Daimler Stop Kembangkan Mesin Baru, Mesin Konvensional Mati Secara Perlahan
Daimler hentikan pengembangan mesin konvensional. Tuntutan regulasi dan emisi yang dihadapi industri otomotif dari berbagai negara, menjadi alasannya. Strategi jangka panjang, mereka lantas mengutamakan pengembangan mobil listrik. Mengingat, bukan tidak mungkin dominasi motor bakar di industri otomotif tergantikan oleh motor listrik.
Tercatat sebagai pionir mesin modern, saat ini Daimler tak berkeinginan lagi untuk mengembangkan mesin baru. Berdasarkan penuturan Chief Development Daimler, Markus Schaefer, pada laman Auto Motor und Sport, Daimler tidak berencana untuk mengembangkan mesin baru. Kapasitas R&D dikerahkan lebih banyak untuk pengembangan elektrifikasi, motor listrik dan transmisi. Kendati begitu, ke depannya mereka tetap merevisi mesin yang sudah ada.
Padahal, belum lama ini, Daimler melahirkan mesin Mercedes Benz M256 yang begitu canggih dan kompak. Terpasang untuk lini E-Class dan S-Class teranyar serta jajaran SUV. Jantung mekanis 3L berkonfigurasi 6-silinder dilengkapi turbo. Turbo lag hilang berkat Integrated Starter-Alternator (ISG), yang berfungsi mendorong putaran mesin selayaknya sistem hybrid. Tenaganya sanggup mengimbangi mesin V8. Menghasilkan 408 HP dengan torsi lebih dari 500 Nm. Emisi CO2 pun berkurang 15% ketimbang mesin V6 pendahulunya.
Langkah yang diambil Daimler terbilang cerdik melihat kondisi dan regulasi yang berlaku kini. Mereka dengan tegas memilih menyiapkan diri menuju era elektrifikasi. Bak atlet melewati masa kejayaannya, performa motor bakar tak lagi sanggup mengimbangi pemain baru. Contohnya torsi spontan khas motor listrik yang sulit dicapai mesin konvensional.
Ada pertanda lain, mesin konvensional telah mencapai titik puncaknya. Cukup jelas terlihat saat produsen otomotif berbuat curang agar mesin diesel mereka tampak efisien dan ramah lingkungan. Seperti kehabisan cara untuk membuatnya benar-benar ramah lingkungan.
Perpindahan menuju elektrifikasi juga terpengaruh regulasi yang dicanangkan berbagai negara. Salah satunya Britania Raya, mengumumkan melarang penjualan mobil konvensional pada 2040. Bahkan sebagian anggota parlemen menuntut untuk mulai pelarangan dari 2032. Menghapus dominasi mesin bensin demi kualitas udara yang lebih baik.
EU Commission memiliki inisiatif menuju climate-neutral di 2050. Visi jangka panjang ini mengajak institusi, bisnis dan masyarakat bekerja sama menghadirkan Eropa yang bebas emisi. Dirancang atas dasar kekhawatiran pemanasan global, kerusakan lingkungan, serta cuaca ekstrem yang mengancam manusia.
Secara bisnis tentu produsen otomotif khawatir pada kelangsungan hidupnya. Daimler mengatur kembali strategi jangka panjang mereka. Mengantisipasi pergerakan pasar otomotif dunia menuju elektrifikasi. Cepat atau lambat, posisi mesin konvensional tersingkirkan oleh EV yang ‘bersih’. (Krm/Odi)
Sumber: Auto Motor und Sport
Baca Juga: MPV Mewah Berjantung Elektrik Pertama di Dunia, Buatan Mercedes-Benz
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice