Ini Salah Satu Biang Kerok Kemacetan saat Arus Mudik-Balik Lebaran
Menyalip dari bahu jalan bisa menjadi efek domino terhadap arus lalu lintas jauh di belakang
Biasa terjadi lalu lintas super padat saat musim mudik lebaran. Karena memang masyarakat yang melakukan tradisi pulang ke kampung halaman tidaklah sedikit, melainkan sangat banyak. Ruas jalur utama keluar Jakarta menuju provinsi maupun kota lain penuh diisi pemudik. Termasuk Tol Jakarta – Cikampek (Japek) dan juga Tol Cipularang menuju Bandung dan daerah sekitarnya.
Lebaran Drive tahun ini, saya kembali merasakan nuansa ‘histeria’ mudik yang dirasakan setiap tahun. Nyaris setiap tahun kami sekeluarga mudik ke Bandung dan Purwokerto untuk bersilaturahmi dengan keluarga eyang/nenek kami. Jadi kondisi lalu lintas yang padat dan macet sudah menjadi santapan tahunan. Bahkan tahun lalu, kami tidak bisa melanjutkan perjalanan mudik ke Purwokerto, karena macet yang tak terkira sehingga kami memilih putar balik ke Bandung lagi sesampainya di Tasikmalaya.
Dengan MPV All New Daihatsu Xenia kami berangkat pada tanggal 12 April atau H+2 Idul Fitri. Jam menunjukkan pukul 6.10, kita berangkat dari wilayah Lenteng Agung, Srengseng Sawah. Di Google Map kami diarahkan dari Tol JORR daerah TB Simatupang masuk ke Tol Dalam Kota melewati Halim. Padahal, kalau hari libur biasa, Gmaps akan mengarahkan langsung lewat JORR sampai ke Tol Japek lantas masuk MBZ. Tapi ini malah diarahkan berputar lewat Halim.
Pada hari itu, Jumat, (12/4), kondisi Tol Dalam Kota dari Halim lancar. Tapi begitu naik masuk ke MBZ langsung tersendat. Kemacetan cukup panjang terjadi dari mulai naik ke MBZ sampai kisaran KM 30an. Ternyata sumber macetnya adalah sebuah mobil mogok yang teronggok di bahu jalan. Mobil tersebut bukan jadi sumber kemacetan, yang bikin macetnya justru mobil-mobil yang masuk ke bahu jalan.
Baca Juga: Mudik Hemat Pakai Hyundai Palisade, Konsumsi BBM Setara LMPV!
Karena dari belakang macet, mobil masuk bahu jalan. Ketika menemui mobil yang mogok, Ia harus pindah lajur ke jalur laju. Alhasil mobil yang ada di jalur laju harus memelankan kendaraan atau berhenti untuk memberi jalan. Perilaku makan bahu jalan tersebut membawa efek domino yang sangat panjang. Padahal kalau mau antri, jalanan akan lancar.
Perilaku serupa pun dijumpai di Tol Cipularang. Kemacetan terjadi KM 90-an. Sebuah mobil tua terlihat mogok berhenti di bahu jalan. Mobil-mobil yang ‘makan’ bahu jalan pindah lajur, menyebabkan efek domino panjang.
Satu lagi yang bikin traffic di tol jadi terasa lebih tersendat adalah lane hogger. Para pengemudi yang melajukan mobilnya di jalur kanan dengan kecepatan statis atau tetap. Mereka tidak menambah kecepatannya alias seperti jalan santai.
Menurut Badan Pengatur Jalan Tol (BJPT), lane hogger sangat dilarang karena dapat membahayakan pengendara lain dan menyebabkan kecelakaan serta sangat mengganggu lalu lintas. Lajur paling kanan dibuat hanya untuk kendaraan yang melaju untuk mendahului kendaraan lain. Sehingga pengemudi berada di lajur paling kanan setelah menyalip atau mendahului harus segera kembali ke lajur awal. (EKA/ODI)
Baca Juga: Bedah Kelengkapan Toyota Yaris Cross Hybrid, Irit Dipakai Mudik
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Pilihan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice