Harga BBM Turun, Kesempatan Pemerintah Untuk Beralih Standar Emisi
Pertamina hari ini menurunkan lagi harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi setiap produknya sebesar Rp 200 perliter. Penurunan ini dilakukan terhitung mulai pukul 00.00 tanggal 30 Maret 2016. Penurunan ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan PT Pertamina (Persero) di bulan Maret 2016 untuk mengikuti tren harga minyak mentah dunia. Adapun produk BBM non subsidi Pertamina adalah Pertalite, Pertamax, Pertamax Plus dan Pertamina Dex.
“Jadi, pada bulan ini Pertamina telah menurunkan harga BBM umum jenis Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan Pertalite sebesar Rp 400 perliter. Dengan penurunan harga tersebut diharapkan masyarakat dapat menikmati berkendara dengan BBM yang memiliki kualitas sesuai mesin kendaraan,” ujar Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina (29/3) seperti dirilis lewat situs resmi Pertamina.
Sebelumnya pada medio Maret lalu, harga BBM non subsidi lansiran Pertamina juga sudah turun sebesar Rp 200. Dengan ditambah lagi penurunannya, maka harga BBM nonsubsidi yang notabene lebih ramah lingkungan dan lebih irit kala dikonsumsi mesin kian terjangkau. Hal inipun sejalan dengan harapan industri otomotif yang disebutkan Gaikindo kala ditemui CarBay kemarin (29/3).
“Harga minyak dunia kan sedang turun, harusnya Pertamina bisa menurunkan juga harga bahan bakarnya, itu akan membuat emisi juga menurun, dan imbasnya baik bagi lingkungan,” ungkap Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo (29/3).
Menurutnya, dengan tren minyak dunia yang turun, justru Pemerintah bersama Pertamina harus membuat prioritas untuk menyediakan bahan bakar dengan standar emisi Euro 4. “Mumpung harga minyak dunia sedang turun, kita siapkan mungkin dalam 2-4 tahun ke depan. Emisinya lebih bagus, dan industri pun bisa makin maju,” imbuh Nangoi.
Saat ini, karena spesifikasi bahan bakar Indonesia yang emisinya masih tinggi di level Euro 2, para Agen Pemegang Merek (APM) pun kerepotan untuk memproduksi dua spesifikasi mesin, yakni mesin untuk domestik Indonesia dan untuk dieskpor. Dengan hadirnya bahan bakar dengan standar emisi gas buang Euro 4, maka ongkos produksi bisa menurun dan industri pun dalam hal ini bisa lebih optimal dalam proses produksi kendaraannya.
“Semua APM produknya sudah jauh lebih tinggi standarnya. Kami setengah mati membuat mobil turun spesifikasinya ke EURO 2,” tegas Nangoi. Perlu diketahui, saat ini standar bahan bakar yang ada di Indonesia masih di level EURO 2. Pada level itu, emisi Nitro Oxide (NOx) dan particulate matter (PM) yang dihasilkan kendaraan mencapai 0,8-0,7 (gram/km-NOx) dan 0,14-0,08 (gram/km-PM).Dengan standar itu, tentu bahan bakar yang ada di Indonesia belum bisa digunakan untuk mesin-mesin modern hemat bahan bakar yang diedarkan secara global.
Menyoal penurunan bahan bakar, Wianda melanjutkan pihaknya akan aktif menjaga ketersediaan stok. di tingkat SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum). Menurutnya, untuk mengantisipasi naiknya konsumsi masyarakat, Pertamina tak akan membiarkan kekosongan stok terjadi di SPBU. “Pertamina telah menginstruksikan seluruh SPBU untuk menyiapkan stok dengan cukup,” tutup Wianda.
Inilah daftar harga BBM Non-subsidi Pertamina di Seluruh Indonesia
Baca Juga: Isuzu MU-X Akan Hadir Dengan Mesin Baru
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Pilihan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice