Jual Mobil Listrik di Indonesia Tahun Depan, Ini Strategi Nissan Untuk Memasarkan Leaf
Hong Kong - Mobil listrik, masih menjadi kata yang aneh di telinga. Maklum, sebagian besar masih menganggap, mobil ini sebagai masa depan yang belum terbayangkan. Faktanya, teknologi itu sudah di depan mata. Bahkan Nissan berjanji menjual mobil listrik Leaf, tahun depan di negeri kita.
Tantangannya, banyak persepsi atau kekhawatiran yang beredar tentang mobil listrik; Apakah aman jika kehujanan? Bisakah melintasi genangan banjir? Kalau tabrakan, mungkinkah baterainya meledak? Di mana harus mengecasnya? Atau terburuknya, tidak bisa digunakan ke luar kota karena jarak tempuhnya?
Hal ini nyatanya jadi perhatian utama Nissan Motor Indonesia (NMI). Isao Sekiguchi, Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia menjelaskan pada OTO.com. Dalam banyak sesi diskusi yang berlangsung secara eksklusif di Hong Kong, sejak 8 Maret, ia menjabarkan strategi pemasarannya.
“Nissan memulai mobil listrik (Electric Vehicle – EV) sejak 1947. Di taraf produksi massal, kami sudah mempunyai pengalaman menjual kendaraan listrik dari 2010 dan sukses menjadikan Nissan Leaf sebagai mobil listrik terlaris di dunia. Jadi saya rasa Nissan punya modal kumpulan pengetahuan, tentang bagaimana mengembangkan EV ke pasar yang baru.” jelas Sekiguchi.
Jika dirunut, pengalaman Nissan dengan kendaraan listrik memang tak sebentar. Hampir tiga perempat abad berlalu sejak mereka merilis mobil listrik pertamanya bernama Tama pada 1947. Proses pengembangan pun terus dilakukan. Ragam mobil listrik disajikan untuk beragam tujuan kerjasama semata. Kendaraan transportasi hotel, pengawalan VIP, mobil operasional atau bahkan truk sampah mereka garap demi mengembangkan teknologi kendaraan tanpa emisi.
Teknologi baterai yang canggih dan mampu mengakomodir rentang jarak jauh. Perlindungan tinggi pada baterai terhadap benturan, air, termasuk durabilitas terhadap iklim sudah mereka kuasai. Bekerja sama dengan perusahaan setempat di negara tertentu untuk mengakomodir stasiun pengisian pun mereka jabani.
“Mungkin ini yang jadi pembeda kami dan merek lain. Bahwa kami punya keuntungan pengalaman secara global,” jelas Sekiguchi. Cukup jelas saat ini di Indonesia stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) belum sebanyak SPBU. Namun seperti diketahui, kementerian terkait pun terus mendorong para pemangku kepentingan untuk terus berupaya mengakomodir hal ini.
“Memang infrastruktur jadi tantangan. Namun kami yakin, membuat konsumen paham atas konsep penggunaan mobil listrik adalah hal terpenting. Faktanya pengguna kebanyakan melakukan cas mobil di saat tidur di rumah. Mereka tak perlu mengkhawatirkan banyak hal. EV bukanlah sesuatu yang perlu banyak penyesuaian. Kendaraan ini diciptakan untuk memudahkan dan berguna bagi masyarakat. Mengkomunikasikan hal ini adalah hal terpenting,” imbuh pria yang sebelumnya pernah berkarir di lima negara itu.
Ia bahkan rela membawa tim NMI bekerja lebih keras. Membuat masyarkaat paham kemudahannya, jadi tugas pertamanya demi mendukung program elektrifikasi yang sedang digalakkan Nissan secara global.
“Ada rencana dari kami, membawa mobil ini ke sebuah kota dengan konsep smart city di sekitaran Jakarta. Sambil melakukan pengujian, kami berupaya mengenalkan langsung praktikalitas mobil listrik di kehidupan sehari-hari,” tutup Sekiguchi. (Van/Odi)
Baca Juga: Nissan Leaf Dipastikan Meluncur di Indonesia Tahun Depan
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice