Kembali Sukses Uji Terbang, Ehang 216 Tetap Tunggu Regulasi untuk Bawa Manusia
Prestige Aviation (PT Prestisius Aviasi Indonesia) kembali melakukan uji coba pada produk e-VTOL Ehang 216. Produk yang diperkenalkan pada April 2021 ini kini membawa beban seperti manusia dan terbang di langit JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (31/7/2022).
KEY TAKEAWAYS
Kendaraan terbang listrik Ehang 216 suskes uji coba kedua
Dengan simulasi membawa maneki dengan bentuk dan bobot seperti manusiaRegulasi kendaraan terbang listrik
Masih belum ada regulasinya, tengah dalam kajian dan pengembangan KemenhubCEO Prestige Aviation, Rudy Salim mengungkapkan sebelumnya Ehang 216 melakukan tes terbang pada ajang IIMS 2022 dengan melakukan terbang vertikal. Pembeda uji coba kali ini adalah kendaraan listrik tersebut bergerak dari titik A ke titik B serta melakukan terbang memutar dari titik A kembali ke titik semula.
“Kita berikan manekin dengan berat seperti manusia. Jadi ini buat penggambaran bahwa kendaraan ini siap terbang membawa manusia. Kendaraan listrik tidak hanya di darat, tapi juga urban air mobility dan ini transportasi masa depan. Kehadiran dan kesuksesan uji terbang Ehang 216 ini membuat Indonesia siap dengan masa depan yang ada,” ucap Rudy dalam sambutannya.
Baca juga: Sembilan Hari Penyelenggaraan, PEVS 2022 Catat Transaksi Rp250 Miliar
Rudy mengungkapkan bobot manekin yang dibawa disesuaikan dengan bobot rata-rata yang ada di masyarakat Indonesia. Total ada berat beban hingga 240 kilogram dan sukses dibawa melewati uji terbang.
Staff Khusus Kepresidenan RI, Diaz Hendropriyono yang hadir dalam acara tersebut mengungkapkan kehadiran produk e-VTOL sesuai dengan komitmen pemerintah dalam percepatan kendaraan listrik yakni PERPRES No 55.
“Hadirnya Ehang bisa membuat kendaraan listrik makin murah, terjangkau sehingga bisa dinikmati banyak orang,” ucap Diaz dalam sambutannya.
Uji coba terbang yang berlangsung bersamaan dengan acara PERIKLINDO ini membuat sejarah tersendiri di industri mobilitas Indonesia. Ehang 216 merupakan revolusi teknologi terutama kendaraan listrik dengan bentuk berbeda.
Tunggu Pembangunan Command Center dan Regulasi
Ehang 216 nantinya akan menggunakan comman center yang mengandalkan koneksi 4G atau 5G untuk dioperasikan. Penumpang hanya tinggal duduk diam dalam kabin dan operator dari jarak jauh akan menyiapkan rute terbang yang aman dari titik A ke titik B.
Terkait pembangunan command center ini, Rudy Salim mengungkapkan saat ini sudah siap. Pembangunan fasilitas ini cukup mudah dan cepat dibuat sehingga bukan masalah utama.
“Tetap kita saat ini menunggu regulasi yang nantinya membuat izin Ehang bisa terbang membawa manusia. Kemarin rencana terbang di Bali juga karena izin belum ada. Tapi command center sudah siap, bahkan untuk latihan kita sudah bisa. Untuk uji terbang ini juga sudah dilakukan dari sini (Kemayoran),” ucap Rudy.
Kombes Danny Suherdani, Kasubdit Potdirga Ditpoludara Kopolairud Baharkam Polri yang hadir mengungkapkan saat ini undang-undnag terkait penerbangan hanya diantur di UU No 1 tahun 2009. Itu sebabnya dalam uji coba terbang kali ini belum diizinkan menggunakan penumpang manusia.
Lantas apakah pemerintah akan beradaptasi dengan kehadiran produk e-VTOL semacam Ehang?
“Saya pikir nanti yang akan mendorong ini tetap dari pihak yang memasarkan untuk kemudian mengajukan perubahan atau hal dinamis dan positif ke Kemenhub, detailnya ke Dirjen Perhubungan Udara,” ucap Danny.
Saat ini Ehang belum digunakan oleh pihak kepolisian namun tentunya tidak akan menutup kemungkinan di masa depan akan digunakan untuk beragam fungsi. Sebelumnya, Polri telah bekerja sama dengan Prestige menggunakan Ehang dalam surveillance dan pendistribusian barang saat bencana Gunung Semeru. Saat itu Ehang sukses membantu berbagai kebutuhan di waktu bencana.
“Saat ini belum akan digunakan. Namun kita dari kepolisian sebagai pembina fungsi mendukung rencana kehadiran Ehang ini oleh Prestige. Rencana yang positif,” ucap Danny.
Soal regulasi e-VTOL ini Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi beberapa waktu lalu telah mengungkapkan akan menghadirkan peraturan yang mengatur mengenai kendaraan terbang.
“Kehadiran kendaraan terbang listrik ini dapat mengurangi emisi CO2, menawarkan biaya operasi yang lebih murah serta tiket yang lebih terjangkau. Meski masih banyak tantangan yang harus dihadapi seperti tenaga baterai yang membuat jarak tempuh tidak sejauh pesawat konvensional namun pengembangan dan peraturan kendaraan ini tengah dilakukan,” ucap Budi.
Bagi yang tertarik memiliki Ehang 216 cukup sediakan dana sekitar Rp8 miliar. Ini termasuk biaya operasional seperti menyewa operator di pusat komando dan perawatan. Ke depannya, ada rencana untuk menyewakan kendaraan terbang ini layaknya layanan transportasi berbasis online.
Spesifikasi Ehang 216
- Tinggi : 1,7 meter
- Lebar : 5,61 meter
- Muat maksimal : 220 kilogram
- Jarak tempuh dengan muatan : 35 kilometer
- Waktu terbang : 21 menit
- Kecepatan maksimal : 130 km per jam
(STA/TOM)
Baca juga: Truk Listrik Fuso eCanter Jalani Uji Coba Operasional Perdana
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice