GIIAS 2017: Gaikindo dan Pemerintah Harapkan Lebih Banyak Teknologi Dipamerkan
Pameran otomotif terbesar di Asia Tenggara, Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 usai digelar. Dalam tempo 11 hari puluhan mobil meluncur ke publik dan ratusan perusahaan memperkenalkan produk unggulannya ke hadapan masyarakat. Namun hakekat utama dari tema Rise Of of Future Mobility yang mengunggulkan pertunjukkan teknologi terdepan nampak minim dipertontonkan.
Hal itu diakui oleh Ketua Bidang Pameran Gaikindo, Rizwan Alamsjah ketika diwawancarai oleh OTO.com pascapenutupan GIIAS 2017, Sabtu (19/8). “Pemerintah sebetulnya sudah bicara untuk mobil listrik, temanya pun sudah mengarah ke sana. Walaupun merek besar sudah punya namun sayangnya tidak semua bawa,” jelas Rizwan.
Alhasil mobil canggih yang diharap bisa mereduksi emisi, penggunaan bahan bakar fosil hingga terdepan dalam hal teknologi pun bisa dihitung jari. Toyota hanya memperkenalkan versi produksi dari C-HR Hybrid. Honda malah menjual mobil performa tinggi, Civic Type-R, sementara Mitsubishi resmi menjual mobil ‘sejuta umat’nya, Xpander. Jika pun kami catat merek yang memperkenalkan teknologi Hybrid baru hanyalah Nissan.
Di perhelatan selama 11 hari itu, PT Nissan Motor Indonesia (NMI) memperkenalkan konsep teknologi e-Power. Teknologi mobil listrik yang unik ini menggunakan mesin bakar konvensional dan motor elektrik. Uniknya, pemompa daya ke roda hanyalah motor listrik, sedangkan mesin konvensional bertugas memproduksi listrik untuk baterai.
Teknologi seperti itulah yang diharap lebih banyak terpajang pada pameran GIIAS. Pasalnya pemerintah berulang kali menegaskan agar pabrikan mulai menyiapkan teknologi mobil listriknya secara bertahap. Menteri Perindustrian sebelumnya sempat menjelaskan bahwa Kementerian Perindustrian tengah menyusun kebijakan untuk menyempurnakan kebijakan sebelumnya yang terkait dengan kendaraan Low Carbon Emission, termasuk di dalamnya kendaraan hybrid dan mobil listrik.
“Pemerintah akan memberikan insentif kepada low carbon vehicle dibanding mobil konvensional. Hal ini terkait dengan target Kementerian Perindustrian tahun 2025 di mana sebanyak 20 % atau 400 ribu kendaraan rendah emisi dapat masuk ke pasar Indonesia. Di samping itu kami menegaskan bahwa pusat inovasi menjadi penting karena dunia akan memasuki era baru, di mana low cost emission vehicle menjadi salah satu modal untuk jadi penggerak pengganti carbon fuel,” jelas Menteri Perindustrian Airlangga Suhartarto seperti dirilis panitia GIIAS.
Alhasil, pameran yang diharapkan menggenjot teknologi malah sekadar jadi wahana jualan mobil saja. Tahun ini menurut Rizwan ada kenaikkan transaksi penjualan dibanding 2016. Hingga Sabtu siang, tercatat 17 ribu unit kendaraan telah beralih dalam proses transaksi. Itu pun menurut Rizwan masih menyisakan 12 merek yang belum melaporkan.
“Terkait nominal transaksi, tahun lalu yang sekitar 20 ribuan bisa menembus Rp 6 trilyun, sepertinya tahun ini akan lebih baik walau perbedaannya tidak banyak,” jelas Rizwan. Traksi GIIAS yang positif untuk jualan, dirasa Rizwan masih menjadi faktor utama penyebab pabrikan lebih menyodorkan mobil dagangan ketimbang teknologi terdepan. “Karena mereka masih konsentrasi di pasar yang sekarang,” tutupnya.
Baca Juga: Meriahnya Hari Kemerdekaan RI di GIIAS
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice