Indonesia Masih Raja Otomotif ASEAN, Thailand Turun ke Peringkat Tiga Q1 2024
Malaysia salip Thailand ke peringkat kedua
Kinerja penjualan mobil di Asia Tenggara (ASEAN) secara umum terjadi penurunan. Beberapa negara mengalaminya selama kuartal pertama (Q1) 2024. Namun demikian, Indonesia tetap menjadi pemimpin di sini. Posisi kedua diisi oleh Malaysia dan ketiga dihuni Thailand. Padahal Negeri Siam ini sempat menjadi “Detroit-nya” industri otomotif regional. Mari selisik masing-masing torehan dari Januari hingga Maret.
KEY TAKEAWAYS
Penjualan mobil secara wholesales di Indonesia dalam kuartal pertama 2024 turun 23,9 persen
Hanya sanggup mengirimkan 215.069 unit ke dilerBerdasarkan laporan Gaikindo, penjualan mobil secara wholesales di Indonesia dalam kuartal pertama 2024 turun tajam 23,9 persen. Pabrikan otomotif nasional hanya sanggup mengirimkan 215.069 unit ke diler. Padahal dalam periode sama tiga bulan pertama 2023 lebih tinggi. Kalau dilihat dari lingkup ASEAN. Posisi ini masih berada paling atas.
Terkait jumlah penurunan kinerja penjualan otomotif nasional. Salah satu petinggi Daihatsu memberikan sejumlah pandangan. Beberapa di antaranya penurunan daya beli akibat perekonomian nasional yang belum stabil. Kemudian sebagian besar masyarakat membeli kendaraan dengan cara kredit. Rasio kredit bermasalah (nonperforming loan atau NPL) mengalami peningkatan. Alhasil, lembaga pembiayaan juga semakin memperketat calon debitur. Padahal sokongan perusahaan finansial amat berpengaruh.
“Hal ini (penurunan kuartal pertama 2024) dipengaruhi kondisi perekonomian Indonesia yang belum stabil. Sehingga turut mempengaruhi daya beli di masyarakat. Termasuk adanya isu kredit yang lebih selektif. Kami berharap kondisi ini tidak berlangsung lama ya. Kemudian market bisa kembali terkoreksi naik hingga akhir tahun,” terang Sri Agung Handayani, Marketing Director, Corporate Planning and Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM) kepada OTO.com bulan lalu.
Baca Juga: Delapan Merek Baru Bakal Hadir di GIIAS 2024, Ini Bocorannya
Negeri Jiran menempati posisi kedua penjualan. Menurut laporan Malaysian Automotive Association. Mereka mengumpulkan penjualan 202.245 unit atau naik 5 persen dari periode sama tahun lalu. Pembebasan pajak penjualan untuk kendaraan produksi dalam negeri – yang merupakan bagian dari paket stimulus ekonomi pemerintah. Memberikan dorongan bagi merek mobil nasional Perodua dan Proton. Mereka menguasai pangsa pasar sekitar 60 persen.
Pengecualian pajak dimulai pada tahun pandemi 2020, meskipun berhenti pada pertengahan 2022. Pemenuhan pemesanan bebas pajak terus meningkat pada 2023, menurut asosiasi. Banyaknya peluncuran model baru termasuk kendaraan listrik dengan harga kompetitif. Turut membantu memacu penjualan di Malaysia.
Sebaliknya, penjualan di Thailand justru merosot, terjerembab di posisi ketiga. Data dari The Federation of Thai Industries (FTI). Mereka hanya menorehkan 163.666 unit dari Januari hingga Maret 2024. Kinerjanya turun 25 persen pada kuartal pertama dibandingkan tahun sebelumnya. Penjualan mobil di sana telah menurun dari tahun ke tahun sejak Juni lalu karena peningkatan angka kredit mobil bermasalah (NPL). Penyerapan pasar domestik juga stagnan secara umum. Namun masih tertolong dari pangsa pasar kendaraan listrik. Meningkat berkat invasi pabrikan Tiongkok. (ALX/ODI)
Baca Juga: Toyota Yakin Penjualan Mobil Hybrid Bakal Moncer Tahun Ini
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice