Ekspor Industri Manufaktur Indonesia Naik 10 Persen Selama Kuartal Pertama 2020
Kementerian Perindustrian mengungkapkan, kinerja pengapalan sektor manufaktur nasional kuartal pertama meningkat 10,11 persen. Ini dibanding periode sama tahun lalu (year on year). Sehingga terjadi surplus sebesar US$ 1,7 miliar. Bahkan, ekspor industri pengolahan pada triwulan I-2020 memberikan kontribusi signifikan hingga 78,96 persen terhadap total ekspor nasional sebesar US$ 41,78 miliar.
Termasuk industri otomotif Tanah Air. Pada periode Januari sampai 15 April 2020, Indonesia telah melakukan pengapalan kendaraan roda empat secara CBU sebanyak 87.879 unit. Sedangkan, untuk ekspor kendaraan roda dua, mencapai 215.347 unit. Besaran ekspor produk otomotif juga sesuai dengan data PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC). Mereka menunjukkan jumlah bongkar muat kendaraan CBU mencapai 29.622 unit pada Maret 2020. Atau meningkat 18,40 persen dibandingkan Maret 2019 sekitar 25.019 unit.
Baca Juga: Bagaimana Pabrikan Otomotif Bisa Berkontribusi Hadapi COVID-19?
“Nah selain itu, industri otomotif nasional melakukan ekspor komponen untuk kendaraan roda empat. Hingga April 2020 telah menembus 11.099.550 pieces. Bahkan, perusahaan-perusahaan komponen pesawat, kereta api dan alat berat, juga masih aktif melakukan ekspor,” tutur Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta (21/4).
Ia optimis, Indonesia menjadi salah satu dari negara dengan prediksi alami pemulihan lebih cepat. Dan mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif pascapandemi COVID-19. Hal itu berdasarkan laporan International Monetary Fund (IMF). Terlepas dari desas-desus dan teori lainnya. Mereka menganggap RI merupakan satu dari tiga negara di dunia. Yang diprediksi ekonominya tetap positif pada 2020, meski diterjang pandemi COVID-19. Dua negara lainnya, Cina dan India. Karena itu, momentum ini bisa menjadi modal bagi sektor industri untuk bersama-sama bangkit.
“Kita masih punya modal yang kuat. Artinya, kemungkinan kita bisa rebound (bangkit) cukup besar. Apalagi kita lihat bahwa kompetensi bangsa kita juga cukup besar. Jadi sesungguhnya, apa yang bakal terjadi dalam sektor manufaktur nanti setelah COVID-19. Sangat bergantung pada hal yang kita lakukan sekarang,” imbuh AGK.
Lanjut kinerja pengapalan sektor manufaktur hanya pada Maret 2020. Sebulan kemarin diklaim terkerek sebesar 7,41 persen dibanding capaian Maret 2019. Ekspor dari industri pengolahan bulan ketiga tahun ini, tercatat menembus angka US$ 11,12 miliar. Sedangkan nilai impornya sekitar US$ 10,80 miliar. Artinya di sektor ini masih surplus neraca perdagangan US$ 0,32 miliar. Industri pengolahan pada Maret kemarin juga berkontribusi gemilang. Menyentuh 78,92 persen terhadap total nilai ekspor nasional US$ 14,09 miliar.
Ada lima sektor yang menjadi kampiun pada perolehan ekspor manufaktur nasional tiga bulan pertama tahun ini. Pertama industri makanan dengan pembukuan US$ 7,17 miliar. Diikuti industri logam dasar US$ 5,48 miliar. Industri bahan dan barang kimia US$ 2,99 miliar, industri pakaian jadi US$ 2,02 miliar. Terakhir industri barang dari karet dan plastik US$ 1,78 miliar. (Alx/Odi)
Baca Juga: Masa Paceklik COVID-19, Begini Cara Kemenperin Menjaga Kelangsungan Industri Otomotif
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice