Kaleidoskop 2021: 7 Model yang Pensiun, Ada yang Tak Laku Lagi
Otomotif nasional perlahan bergerak ke arah yang lebih baik setelah sempat sempat terpuruk dua tahun terakhir akibat pandemi Covid-19. Jelang berakhirnya tahun 2021, terlihat tren penjualan bergerak naik. Pameran omotitf seperti Gaikindo Indonesia Internatioanl Auto Show (GIIAS) 2021 juga sudah berlangsung. Para pabrikan juga sudah mulai menghadirkan model-model baru.
Kendati demikian, tidak semua merek dan model mobil mengalami kebangkitan, ada juga yang terpaksa dihentikan penjualannya dengan berbagai alasan.
Sepanjang tahun 2021 terdapat beberapa model yang harus pensiun demi menyelamatkan tipe lain. Ada yang karena tak lagi bagus penjualannya. Bahkan terdapat merek harus menjadi tumbal dengan hadirnya kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Berikut rangkumannya:
1. Mitsubishi Outlander Sport
PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) selaku agen pemegang merek Mitsubishi tidak lagi meneruskan produksi dari kendaraan Mitsubishi Outlander Sport pada awal tahun 2021, tepatnya pada bulan Februari. Selama enam tahun, Outlander Sport hanya mampu terjual kurang dari 1.000 unit.
Mitsubishi Outlander Sport pertama kali meluncur pada 2012 lalu. Saat itu ada tiga tipe yang ditawarkan: PX, GLS, dan GLX. Berikutnya menjelang akhir 2013, Mitsubishi merilis Outlander Sport limited edition, sebagai seremoni awal produksinya di dalam negeri. Tak berapa lama pada 2014, pabrikan memberi penyegaran ringan supaya kompetitif di kelasnya. Kemudian pada 2017, lahir varian Outlander Sport PX Action, yang sekaligus jadi tipe tertinggi. Setelah itu tak ada lagi penyegaran pada model tersebut.
Data terakhir di situs resmi Mitsubishi Indonesoa, mobil tersebut diniagakan dengan harga Rp 338 hingga Rp 383,5 juta. Namun awal tahun ini, laman resmi mitsubishi-motors.co.id, tak lagi memampang nama Outlander Sport.
Memang, perjalanan Mitsubishi Outlander Sport sepanjang 2020 kemarin seakan-akan hidup segan mati tak mau. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), angka penjualan wholesales (dari pabrik ke dealer) Mitsubishi Outlander Sport sepanjang 2020 kemarin sangat kecil, hanya 36 unit dari 4 varian yang ditawarkan.
Soal dapur pacu Mitsubishi Outlander Sport menggendong mesin 4B11 MIVEC 1.998 cc bertenaga 148 dk pada 6.000 rpm dan torsi maksimum 197 Nm pada putaran 4.200 rpm. Daya maksimumnya itu dikawinkan pada transmisi CVT dan manual 5-percepatan khusus tipe GLX.
2. Nissan Terra
Kendaraan bongsor dari Nissan ini juga ikut memperpanjang deretan kendaraan yang terpaksa harus dihentikan kegiatan produksinya. Nissan menghentikan produksi untuk kendaraan SUV ini pada Februari 2021. Meski tren kendaraan yang cenderung mengarah ke kendaraan SUV, bukan berarti tekanan untuk menghentikan produksi kendaraan ini tidak ada. Pasar yang begitu ketat membuat Nissan harus melambaikan bendera putih untuk kendaraan ini.
Nissan mengatakan fokus mereka kini bukan untuk mengembangkan penjualan atau model Terra. Nissan kini lebih berkeinginan mempopulerkan dua mobil barunya yakni Kicks dan Magnite yang merupakan SUV dengan konfigurasi lima penumpang itu.
Secara posisi ia sebenarnya cukup menjanjikan. Terra jadi penantang Mitsubishi Pajero Sport dan Toyota Fortuner dan didatangkan dari Thailand. Nissan Indonesia mulai memasarkan model Terra tiga tahun lalu, tepatnya pada pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018. Kala itu, mobil berpenampilan kotak dengan mesin 2.488 cc 4 silinder DOHC tersebut diklaim mendapat respons positif dari para pecintanya. Adapun banderolannya, Terra dihargai Rp 479 juta sampai Rp 680 juta.
Mengenai penjualan, sebenarnya Terra cukup baik dan mampu bersaing di kelas ladder frame SUV atau SUV besar. Hanya saja, popularitasnya tidak konsisten, terus mengalami penurunan tiap tahun. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), wholesales Terra pada tahun 2018 atau debut perdananya (November-Desember) ialah sebanyak 772 unit kemudian naik menjadi 1.166 unit di tahun berikutnya. Sayang setelah itu peminatnya terus turun.
Apakah ada rencana hadir lagi? Ia masih ada di situs resmi Nissan Indonesia. Terra dibanderol mulai Rp 478,9 juta. Apalagi model terbaru yang meluncur di Thailand sangat apik. Ubahan yang didapatkan membuat Pajero Sport maupun Fortuner terkesan biasa saja.
3. Isuzu Panther
Ini salah satu nama yang masuk daftar hidup segan mati tak mau. Banyak yang tak menyangka bahwa kendaraan yang terkenal dengan jargonnya "Rajanya Diesel" ini harus berakhir eksistensinya di 2021. Pada bulan Maret tahun ini Isuzu menyampaikan selamat tinggal untuk Isuzu Panther.
Pada era 90-an, Isuzu Panther menjadi salah satu model ikonik yang diminati konsumen Tanah Air. Namun, seiring perkembangan zaman, ditambah banyaknya pesaing, mobil itu mulai redup. Bahkan penjualannya sangat bertolak belakang dengan masa dulu.
Penyebabnya? Apalagi kalau bukan soal emisi. Regulasi standar emisi Euro 4 yang diberlakukan tahun depan menjadi penjegal. Mesin diesel yang digunakan Panther dianggap tak mampu memenuhi standar itu. Wajar saja, dua puluh tahun kehadirannya, jantung mekanis tak banyak mengalami perubahan signifikan.
Mobil ini sejak 2000-an mengusung mesin diesel 4JA1-L 2,5 liter disokong turbocharger. Sayangnya, ia tak berteknologi common rail. Padahal itu adalah modal penting, agar ia bisa dikonfigurasi lagi untuk mengikuti standar emisi Euro 4. Jika dibandingkan pesaing terdekatnya, Toyota Kijang Innova memang berbeda jauh. Innova terus dikembangkan mengikuti zaman, bahkan telah dipasangkan common rail sejak lama.
Bukan hanya teknologi yang ketinggalan zaman. Setelan yang diberikan pun sudah tak mumpuni. Kalah bersaing. Mesin Panther hanya mampu menghasilkan tenaga puncak 80 PS dan torsi tertinggi 192 Nm. Sementara Kijang Innova yang kini mengusung dapur pacu berkode 2GD-FTV, dengan kubikasi 2,4 liter sudah menyemburkan daya sebesar 149 PS, dan momen puntir 360 Nm. Kini, sebagai penggantinya, Isuzu fokus pada mu-X.
Baca juga: Suzuki Karimun Wagon R Stop Produksi di Indonesia, Siapkan Model Elektrifikasi
4. Suzuki Karimun Wagon R
Keputusan penting dibuat PT Suzuki Indomobil Sales (SIS). Pabrikan itu menyatakan tak lagi memproduksi dan menjual Suzuki Karimun Wagon R untuk pasar Tanah Air. Model ini tetap dijual di beberapa negara luar negeri. Sebagai gantinya, Suzuki akan menyiapkan satu model elektrifikasi yang masih dirahasiakan.
Karimun Wagon R sendiri merupakan kendaraan yang diproduksi secara lokal oleh PT SIS dan mengisi segmen city car Low Cost Green Car (LCGC). Selain dipasarkan di Indonesia, Suzuki juga mengekspor Karimun Wagon R ke beberapa negara lain di Asia Timur. Diberhentikannya penjualan Karimun Wagon R di Indonesia disebabkan oleh rencana pabrikan yang akan mempersiapkan era elektrifikasi di Indonesia.
"Dengan berat hati kami harus menghentikan produksi Karimun Wagon R untuk pasar dalam negeri. Namun, kami akan menghadirkan kendaraan elektrifikasi untuk konsumen setia Suzuki dalam waktu yang tidak lama lagi," kata Shodiq Wicaksono, Managing Director Suzuki Indonesia.
Karimun Wagon R sendiri dibekali dengan mesin konvensional 3 silinder berkapasitas 1.0- iter yang dikawinkan dengan dua pilihan transmisi manual 5-percepatan dan otomatis AGS 5-percepatan. Mesin tersebut mampu menghasilkan tenaga maksimal 62 ps dan torsi puncak yang mencapai 90 Nm.
Di Indonesia sendiri Suzuki Karimun Wagon R dijual dengan beberapa pilihan warna yakni Graphite Grey, Silky Silver, Burgundy Red, Cool Black, Pearl White, dan Radiant Red. Terkait harga, pilihannya yakni BLIND VAN Rp 134,5 juta; GL M/T Rp 137,7 juta; GL AGS Rp 147 juta; GS M/T Rp 146,3 juta; serta GS AGS Rp 155,2 juta on the road Jakarta.
5. Honda Jazz
Honda mendatangkan satu pemain baru City Hatchback RS. Tapi di balik kehadirannya ada kabar sedih. Honda memutuskan tak lagi menjual Jazz. Keputusan yang sulit, Jazz termasuk model yang laris di Indonesia, dan beberapa wilayah Asean. Tapi kantor pusat Honda di Jepang punya arah yang berbeda dengan Fit baru.
Kini, City Hatchback dianggap layak sebagai penerus. Kabar yang cukup mengejutkan mengingat Jazz sudah begitu melekat di konsumen Indonesia selama hampir 17 tahun masa edar sejak 2004. Sayang sekali publik sini tak akan merasakan generasi keempat Jazz atau yang juga disebut Fit.
Business Innovation and Sales & Marketing Director PT HPM mengakui jika karakter Fit terbaru -- yang diperkenalkan di Tokyo Motor Show 2019 -- tidak cocok dengan pasar Indonesia. Jazz di Tanah Air dan juga beberapa negara Asean sudah melekat dengan DNA dan karakter sporty. Bahkan sempat muncul usulan agar Indonesia memproduksi sendiri Jazz untuk konsumsi lokal.
Honda City Hatchback RS diplot sebagai pengganti. Meski kedua mobil mengambil pola desain berbeda. City itu hatchback tulen, dapat dilihat dari garis bodi sedan yang tanpa buntut bagasi. Lebih spesifik bentuk kap mesin panjang, pipih, serta atap rendah. Perbandingan tingginya tampak jelas. Jazz 1.524 mm, sedangkan City HB 1.488 mm. Jadi mirip profil Yaris dan hatchback konvensional lain.
Jazz malah berbentuk MPV kecil. Sejak pertama kali lahir selalu mempertahankan figur seperti itu. Bisa dicirikan dari bentuk kap mesin pendek dengan alur hampir menyatu kaca depan. Semua kaca berukuran besar dan membentuk atap tinggi. Tapi disitulah letak keatraktifannya. Ia mudah dipersolek pakai gaya apa saja.
Kiprah Jazz di Indonesia memang harus berakhir sampai generasi tiga saja. Beruntung semua kehebatan Jazz terwarisi ke City HB. Anggap saja berganti kulit dan indentitas. Lagipula masih berbagi platform dengan Jazz paling baru. Setidaknya masih memberi rasa sama meski tampilan jauh berbeda. Bagian yang bisa jadi pertimbangan paling tepat bagi pemilik Jazz lama untuk tidak berpaling ke City Hatchback.
Baca juga: Honda City Hatchback RS, Apa Kelebihan dan Kekurangannya Ketimbang Jazz RS?
6. Honda Civic Hatchback
Civic hatchback juga harus berakhir Desember 2021. Ia diimpor dari Negeri Gajah Putih, sementara di sana penjualannya malah turun terus. Jadi Honda Prospect Motor hanya menjual versi sedan saja. dibekali mesin bensin 1,5 liter plus dorongan turbocharger. Resultan pembakaran memberi torsi maksimal 220 Nm di rentang 1.700 - 5.500 rpm. Lalu buncahan daya 173 PS pada 5.500 rpm.
Semua output disalur via CVT dan penggerak roda depan. Transmisi berteknologi Earth Dreams ini diklaim memberi keseimbangan responsif dari putaran rendah hingga tinggi. Juga dibilang turut menekan konsumsi bahan bakar semakin irit. Anda bisa mendapat paddle shift untuk kepraktisan mengganti posisi gigi. Secara umum kemampuan antara sedan atau hatchback sama. Beda di perpanjangan STNK saja.
7. Honda Odyssey
Yang terakhir adalah Honda Odyssey. Yap, cukup mengejutkan. Pasalnya, versi facelift Odyssey ini baru dirilis pada 18 Februari 2021 lalu alias tak sampai satu tahun. Honda mengatakan mereka memensiunkan model yang bertengger di segmen MPV mewah bagi pasar Tanah Air. Pengiriman terakhir dilakukan pada Desember ini. Setelah itu APM sudah tidak lagi menyalurkan dan tinggal penghabisan saja di diler resmi.
Perusahaan tidak akan lagi menjual Odyssey. Kalau dirunut, sebetulnya hal itu sudah diumumkan oleh prinsipal Jepang beberapa waktu lalu. Produksi dihentikan di Negeri Matahari Terbit, karena penutupan pabrik Honda Sayama, Prefektur Saitama pada fiskal Maret 2022. Mobil yang dibawa secara utuh (CBU) dari Jepang, bakal dilakukan pengiriman terakhir pada bulan ini. Untuk jumlahnya sendiri, sebanyak 35 unit.
Diperkuat enjin bensin naturally aspirated 2,4 liter (ruang bakar 2.356 cc) empat silinder segaris, i-VTEC DOHC, 16 Katup + DBW. Sistem suplai bahan bakar senantiasa pakai PGM-FI. Jantung mekanis peminum bensin ini sanggup berdenyut hingga daya maksimum 173 PS di 6.200 rpm. Sementara momen puntir puncak diraih 225 Nm pada 4.000 rpm. Distribusi tenaga menggunakan transmisi CVT yang diklaim sangat halus dan dapat menghemat efisiensi bahan bakar.
Tatanan kabin Odyssey tergolong mewah plus bergelimang fitur canggih. Misalnya One Push Ignition System, Paddle Shift, Hands-Free Telephone Switch, Tri-Zone Auto A/C with Smart Touch. Lalu tambah memikat lantaran ia memiliki meter cluster Interactive Thin Film Transistor (TFT) tujuh inci.
Kenyamanan ruang kabin lapang dilengkapi dengan Premium Cradle Seat + Ottoman. Anda juga bisa menikmati Power Sunroof, Side Sunshade, serta Rear Auto A/C with Smart Touch. Sementara pada baris ketiga dapat digunakan untuk menambah ruang penyimpanan. Itu berkat fitur 3-Steps Reclining Magical Storage. HPM membanderol Odyssey 2021 Rp 898,9 juta on the road Jakarta. (Raju)
Baca juga: Kaleidoskop 2021: 10 Mobil Ini Tak Laku Indonesia, Penjualannya Ada yang Nol Unit
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice