First Drive: Toyota C-HR, Bagaimana performanya? (Part-2)
Toyota C-HR di dunia tersedia dalam beberapa pilihan mesin. Ada 1,2 liter turbo, 1,8 liter hybrid dan 2,0 liter naturally aspirated. Untuk pasar Asia Tenggara, C-HR yang disuplai Thailand digerakkan oleh mesin 1,8 liter non hybrid. Termasuk Indonesia, yang dipakai mesin yang sama dengan Corolla Altis. Memang ada perbedaan sedikit, output tenaga dan torsi yang dihasilkannya berbeda. Karena mesin berkode 2ZR-FBE milik C-HR, telah diracik ulang agar dapat menenggak bahan bakar etanol (biofuel). Kelebihan ini tidak bermanfaat di Indonesia. Karena bahan bakar jenis alternatif hasil ekstrasi tanaman itu belum dijual.
Tenaga yang dihasilkan 141 PS pada 6.400 rpm dengan torsi puncak 170 Nm pada 4.000 rpm. Cukup? Kesempatan untuk menguji mobil ini datang kemarin (2/5) pada acara Toyota C-HR Media Impression yang diadakan Toyota. Terus terang, arena bermain kami di kawasan Ancol kurang bisa memaksimalkan bagaimana performa sesungguhnya mobil ini. Meski demikian, paling tidak perkenalan singkat bersama C-HR cukup menggambarkan bagaimana rasa mobil ini saat dipakai dalam kondisi pemakaian sehari-hari di perkotaan.
Ulasan lengkap mengenai kenyamanan dan fitur yang dimilikinya, bisa Anda baca di sini.
Mobil ini dijual hanya dalam pilihan transmisi otomatis CVT (Continuous Variable Transmission) 7-speed. Transmisi CVT miliknya khas. Karena saat pedal gas dipijak dalam, jarum penunjuk putaran mesin menanjak perlahan. Rasio gear bermain menyesuaikan putaran mesin layaknya transmisi otomatis konvensional. Berbeda dari Transmisi CVT Sienta, misalnya, yang mematok putaran mesin di red line. Efeknya, ini membuat efisiensi bahan bakarnya tentu lebih baik. Selain itu, mesin juga tak dipaksa bekerja keras terus menerus.
Pilihan mode berkendara disediakan pada mobil ini: Sport, Normal dan Eco. Drive mode ini mengatur respons pedal gas saja, tidak mengatur peredaman suspensi dan bobot kemudi. Mode sport menjaga mesin bertahan di rpm tinggi, sehingga respons terjaga setiap tenaga lebih dibutuhkan. Mode normal menyalurkan tenaga ke mesin secara moderat dan mode eco mengatur mesin selalu di rpm rendah untuk menghemat bahan bakar.
Asyiknya lagi, kalau Anda melaju di mode Sport, pindahkan tuas transmisi ke posisi M dan mainkan perpindahan gigi secara manual. Di posisi ini, gigi tak akan pindah naik otomatis sampai jarum rpm benar-benar menyentuh red line atau dipindahkan secara manual lewat tuas transmisi. Ya, tak ada paddle-shift di lingkar kemudi C-HR. Tapi ini tak mengurangi kesenangan berkendara mobil dengan penggerak roda depan ini.
Di pemakaian perkotaan, mode berkendara eco menjadi pilihan yang paling realistis. Toh tetap saja, mesin mampu memberikan tenaga berlebih ketika Anda hendak berakselerasi tiba-tiba. (RS/Odi)
Baca Juga: Perbandingan Toyota C-HR dan Mazda CX-3
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Model Mobil Toyota
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Toyota CHR Terbaru di Oto
Tren Crossover
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Toyota CHR dari Carvaganza
Artikel Mobil Toyota CHR dari Zigwheels
- Motovaganza