Kasus Airbag Takata Akan Selesai Dengan Denda Rp 13,4 Trilliun
Produsen airbag, Takata yang tersangkut kasus malfungsi Airbag nampaknya akan segera menyelesaikan kasusnya dengan membayar denda maksimal US$ 1 Milliar atau sekitar Rp 13,48 trilliun. Wacana ini muncul setelah Departemen Pengadilan Amerika Serikat (AS) mendiskusikan jalan keluar agar Takata sebagai suplier airbag yang mencelakakan mengaku bersalah.
Seperti dilansir Wall Street Journal, Jaksa Federal dan tim pengacara Takata sedang menyusun perjanjian yang adil sebagai bagian tanggung jawab perusahaan ini atas produknya yang justru membahayakan penumpang. Dikabarkan, paling cepat perjanjian ini akan selesai pada Januari, namun tak menutup kemungkinan prosesnya bisa lebih lama dari seharusnya.
Bukan hanya diharuskan membayar denda, namun perjanjian yang dikeluarkan Departemen Peradilan juga akan mengharuskan Takata untuk dipantau praktek kerjanya oleh tim audit.
Takata diharuskan untuk membayar penalti berupa uang dengan rentang mulai dari ratusan ribu hingga maksimal satu milliar dollar untuk menutup kasus tersebut. Hukuman yang terbilang berat ini lantaran Jaksa menganggap Takata melakukan penipuan setelah membuat banyak pernyataan yang menyesatkan pada produsen serta menutupi informasi mengenai potensi airbag yang bisa meledak dan malah menyebarkan serpihan berbahaya.
Salah satu bukti kuat adalah laporan pengujian yang menyesatkan pada kliennya Honda Motor Co. Prinsipal Honda merupakan pembeli Takata terbesar yang mobilnya harus direcall untuk memperbaiki airbag lansiran Takata.
Atas permasalahan airbag ini, tak kurang dari 11 korban meregang nyawa, sementara 184 lainnya mengalami cedera saat airbag mengembang. Masih dari sumber yang sama disebutkan, di negara AS sendiri, 19 pabrikan mobil sedang dalam proses me-recall 42 juta kendaraan dengan jumlah mencapai 70 juta airbag yang beresiko pecah.
Hingga saat ini baru 29 juta kendaraan di AS yang recall. Sementara baru 12,5 juta airbag yang diperbaiki. Kasus Takata merupakan recall terbesar yang pernah terjadi sepanjang sejarah otomotif AS di mana tuntutannya berkembang ke seluruh dunia dan membuat banyak pemerintah turun tangan memperbaiki regulasi di negaranya.
Pemerintah AS bulan ini juga kembali memperingatkan Takata dan pabrikan mobil untuk mempercepat proses recall kendaraan dengan airbag bermasalah. Hal ini dilakukan lantaran tuntutan masih terus datang dari berbagai kalangan pengguna sementara jumlah kendaraan yang dijual juga terus meningkat.
Baca Juga: Ferrari, McLaren dan Tesla Juga Recall Malasah Airbag
Sumber: Wall Street Journal
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice