J.D. Power: Pembeli LCGC Mendapat Pelayanan Buruk
J.D. Power baru saja merilis Studi Indonesia Sales Satisfaction Index (SSI) 2017. Penelitian ini menemukan, konsumen Low Cost Green Car (LCGC) menerima layanan penjualan yang relatif lebih rendah dari diler dibanding konsumen non–LCGC. Hasil itu merupakan sebagian temuan yang mereka rilis (1/11).
Disebutkan dalam siaran pers resminya, segmen LCGC menguasai 27% pasar otomotif Indonesia di 2017, meningkat dari 22% di 2015. Tingkat kepuasan keseluruhan di antara konsumen di segmen LCGC berada di angka 774 poin, dibanding dengan angka 788 pada segmen kendaraan lainnya, yang artinya lebih rendah.
Hal ini cukup disayangkan, pasalnya LCGC bukan hanya menawarkan harga yang lebih murah namun bahan bakar yang lebih efisien. Pemerintah sebagai pendukung proyek ini pun, sampai memberi insentif bagi kendaraan yang dijual dengan label ini. Namun jika pihak diler selaku benteng terdepan yang menghadapi konsumen tak mampu menjaga keadilan sikap pada pembeli, sungguh mengecewakan.
“Permintaan segmen LCGC menguat di Indonesia dengan banyaknya peluncuran model-model baru oleh manufaktur mobil. Perlu dipertimbangkan, ada kecenderungan konsumen untuk pindah ke segmen yang lebih tinggi dalam hal kepemilikan kendaraan, sehingga penting bagi para manufaktur mobil dan penjual untuk mengerti profil dan kebutuhan konsumen dalam memenuhi pengalaman pembelian yang superior,” jelas Kaustav Roy, Direktur J.D. Power.
Berdasarkan temuan tim yang dipimpin Roy, ditemukan beberapa fakta unik. Pemilik LCGC ternyata lebih sedikit mendapat tawaran test drive ketika hendak membeli mobil. Begitu pun ragam cicilan yang ditawarkan lebih sedikit. Dan yang terburuk, janji waktu pengiriman yang berlebihan.
Seperti diketahui, kelas LCGC sudah dimulai di tanah air sejak 2013. Kala itu duet Daihatsu-Toyota Agya-Ayla menjadi pionirnya. Tak lama, Honda Brio dan Suzuki Karimun Wagon R menyusul untuk menjadi opsi mobil murah. Terakhir, Datsun sebagai brand yang baru kembali di industri otomotif menjadikan Indonesia sebagai wahana perdana untuk merilis Go + Panca.
Sejak itu, kelas ini terus berkembang dan memberi kontribusi positif terhadap penjualan mobil Indonesia. Bahkan tak sedikit model LCGC yang juga dijual di luar negeri sebagai model City Car. “Para manufaktur mobil dan penjual yang dapat memberikan fokus lebih kepada konsumen LCGC berkemungkinan mendapatkan referensi dan tingkat pembelian ulang yang lebih tinggi.” Tutup Roy. (Van/Odi)
Baca Juga: Suzuki Masih Tertarik Buat LCGC 7-Seater
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice