Industri Otomotif Nasional Targetkan Ekspor 400 Ribu Kendaraan Selama 2019
Tahun lalu neraca perdagangan otomotif nasional defisit US$ 516.7 juta. Nilai ekspor total produk otomotif mencapai US$ 7,552 miliar. Sementara jumlah impor sedikit lebih tinggi, US$ 8,068 miliar. Sepanjang tahun ini, Kemenperin menargetkan ekspor lebih tinggi lagi agar performanya lebih baik. Khusus untuk mobil saja, dipatok 400 ribu unit lebih.
"Pada tahun kemarin, ekspor mobil CBU sudah menyentuh di angka 264 ribu unit. Lalu yang dalam bentuk CKD sekitar 82 ribu unit, sehingga total menembus 346 ribu unit. Capaian ekspor (mobil) itu setara US$ 4,78 miliar pada 2018. Tahun ini ditargetkan bisa menembus 400-450 ribu unit,” ungkap Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto.
Airlangga menyebutkan, produk otomotif nasional telah diakui kompetitif di kancah internasional. Daya saing ini tidak terlepas dari pengoptimalan komponen lokal (TKDN) yang semakin meningkat. Dan itu yang menjadi kunci untuk berhasil dari sektor industri otomotif nasional. Bahkan Indonesia, lanjut Menperin, diharapkan mampu menjadi hub bagi pasar ASEAN dan di tingkat Asia.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, volume ekspor mobil CBU Indonesia mencapai 264.553 unit pada 2018. Gapaiannya naik 14,4 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 231.169 unit. Kenaikan juga dialami ekspor komponen yang tercatat di angka 86,6 juta pcs selama 2018. Angkanya tumbuh 6,6 persen, dibanding tahun sebelumnya sebanyak 81,2 juta pcs.
Kinerja lainnya ditunjukkan melalui capaian produksi kendaraan roda empat atau lebih. Selama 2018 manufaktur yang menembus produksi hingga 1,34 juta unit atau setara US$ 13,76 miliar. “Kalau pasar domestik, Indonesia lebih unggul dari Thailand. Kami menargetkan, produksinya nanti bisa mencapai 1,5 juta unit pada 2020,” imbuh Menperin.
Lebih lagi, saat ini industri otomotif di Indonesia semakin berkembang menjadi basis produksi. Ragam kendaraan seperti jenis MPV, truk dan pikap diarahkan untuk meningkatkan ekspor ke pasar global. Target besarnya sebagai pemasok kendaraan jenis sedan dan SUV. Semoga saja bukan wacana melulu.
“Kami juga mendorong agar manufaktur-manufaktur otomotif dalam negeri dapat merealisasikan program baru. Misal pengembangan kendaraan rendah emisi atau Low Carbon Emission Vehicle (LCEV). Melalui program ini, ditargetkan pada 2025 kendaraan berbasis energi listrik dapat mencapai sekitar 20 persen. Industri otomotif nasional juga sebagai salah satu sektor andalan dalam roadmap Making Indonesia 4.0. Kami menargetkan pada 2030, Indonesia dapat menjadi basis produksi kendaraan bermotor Internal Combustion Engine (ICE) maupun Electrified Vehicle. Baik untuk pasar domestik dan ekspor,” pungkasnya. (Alx/Odi)
Baca Juga: Pakai Komponen Lokal 90%, Mobil Pedesaan Diluncurkan April 2019
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice