Indonesia-Malaysia Sepakat Perkuat Industri Otomotif Asean, Begini Langkahnya
Ceruk pasar otomotif Asean begitu besar. Indonesia dan Malaysia paham hal itu. Mereka sepakat berkolaborasi, mengembangakan industri otomotif yang kompetitif. Sinergi keduanya ditandai melalui pertukaran MoU. Tujuannya, memperdalam struktur manufaktur dan melengkapi kebutuhan komponen di kedua negara.'
“Indonesia bersama Malaysia ingin menjadi pelopor di Asean, karena kita menyadari Asean merupakan satu kekuatan ekonomi yang cukup besar,” papar Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan dalam siaran persnya.
Putu menyebutkan, kerja sama Indonesia Malaysia yang dilakukan, meliputi pengembangan kompetensi sumber daya manusia, penguatan rantai pasok, peningkatan daya saing industri komponen serta melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan (R&D). Indonesia dan Malaysia memiliki kekuatan bersama dengan tersedianya jumlah 2000 industri komponen.
Dikatakan, mereka telah siap menghasilkan produk bernilai tambah, guna memasok industri otomotif seusai tren global. Apalagi, Asean menjadi salah satu pasar yang potensial untuk memasarkan produk kendaraan. “Jadi, diharapkan nantinya, membuat komponen bersama yang kritikal dan nonkritikal untuk diproduksi dan dipasarkan di Asean. Dengan populasi yang sangat besar (650 juta jiwa, Red) menjadi potensi market khususnya bagi industri otomotif,” imbuhnya.
Pemerintah Indonesia tengah fokus memacu pengembangan dan daya saing industri otomotif. Pasalnya, sektor ini menjadi satu dari lima industri yang menjadi pionir dalam penerapan revolusi industri generasi keempat. Tentu, senada dengan peta jalan Making Indonesia 4.0.
Bentuk dukungan kebijakannya, lanjut Putu, berupa pemberian insentif tax holiday dan tax allowance, untuk investasi baru. Di samping itu, dikeluarkan pengurangan pajak penghasilan di atas 100% alias super deductible tax, untuk perusahaan yang melakukan kegiatan R&D dan pendidikan vokasi.
“Kami juga menetapkan kebijakan untuk lokalisasi komponen utama kendaraan listrik seperti baterai, inverter, motor listrik dan peralatan pengisian daya. Selain itu, kami mempromosikan pemakaian atau penggunaan renewable energy seperti biofuel, biodiesel, dan bio ethanol,” paparnya.
Yang jelas, hubungan kedua negara ada benang merahnya dengan target Kemenperin. Indonesia diharapkan mendongkrak produksi kendaraan di Indonesia mencapai 1,5 juta unit pada 2020. Dan naik menjadi 4 juta unit di 2035. Sedangkan target ekspor kendaraan pada 2020, sebanyak 250 ribu unit. Nilainya meningkat 600% di 2035 sehingga menjadi 1,5 juta unit. Malaysia dan Asean tetap menjadi bidikan otomotif kita, sejalan dengan target besar itu. (Alx/Van)
Baca Juga: Meski Dibuka Jokowi, Pengunjung GIIAS Tak Bertambah
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice