Jokowi Kunjungi Pabrik HLI, Ditarget Hasilkan Sel Lithium Ion 10 GWh per Tahun
Pabrik baterai diharapkan bisa mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik
Presiden Jokowi kunjungi PT HLI Green Power di Karawang kemarin. Perusahaan ini merupakan joint venture (patungan) antara Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution. Mereka menyelesaikan pembangunan pabrik pada Mei 2023. Harapannya, fasilitas ini dapat mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan ekosistem Battery Electric Vehicle secara menyeluruh dan berkelanjutan.
KEY TAKEAWAYS
PT HLI Green Power di Karawang
Pabrik baterai hasil joint venture antara Hyundai Motor Group dan LG Energy SolutionUntuk diketahui, pabrik sel baterai HLI berdiri di lahan seluas 330.000 meter persegi. Investasi tertanam mencapai US$1,1 miliar. Fasilitas ini bisa menghasilkan sel baterai lithium-ion dengan total kapasitas 10 GWh per tahun. Alhasil kelak dapat memenuhi kebutuhan lebih dari 150.000 unit Battery Electric Vehicle (BEV).
Lalu, pabrik battery system Hyundai mulai dibangun pada Mei 2023 oleh Hyundai Energi Indonesia, anak perusahaan Hyundai Motor Group. Hasil kolaborasi antara Hyundai Motor Manufacturing Indonesia dengan Hyundai Mobis. Fasilitas ini dibangun di lahan seluas 32.188 meter persegi dengan dana investasi mencapai US$60 juta. Ditargetkan dapat memproduksi maksimal 50.000 unit Battery System Assembly (BSA) untuk BEV tiap tahun.
Baca juga: Tiga Celah Keamanan yang Bisa Bikin Cemas Pengguna Mobil Listrik
Kedua pabrik baterai itu, beroperasi secara berkesinambungan guna memasok sel baterai dan battery system ke BEV Hyundai. Ketika produksi massal sel baterai dan battery system dimulai pada April 2024. Maka kendaraan listrik dengan baterai buatan lokal dapat diproduksi untuk pertama kali di Indonesia. Kemudian mengisi pasar domesik maupun luar negeri.
Secara keseluruhan, Hyundai hendak melakukan investasi sebesar US$3 miliar hingga tahun depan. Yakni melalui pembangunan pabrik sel baterai, pabrik battery system, fasilitas perakitan, dan berbagai bentuk upaya lain dalam memproduksi kendaraan listrik. Semuanya itu memegang peran penting dalam melengkapi value chain kendaraan elektrik di Indonesia. Khususnya dalam meningkatkan efisiensi operasional dan rantai pasok.
Young Tack Lee, President Hyundai Motor ASEAN Headquarters, menyampaikan, “Pembangunan pabrik di Indonesia adalah salah satu bentuk realisasi investasi Hyundai. Khususnya di sektor kendaraan listrik. Kami optimis bahwa fasilitas-fasilitas ini akan membantu kami dalam menjawab kebutuhan pasar Indonesia terhadap kendaraan listrik dengan lebih baik. Sebelumnya Hyundai juga telah meningkatkan kapasitas produksi Ioniq 5 hingga 20.000 unit per tahun. Ke depan, begitu pabrik sel baterai dan battery system beroperasi penuh. Maka Hyundai siap memenuhi kebutuhan kendaraan listrik yang terus meningkat.”
Infrastruktur yang komprehensif pun memperkuat peran mereka dalam mewujudkan roadmap Indonesia dalam mencapai netralitas karbon. Lewat pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Jadi, kendaraan listrik Hyundai dengan battery system yang dibuat di dalam negeri bisa mendapatkan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) sebesar 0 persen.
Selain itu, pabrik sel baterai dan battery system Hyundai. Diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah guna mengembangkan rantai pasok hulu di sektor kendaraan listrik. Termasuk penambangan dan pengolahan bahan mentah buat baterai kendaraan listrik seperti nikel. Sebab, Indonesia punya sumber daya yang melimpah. Salah satunya cadangan nikel tinggi dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.
(ALX/TOM)
Baca juga: Hyundai Ioniq 5 Kini Dilengkapi Bluelink, Konektivitas dalam Genggaman
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice