
“Dulu juga ketika kami luncurkan wagon R, ada manual dan ada matik (AGS), kami percaya bahwa transmisi AGS ini sangat diterima masyarakat,” imbuh Donny.
Bahkan menurutnya, pada penjualan Karimun Wagon R, varian yang lebih laku adalah tipe AGS. Mereka pun berharap hal serupa berulang di Suzuki Ignis. Untuk diketahui, kiprah Suzuki meniagakan mobil impor bertransmisi otomatis non AGS memang cukup memprihatinkan.
Sebelumnya, mereka sempat menjual city car dengan nama Celerio. Mobil ini dijual dengan dua pilihan transmisi, manual dan CVT. Nahas, tahun lalu mereka hanya mampu menjual 26 unit dalam tempo 11 bulan (Jan-Nov, Sumber : GAIKINDO).
Kemarin Ignis meluncur perdana di Indonesia dan mulai dijual di seluruh tanah air dengan harga mulai Rp 139,5 juta – Rp 169,5 juta. Mobil ini pertama kali diperkenalkan di republik kita pada Gaikindo Indonesian International Auto Show (GIIAS) 2016. Mengusung desain SUV dalam format yang kompak dan bertabur fitur, Suzuki percaya mobil bermesin 1.2 liter ini siap menjadi pilihan baru bagi generasi millenial.
Baca juga: Menarik, Beli Suzuki Ignis Banyak Hadiahnya
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Model Mobil Suzuki
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Suzuki Ignis Terbaru di Oto
Tren Hatchback
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Suzuki Ignis dari Carvaganza
Artikel Mobil Suzuki Ignis dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature